Pentingnya Sosialisasi Kurikulum Merdeka dengan Orangtua Siswa dan Komite Sekolah

Hari ini, sekolah tempat saya mengajar mengadakan sosialisasi berkenaan Kurikulum Merdeka. Ada enam rombel tahun ini yang melaksanakan Kurikulum Merdeka, yaitu kelas 1 dan kelas 4.

Untuk pelaksanaan Kurikulum belum sepenuhnya,, yang berjalan di tahun ajaran baru ini, yang melaksanakan baru kelas 1 dan 4. Untuk kelas 2, 3, 5 dan 6 masih menggunakan Kurikulum 2013.

Orang tua siswa kelas 4, menghadiri sosialisasi kurikulum merdeka (Dokpri)

Kurikulum Merdeka memang tergolong baru. Pertama kali, diluncurkan oleh Mendikbud Ristek, Nadiem Makarim secara daring, pada tanggal 11 Februari 2022. 

Baca juga: Penguatan Pramuka di Kurikulum Merdeka

Ada perubahan struktur mata pelajaran, dan cara proses pembelajaran yang di laksanakan di Kurikulum Merdeka. Karenanya, sekolah perlu mensosialisasikan perubahan struktur Kurikulum Merdeka, kepada orangtua siswa, dan komite sekolah. 

Apa itu Kurikulum Merdeka?

Dari tujuan dan maksud, Kurikulum Merdeka bertujuan untuk mengasah minat dan bakat anak sejak dini, dengan berfokus pada materi esensial, pengembangan karakter, dan kompetensi peserta didik.

Untuk pertama kalinya, sebelum dilaksanakan secara nasional di sekolah seluruh Indonesia, Kurikulum Merdeka dilakukan uji coba pada 2.500 sekolah penggerak. Selain itu juga dilaksanakan pada sekolah lainnya.

Menurut data Kemdikbud ristek, sampai saat ini, sekolah yang telah melaksanakan Kurikulum Merdeka sebanyak 143.265 sekolah. Dan akan terus bertambah, seiring dengan tahun ajaran 2022/2023 baik di jenjang PAUD, SD, SMP, hingga SMA.

Muatan dan Mata Pelajaran di Kurikulum Merdeka

Ada beberapa perubahan struktur mata pelajaran, di kurikulum merdeka dibandingkan dengan Kurikulum Merdeka. 

Baca juga: Menjadikan Diri Bagian dari Calon Guru Penggerak

Di Kurikulum Merdeka, di masukkannya projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), sebagai bagian pembelajaran.

Baca juga: Calon Guru Penggerak Angkatan 7 Sudah Pengumuman Hari Ini