Mohon tunggu...
Riduannor
Riduannor Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Citizen Journalism

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Diplomasi Meja Panjang dan Meja Pendek a la Putin

2 Juli 2022   18:44 Diperbarui: 4 Juli 2022   00:43 1752
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada hal yang menarik, di saat Presiden Rusia Vladimir Putin menjamu beberapa pemimpin negara dunia, di Istana Kremlin, Moskwa. Disediakannya sebuah meja, untuk melakukan pembicaraan, diantara keduanya. Bisa berupa meja yang panjang dan pendek yang membatasi.

Beberapa waktu yang lewat, Presiden Jokowi melakukan lawatan perdamaian, di dua negara yang sedang bertikai, yaitu Ukrania-Rusia. Presiden Jokowi, terlebih dahulu mengunjungi Volodymyr Zelensky di Istana Mariinsky yang terletak di Kyiv, ibu kota Ukrania.

Kemudian, dilanjutkan ke Moskwa, bertemu dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin. Sambutan Putin kepada presiden Jokowi sangat hangat dan bersahabat. Karena di mata Rusia dan Putin, Indonesia merupakan negara sahabatsejak di era kemerdekaan dan saat Rusia masih bernama Uni soviet.

Kebiasaan Putin menyambut tamunya yang datang di Istana Kremlin adalah disiapkannya sebuah meja yang panjang berukuran 6 meter. Sangat panjang sekali, bisa dibayangkan sebuah diplomasi dilakukan dengan jarak yang cukup lumayan jauhnya.

Kita bertanya-bertanya, bagaimana berbicara dengan jarak meja panjang yang sejauh 6 meter, tentu tidak bisa pelan. Apa harus berteriak atau mungkin ada hand speaker yang dipasangkan diantara mereka. Layaknya lagi berteleponan, semua hanya bisa menduga-duga.

Sebuah gambar, memang banyak menyampaikan pesan dan makna yang bisa ditafsirkan dan dianalisis macam-macam. Tapi semua itu yang hanya mereka yang terlibat pembicaraan yang tahu. Tapi memang terkesan, digambar dibatasi meja yang panjang, terasa tidak nyaman di sebuah diplomasi dua pemimpin negara dunia.

Tapi begitulah, diplomasi ala Putin, ketika bertemu dengan beberapa pemimpin negara dunia, diantaranya Olaf Scholz Kanselir Jerman dan saat bertemu Presiden Prancis, Emmanuel Macron.

Apa makna meja panjang di pertemuan Putin?

Pertemuan Emanuel macron, Presiden Prancis dan Vladimir Putin, presiden Rusia, di meja panjang (Kompas.com)
Pertemuan Emanuel macron, Presiden Prancis dan Vladimir Putin, presiden Rusia, di meja panjang (Kompas.com)

Ada yang mengaitkan makna panjang yang disiapkan di Istana Kremlin, saat Presiden Rusia tersebut bertemu dengan beberapa kepala negara dikarenakan pandemi covid-19. 

Namun, Renato, pembuat meja tersebut mengatakan, meja panjang tersebut dibuat 25 tahun yang lalu. Dibuat oleh seorang perajin asal italia, sekitar tahun 1990-an, dengan nilai jual rupiah saat ini sekitar Rp. 1,6 miliar. 

Itu artinya, meja panjang yang disiapkan, bukan dipesan khusus untuk menjaga jarak selama masa pandemi covid-19. Tapi memang disiapkan sejak dulu untuk menyambut tamu negara Presiden Rusia.

Memang meja panjang ala Putin bisa menyiratkan banyak arti dan berbagai kontraversi. Ada yang mengatakan, bahwa Putin sengaja memberi pesan "tidak ramah" kepada pemimpin negara yang tidak bersahabat dengannya. 

Bahkan, ada yang menganalisis dan berpendapat bahwa itu menyiratkan Putin sebagai seseorang yang jauh dan terisolasi, kata analisis politik independen Konstantin Kalachev. 

Apapun itu, diplomasi meja panjang ala Putin menimbulkan multi tafsir dan analisis yang berbeda, darimana sudut pandang dan kepentingan politik.

Namun, Kremlin menepis berbagai analisis dan pendapat tentang meja panjang tersebut. Menurutnya, para pemimpin dunia yang berkunjung ke Istana Kremlin menolak untuk menjalani tes Covid-19 setiba di Moskwa.

Tidak ada meja panjang buat Presiden Jokowi, mengapa?

Sangat berbeda ketika kunjungan lawatan perdamaian Presiden Indonesia, Jokowi ke Istana kremlin. Jokowi dan Putin duduk sangat berdekatan, hanya dibatasi meja kecil yang diatasnya ada sebuah bunga. Sambutan yang sama juga ketika Jokowi, berada di Istana Mariinsky, Kyiv Ukrania.

Tidak ada terlihat meja panjang, diantara keduanya. perbincangan diantara keduanya pun terkesan sangat cair. Bahkan Presiden Jokowi menyampaikan pesan khusus dari Presiden Ukrania kepada Putin.

Dimata Putin memang Indonesia adalah negara sahabat, sejak jaman Uni Soviet. Ada cerita sejarah yang panjang, hubungan baik antara Indonesia dan Rusia. 

Meja pendek, yang tersedia saat berdialog dan berdiskusi dengan Jokowi menyiratkan bahwa Putin, menganggap Indonesia sebagai mitra Rusia di Asia-Pasifik dan negara sahabat yang berkunjung untuk kedua kalinya. 

Selain membawa pesan perdamaian untuk Ukrania, kehadiran presiden Indonesia diantara kedua negara yang sedang bertikai tidak mempunyai kepentingan politik. Selain, semangat menciptakan perdamaian dunia, sesuai amanat pembukaan Undang-undang Dasar.

Apa yang dilakukan Indonesia dengan lawatan perdamaian Presiden Jokowi, memang tidak bisa langsung menghentikan perang secara serta merta, tapi paling tidak memberikan sebuah harapan, ada usaha dan ikhtiar. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun