Itu artinya, meja panjang yang disiapkan, bukan dipesan khusus untuk menjaga jarak selama masa pandemi covid-19. Tapi memang disiapkan sejak dulu untuk menyambut tamu negara Presiden Rusia.
Memang meja panjang ala Putin bisa menyiratkan banyak arti dan berbagai kontraversi. Ada yang mengatakan, bahwa Putin sengaja memberi pesan "tidak ramah" kepada pemimpin negara yang tidak bersahabat dengannya.Â
Bahkan, ada yang menganalisis dan berpendapat bahwa itu menyiratkan Putin sebagai seseorang yang jauh dan terisolasi, kata analisis politik independen Konstantin Kalachev.Â
Apapun itu, diplomasi meja panjang ala Putin menimbulkan multi tafsir dan analisis yang berbeda, darimana sudut pandang dan kepentingan politik.
Namun, Kremlin menepis berbagai analisis dan pendapat tentang meja panjang tersebut. Menurutnya, para pemimpin dunia yang berkunjung ke Istana Kremlin menolak untuk menjalani tes Covid-19 setiba di Moskwa.
Tidak ada meja panjang buat Presiden Jokowi, mengapa?
Sangat berbeda ketika kunjungan lawatan perdamaian Presiden Indonesia, Jokowi ke Istana kremlin. Jokowi dan Putin duduk sangat berdekatan, hanya dibatasi meja kecil yang diatasnya ada sebuah bunga. Sambutan yang sama juga ketika Jokowi, berada di Istana Mariinsky, Kyiv Ukrania.
Tidak ada terlihat meja panjang, diantara keduanya. perbincangan diantara keduanya pun terkesan sangat cair. Bahkan Presiden Jokowi menyampaikan pesan khusus dari Presiden Ukrania kepada Putin.
Dimata Putin memang Indonesia adalah negara sahabat, sejak jaman Uni Soviet. Ada cerita sejarah yang panjang, hubungan baik antara Indonesia dan Rusia.Â
Meja pendek, yang tersedia saat berdialog dan berdiskusi dengan Jokowi menyiratkan bahwa Putin, menganggap Indonesia sebagai mitra Rusia di Asia-Pasifik dan negara sahabat yang berkunjung untuk kedua kalinya.Â
Selain membawa pesan perdamaian untuk Ukrania, kehadiran presiden Indonesia diantara kedua negara yang sedang bertikai tidak mempunyai kepentingan politik. Selain, semangat menciptakan perdamaian dunia, sesuai amanat pembukaan Undang-undang Dasar.
Apa yang dilakukan Indonesia dengan lawatan perdamaian Presiden Jokowi, memang tidak bisa langsung menghentikan perang secara serta merta, tapi paling tidak memberikan sebuah harapan, ada usaha dan ikhtiar. (*)