Beberapa hari ini, media massa baik online maupun cetak dihebohkan, dengan aturan pemberlakuan tarif baru kunjungan wisatawan lokal yang akan diterapkan pemerintah.Â
Perbincangan di media sosial pun menjadi ramai. Hal ini dipicu dari aturan Menteri Koordinator bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut binsar Panjaitan yang akan mematok tarif masuk ke area stupa candi borobudur untuk turis lokal Rp. 750 ribu, dan turis manca negara US$ 100 (Rp. 1,4 juta).Â
Situs warisan dunia yang telah ditetapkan UNESCO sebagai tujuh keajaiban dunia, akan mengalami kenaikan tarif. Dan dinilai terlalu mahal. Dibalik tarif tersebut, Pemerintah bertujuan menjaga kondisi candi borobudur.
Kunjungan perharinya dibatasi maksimal 1.200 orang, dan setiap pengunjung harus menggunakan kaos kaki ketika berada di atas candi. Dan juga didampingi oleh seorang guide atau pemandu wisata yang bersertifikat dari Kementerian pendidikan dan kebudayaan dan hospitality dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.Â
Apa tidak terlalu ribet pakai Guide bersertifikat?
Tarif pemandu wisata candi Borobudur berkisar Rp.350 ribu. Pengunjung akan diantar berkeliling  2,5 jam. Selain itu juga mendapat sejumlah foto dari penyedia jasa.
Seorang pemandu wisata mengaku, hanya mendapatkan 1-2 wisatawan tiap akhir pekan. Kalau guide harus bersertifikat, dua instansi dari kementerian berbeda. Bagaimana guide yang tidak mempunyai sertifikat?, apa mereka akan kehilangan penghasilan dari turis yang biasa datang ke candi Borobudur.
Bergairahnya kunjungan wisatawan, setelah dua tahun terakhir tidak bisa bepergian ketempat wisata di karenakan pandemi covid-19, akan terhambat dan menjadikan stagnan wisata ke candi Borobudur. Orang akan berpikir dua kali untuk berkunjung kalau tiketnya terlalu mahal.
Turis lokal dari daerah, akan menghitung kembali  traveling ke Candi Borobudur. Karena sampai saat ini, tiket pesawat dari daerah yang berkunjung ke pulau jawa, juga masih mahal.Â
Akan terjadi pengeluaran berlipat, ketika berwisata ke luar daereah, seperti halnya traveling ke candi Borobudur. Misalnya saja dari Kalimantan timur, penerbangan Samarinda-Jakarta, harga termurah masih berkisar Rp.1.354.544 dan tertinggi mencapai Rp.1.984.613, sudah plus pajak.
Seorang teman, yang pernah berkunjung ke candi Borobudur tahun 2016, bercerita sekali kunjungan, bahkan sampai naik ke candi hanya mengeluarkan biaya Rp.25 ribu. Bisa dibayangkan, bagaimana kalau tarifnya Rp.750 ribu sekali kunjungan, untuk satu orang.Â
Kalau satu keluarga, berapa biaya yang harus di keluarkan buat naik ke candi borobudur, buat selfie-selfie, dan berpoto bersama keluarga buat kenangan. Bagi orang daerah, suatu kebanggaan, kalau bisa berkunjung dan pernah berpoto di Candi Borobudur.
Kalau hanya jalan-jalan dibawah, disekitar lokasi candi, dan tidak naik, rasanya ada yang kurang dari kegiatan wisatanya. Sekarang memang sudah zamannya, setiap bepergian, kemanapun ditempat wisata. Harus berpose, dan selfie ditempat yang dipavoritkan di sebuah situs wisata yang dikunjung, tak kecuali Candi Borobudur.
Semoga tarif kunjungan ke candi borobudur, bisa menggairahkan kunjungan pariwisata Indonesia. Dengan tarif yang masih standar dan bisa diterima dengan baik bagi para wisatawan daerah, yang berasal jauh dari pulau jawa. Misalnya Kalimantan, Sulawesi, dan bagian timur lainnya seperti Papua. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H