Saya terdiam, rupanya tidak ada satu pun yang ditawarkan membuat anak saya tertarik. Padahal jurusan-jurusan tersebut, mempunyai prospek ke depan dari segi pekerjaan merupakan favorit bagi anak-anak zaman saya dulu masih SMA.
Akhirnya, saya sebagai orangtua mendukung keinginannya masuk SMK komputer, dengan mengambil jurusan Multimedia.Â
Ternyata saya kaget juga, sambil sekolah dia bisa menghasilkan uang 3-5 juta per bulan dari hasil channel Youtube berbasis game. Atau membuat aplikasi, atau akun game yang dijual belikan secara online.
Bersama temannya, sering mengikuti lomba pembuatan film pendek, dan berbagai kegiatan berbasis sosmed online.Â
Sambil sekolah, sudah bisa membiayai belanja buat jajan di sekolah, dan keperluan lainnya, tanpa harus meminta uang dengan orangtua.
Memang zaman sudah berbeda
Sebagai orangtua kita tidak bisa lagi memaksakan kehendak sesuai dengan kemauan yang diinginkan orangtua. Seperti halnya kita dulu. Bila menolak kemauan orangtua, malah tidak di sekolahkan sama sekali.
Orangtua di zaman gen Z, hanya lebih bagus "Tut wuri handayani", memberikan dorongan dari belakang, memberikan dorongan dan arahan. Dan memberikan motivasi, untuk menekuni pilihannya supaya sukses di masa depan, tanpa harus mengikuti pilihan orangtua.
Langkah bijak, merupakan seni orangtua memahami karakter anak generasi Z
1. Pengawasan penggunaan media sosial: gen Z merupakan kelompok yang sangat masif menggunakan media sosial.Â
Orangtua terus memantau dan mengawasi perkembangan anak menggunakan media sosial agar tidak terpapar dampak negatif internet, dan berbagai paham radikalisme dan pornografi, maupun porno aksi.
2. Menjaga komunikasi yang baik dengan anak: Menjadikan anak sebagai teman dan sahabat, sehingga anak memiliki keterbukaan dengan orangtua ketika mereka buntu dalam menghadapi suatu masalah.