Mohon tunggu...
Riduannor
Riduannor Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Citizen Journalism

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pak Udin, Operator Sekolah Pinggir Kota

24 Mei 2022   20:20 Diperbarui: 24 Mei 2022   20:41 647
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : cnbcundonesia.com

Sebagai operator sekolah, pak udin menganggap pekerjaan yang ditekuni sekarang, layaknya sebagai sebuah profesi. Sudah 20 tahun, pak Udin mengabdikan diri di SD Negeri yang terletak di pinggir kota ini. Pak udin mengawali karirnya, dari seorang penjaga malam di sekolah, sekaligus petugas kebersihan.

Kepala Sekolah pun silih berganti. Sampai akhirnya Pak udin diminta oleh Kepala Sekolah menjadi stap Tata Usaha. Kebetulan Pak udin memang lulusan SMK jurusan Multimedia. Yang sehari-hari harus berurusan dengan komputer. 

Hanya saja keberuntungan belum berpihak kepada Pak udin. Beberapa kali mengikuti tes cpns mengisi formasi tenaga administrasi, tidak lulus. Memang secara khusus di SD tidak ada yang namanya Tata Usaha. Kalaupun lulus, Pak udin akan di tempatkan di SMP, atau di SMA yang mempunyai Kepala tata usaha, beserta stapnya.

Pak Anet, sebagai Kepala Sekolah baru, saat itu menawarkan menjadi Operator Sekolah kepada Pak Udin. Karena kebetulan sekolah belum mempunyai Operator sekolah yang mengelola beraneka data secara online. 

Tugas Pak Udin memang berat. Mulai dari mengelola data siswa ketika penerimaan peserta didik baru (PPDB), pengelolaan data pokok pendidikan (DAPODIK) yang memuat verifikasi dan validasi (Verval) data siswa, guru, dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), baik pusat maupun daerah, pengelolaan Sapras Sekolah, pengelolaan data tunjangan sertifikasi guru. Dan seabrek pekerjaan lainnya yang dibebankan ke pundak Pak udin.

 Sebagai operator sekolah dengan gaji tujuh ratus ribu rupiah perbulan, tidaklah mencukupi buat Pak udin sekeluarga. Untuk menambah pemasukan dapur, malam hari pak Udin menjadi penarik ojek Online (Ojol). Terkadang Pak Udin ikut dengan temannya memancing ke laut, atau ke suatu lokasi ikan tawar. Kemudian hasil tangkapan dijual, dijadikan uang buat kebutuhan keluarga. Selain sebagian, juga dimakan sendiri.

Syukur, kala guru sertifikasi cair tunjangannya, Pak udin mendapatkan sejumlah uang tanda terimakasih. Atau uang kopi, dan rokok, buat Pak Udin yang telah membantu meng-online-kan data bermalam-malam. Kerja borongan, dan lembur malam sudah biasa.

Kalau guru mengerti, Kepala Sekolah baik, seperti Pak Anet yang memberikan Pak udin paket data untuk online dirumah atau di sekolah, karena jaringan wifi belum sampai kesekolah. Hati pak udin senang gembira, mengerjakan data-data sekolah yang dikirim secara online. Karena Operator Sekolah berfungsi sebagai jantung sekolah. 

Layaknya tubuh kita, kalau organ jantung terganggu maka tubuh akan menjadi sakit. Begitu pula sekolah, kalau operator sekolah tidak efektif bekerja, maka pengiriman data-data sekolah secara online terganggu.

Berharap untuk diangkat sebagai ASN  ataupun PPPK, rasanya pintu sudah tertutup. Karena pemerintah membatasi pengangkatan tenaga administrasi. Yang diutamakan menjadikan guru, tenaga kesehatan, sebagai ASN PPPK. Pak udin hanya berharap ada keajaiban. Bisa diangkat menjadi ASN PPPK, untuk mencicipi gaji layaknya pegawai disisa masa kerja yang hanya 3 tahun lagi sudah 60 tahun.

Sebagai Operator Sekolah yang di seniorkan, karena umurnya sudah tua. Pak Udin tetap semangat, mengerjakan tugas-tugas operator sekolah yang begitu banyak. 

Pak udin tidak mau menyerah dengan keadaan. Mata yang lamur karena faktor usia, masih bisa dibantu kacamata. Karena ada isteri dan anak yang mengharapkan uang dari jerih payahnya buat keperluan hidup sehari-hari. 

Pak Udin sadar makin tahun, tugas operator sekolah makin berat. Realis aplikasi dapodik, tahun ketahun versinya bukan tambah mudah, tapi malah tambah sulit. Dalam pengisian pun harus hati-hati, karena semua data siswa terkoneksi dengan Disdukcapil untuk mengisi NIK, Nama, dan tempat tanggal lahir siswa.

Belum lagi verval ini, dan verval itu. Dulu ada namanya pengisian penjamin mutu pendidikan (PMP), yang terkoneksi dengan Dapodik sekolah. Ini juga membuat Pak Udin bekerja lebih ekstra di malam hari, karena pada jam-jam siang server tidak bisa di akses, karena jaringan eror disebabkan banyaknya operator sekolah yang akses.

Kadang pak udin di saat ngumpul sesama operator sekolah, menghadiri sosialisasi dapodik versi baru yang diadakan Dinas Pendidikan berharap adanya tunjangan operator sekolah layaknya guru yang mendapatkan tunjangan profesi.

Minimal ada perbaikan dari kesejahteraan gaji, yang dibayarkan menggunakan dana BOS pusat. Tapi itu hanya sebuah harapan. Dikabulkan syukur, tidak di kabulkan juga tidak masalah, paling tidak sudah didengar. Memang segala sesuatu berdasarkan aturan. 

*) Nama dan tempat hanya kebetulan, dan rekaan penulis.

     Samarinda, 24 Mei 2022.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun