Mohon tunggu...
Riduannor
Riduannor Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Citizen Journalism

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pak Udin, Operator Sekolah Pinggir Kota

24 Mei 2022   20:20 Diperbarui: 24 Mei 2022   20:41 647
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : cnbcundonesia.com

Berharap untuk diangkat sebagai ASN  ataupun PPPK, rasanya pintu sudah tertutup. Karena pemerintah membatasi pengangkatan tenaga administrasi. Yang diutamakan menjadikan guru, tenaga kesehatan, sebagai ASN PPPK. Pak udin hanya berharap ada keajaiban. Bisa diangkat menjadi ASN PPPK, untuk mencicipi gaji layaknya pegawai disisa masa kerja yang hanya 3 tahun lagi sudah 60 tahun.

Sebagai Operator Sekolah yang di seniorkan, karena umurnya sudah tua. Pak Udin tetap semangat, mengerjakan tugas-tugas operator sekolah yang begitu banyak. 

Pak udin tidak mau menyerah dengan keadaan. Mata yang lamur karena faktor usia, masih bisa dibantu kacamata. Karena ada isteri dan anak yang mengharapkan uang dari jerih payahnya buat keperluan hidup sehari-hari. 

Pak Udin sadar makin tahun, tugas operator sekolah makin berat. Realis aplikasi dapodik, tahun ketahun versinya bukan tambah mudah, tapi malah tambah sulit. Dalam pengisian pun harus hati-hati, karena semua data siswa terkoneksi dengan Disdukcapil untuk mengisi NIK, Nama, dan tempat tanggal lahir siswa.

Belum lagi verval ini, dan verval itu. Dulu ada namanya pengisian penjamin mutu pendidikan (PMP), yang terkoneksi dengan Dapodik sekolah. Ini juga membuat Pak Udin bekerja lebih ekstra di malam hari, karena pada jam-jam siang server tidak bisa di akses, karena jaringan eror disebabkan banyaknya operator sekolah yang akses.

Kadang pak udin di saat ngumpul sesama operator sekolah, menghadiri sosialisasi dapodik versi baru yang diadakan Dinas Pendidikan berharap adanya tunjangan operator sekolah layaknya guru yang mendapatkan tunjangan profesi.

Minimal ada perbaikan dari kesejahteraan gaji, yang dibayarkan menggunakan dana BOS pusat. Tapi itu hanya sebuah harapan. Dikabulkan syukur, tidak di kabulkan juga tidak masalah, paling tidak sudah didengar. Memang segala sesuatu berdasarkan aturan. 

*) Nama dan tempat hanya kebetulan, dan rekaan penulis.

     Samarinda, 24 Mei 2022.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun