Oleh Pak Jamiat, aku dikasih tau namanya, Ibu R. Dia titip salam, nanti kalau ke Ibukota Kabupaten, mampir kekantor Kakandep Kecamatan Pulau D. Aku sungguh tidak menyangka, gadis bermata sayu tersebut, hari-hari berikutnya sangat mengganggu tidurku. Banyak pertanyaan di dalam hatiku yang tidak bisa dijawab. Sampai selesai Ujian Nasional, dan kembali kekampung daerah transmigrasiku mengajar. Pikiranku tetap teringat dengan dirinya. Bullying, dikantorpun menjadi-jadi.Â
"Tunggu apa lagi, nanti nyesal kalau tidak cepat ketemu dikakandep Kecamatan Pulau. D, gak usah kembali ke Samarinda liburan," saran pak jamiat.
"Iya Pak, nanti saya mampir kesana, dan ketemu dengan ibu R," jawabku bersemangat.
Antologi cerpen, Samarinda, 12 Mei 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H