Dalam 2 tahun terakhir, kegiatan pramuka di Sekolah menjadi vakum dan tidak ada aktivitas belajar tatap muka sama sekali disebabkan pandemi covid-19. Kegiatan yang bersifat latihan, penguasaan dasar-dasar kepramukaan yang diberikan  pembina dilapangan semua terhenti. Perkemahan, kegiatan alam, permainan ketangkasan dan mandiri pun hampir tidak pernah dilakukan lagi. Memang selama pandemi covid-19, hampir semua kegiatan yang sifatnya ekstrakurikuler tidak bisa dilaksanakan.
Dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Gerakan Pramuka 2022 yang diadakan di Cibubur, Jakarta pada Kamis 31 Maret 2022, Kak Nadiem Anwar Makarim (Mendikbud Ristek) dalam sambutan virtualnya memberikan masukan kepada Pimpinan Pramuka tingkat nasional dan daerah secara virtual mengatakan " Kegiatan kepramukaan di Sekolah sangat mendukung pendidikan karakter yang saat ini mengedepankan kurikulum merdeka dan assesmen nasional. Semua aktivitas kepramukaan berlandaskan dengan semangat gotong royong, tenggang rasa, toleransi dan kreativitas, sangat sejalan dengan profil belajar Pancasila" (Dikutip dari amanat yang disampaikan Mendikbud Ristek melalui chanel youtube Kwarnas Gerakan Pramuka).
Disekolah Pramuka sudah menjadi ekstrakurikuler wajib. Hal ini tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 63 Tahun 2014 tentang Kependidikan Kepramukaan sebagai Ekstrakurikulum wajib pada Pendidikan dasar dan menengah. Dan implementasi Kurikulum merdeka memberikan ruang penguatan karakter pada kegiatan Pramuka tersebut. Sehingga krisis belajar yang telah lama dihadapi, dan menjadi semakin parah karena pandemi dapat diatasi dan adanya peningkatan kemampuan kualitas belajar, penguatan karakter siswa.
Pramuka merupakan bagian penguatan model aktualisasi, yaitu berupa bentuk penerapan sikap dan keterampilan yang dipelajari didalam kelas yang dilaksanakan secara rutin, terjadwal, dan diberikan penilaian formal. Proses awalnya adalah guru-guru mata pelajaran, guru kelas, melakukan identifikasi muatan pembelajaran apa yang akan diaktualisasikan ke dalam kegiatan kepramukaan. Sebagai contoh model aktualisasi dalam kepramukaan adalah kegiatan orienteering. Orienteering adalah olahraga menemukan sejumlah lokasi di medan sebenarnya dengan menggunakan peta dan kompas. Kegiatan ini tentunya memuat beberapa ilmu yang didapat oleh siswa di dalam kelas seperti muatan pelajaran IPS, IPA, dan juga bahasa Indonesia.
Selain itu muatan pelajaran yang dapat diaktualisasikan diantaranya adalah :
- Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Â yaitu membedakan ciri-ciri tumbuhan
- Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Â dengan cara berdiskusi dengan sesama teman
- Bahasa Indonesia dengan cara menuliskan laporan observasi
- Matematika dengan cara mengukur dan mendata tumbuhan
- Agama dengan cara mensyukuri nikmat Tuhan dan segala karunianya yang diberikan kepada makhluk dan segala alam ciptaannya
- Seni Budaya dan Kesenian (SBK), dengan bentuk menggambarkan tumbuhan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H