Sebenarnya para ahli pun tampaknya masih mengalami kesulitan untuk mencari rumusan yang komprehensif tentang kecerdasan. Dalam rentang waktu dan sejarah panjang, mereka kini merumuskan secara umum kecerdasan menjadi tiga macam, IQ, EQ, dan SQ.
Mengapa para ahli membagi kecerdasan menjadi tiga macam?
Pada perkembangan sebelumnya manusia pernah sangat mengagungkan kemampuan otak dan daya nalar (IQ). Kemampuan berfikir dianggap sebagai primadona, sementara potensi diri yang lain dimarginalkan (dikesampingkan).
Pola pikir dan cara pandang yang demikian telah melahirkan manusia terdidik dengan otak yang cerdas tetapi sikap, perilaku dan pola hidup sangat kontras dan kemampuan intelektualnya. Banyak orang yang cerdas secara akademik, tetapi gagal dalam pekerjaan dan kehidupan sosialnya.
Fenomena tersebut telah menyadarkan para pakar, bahwa kesuksesan seseorang tidak hanya ditentukan oleh kemampuan otak dan daya pikir semata, ada yang salah dalam pola pembangunan sumber daya manusia (SDM) selama ini, yakni terlalu mengedepankan IQ, dengan mengabaikan EQ dan SQ.
Dokumen Penulis
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H