Mohon tunggu...
Irfan Ansori
Irfan Ansori Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Berkah Bagi Masa Depan Anak Indonesia

24 Juli 2015   20:35 Diperbarui: 24 Juli 2015   20:40 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kemudian, kendala yang paling mendesak agar segera secara cepat mendapatkan sumbangan dana, adalah kebutuhan lapangan yang cukup luas. Seiring dengan bertambahnya anggota dalam Gerakan ini, kendala lahan pun tidak luput dari perhatian, terutama pada pengelolaan desa yang sudah menjurus kepada daerah perkotaan, sangat sulit mendapatkan lapangan yang cukup luas untuk bermain anak-anak.

Panitia harus bekerjasama untuk menggunakan fasilitas lapangan umum dengan syarat membayar yang kebersihan. Tentunya, karena gerakan ini masih bersifat non-profit sehingga beberapa waktu ini mereka harus memutar otak kembali untuk sirkulasi tersebut. Mereka tidak mungkin untuk menarik iuran dari anak-anak karena itu akan menurunkan antusias mereka. Namun, mereka pun tidak selamanya bisa menalangi dana tersebut.

Oleh karena itu, kami di sini sangat tergerak untuk dapat membantu kelancaran Gerakan Anak Indonesia, Menjemput Imajinasi Desa ini. Demi terpecahkannya solusi dana tersebut, maka kami berniat untuk menjual sepeda kami dengan ID 132764638, yang akan kiranya laku sekitar Rp.500.000,-. Hasil dari penjualan tersebut akan kami sumbangkan kepada mereka agar mereka memiliki modal untuk dapat melanjutkan program tersebut, secara minimal adalah 3-4 bulan ke depan.

Kami tidak bisa membayangkan jika program ini harus berhenti. Karena program ini akan menuai hasil jangka panjang yang sangat baik. Jika diberhentikan, maka kita harus mengulang kembali dan sangat sulit kiranya untuk menebus dosa tersebut. Kami sangat ingin anak-anak Indonesia paham dengan berbagai seluk-beluk identitas kebudayaannya, bukan hanya sekedar meniru dari berbagai media massa yang terkadang sangat menjerumuskan. Oleh karena itu, saya merasa harus berperan untuk program ini, terutama saya mengenal baik beberapa aktivis mahasiswa yang menjalankan program ini.

Sekali lagi, bahwa program ini merupakan program jangka panjang. Keberkahan yang akan dituai merupakan hasil yang sangat memuaskan. Bekas jadi berkah sangat tepat kiranya untuk dapat diaplikasikan dalam gagasan program ini. Beberapa yang bisa kami sumbangkan untuk hal ini merupakan niat awal kami untuk dapat membantu prkembangan program ini, juga dengan ikut mengkampanyekan gerakan menjadi berkah. Kami pun akan memberi masukan kepada pengelola program ini agar menjadikan gerakan bekas jadi berkah ini menjadi acuan dan mekanisme kerja mereka agar mendapatkan sirkulasi keuangan yang mencukup, karena program ini akan berkembang dengan cepat dan sukses.

Sumbangan berapa besarnya pun kiranya dapat sangat membantu kelancaran program ini, mengingat memang kita harus mensupport secara penuh gerakan yang didukung dan digerakan oleh mahasisawa ini. Keberkahan telah menanti, bagaimana kita akan melihat anak-anak Indonesia lahir dan bertumbuh menjadi dirinya sendiri. Anak-anak Indonesia mampu menalar berbagai kekayaan budaya yang dimilikinya, tidak kemudian merasa infeior dengan negara lain. Itulah sebenanrya yang bangsa ini butuhkan dari kaum muda atau generasi Indonesia mendatang.

Generasi yang paham akan Indonesia pasti akan memberikan berkah yang lebih banyak lagi kepada masyarakat, terutama misalkan jika kelak mereka akan menjadi seorang pemimpin, maka mereka akan menggunakan imajinasi-imajinasi masa lalu untuk dapat mengaplikasikan berbagai program yang akan dijalankannya, terutama berkaitan dengan budaya bangsa. Sekali lagi, mohon maaf jika kesannya ini harus diulang-ulang karena memang saya benar-benar ingin berkontribusi dalam gerakan yang sangat baik ini, bahwa program ini adalah program jangka panjang. Mungkin memang efeknya hanya baru sebagian kecil dari wilayah Indonesia, namun patut kita ingat tentunya, bahwa Sukarno pun sebagai proklamator Indonesia berujar, Indonesia butuh sepuluh pemuda untuk dapat mengguncangkan dunia. Tentunya pemuda bukan asal pemuda, melainkan pemuda yang telah mengerti dan paham akan kekayaan bangsanya, serta mampu berbuat untuk menjaga hal tersebut.

Permasalahan Fundamental

Tidak banyak yang bisa kita lakukan saat ini. Kita perlu kembali memetakan berabagai permasalahan bangsa. Bahkan kita hampir luput dengan fakta-fakta yang menunjukan bahwa sebenarnya masalah paling krusial dan fundamental di Indonesia adalah mentalitas para generasi penerusnya. Apalah dikata, jika ternyata para generasi penerus Indonesia, tidak merasa bangga dengan negaranya sendiri bahkan tidak mengerti identitas kebangsaannya.

‘Gerakan Anak Indonesia, Menjemput Imajinasi Desa’ adalah cara yang patut diapresiasi. Bentuk kepedulian para mahasiswa tentang masa depan anak-anak saat ini. Peran pemerintah dan berbagai elemen masyarakat lain patut dinanti. Kita tentu tidak ingin menyakiskan Indonesia mati. Kita selalu ingin menyaksikan Indonesia sebagai bangsa yang bermartabat dan berdikari. Semua dapat kita bangun dan atasi, jika kita menjadi manusia-manusia yang peduli. Paling tidak untuk sekedar keluarga pribadi. Mari kita mulai dari diri kita sendiri.

*Note: Sebenarnya untuk melengkapi tulisan dalam blog ini kami memiliki beberapa gambar namun kiranya kami memiliki kendala sehingga entah kenapa tidak berhasil. Mohon dimaklumi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun