Krisis Identitas
Mereka terlampau terpesona dengan Barat sehingga kesilauan tersebut menjadikan mereka mengambil secara taken for granted pemikiran-pemikiran dari mereka. Para aktivis toleran-pluralis menjadi krisis identitas. Mereka menganggap Baratlah nantinya yang akan memiliki kontruksi agar mereka mendapatkan legitimasi gelar seperti intelektual, cendekiawan, pahlawan perdamaian, dan istilah-istilah ngeri lainnya.
Juga dengan meniru dari Barat, maka tulisan-tulisan mereka akan berbau-bau ilmiah dan istilah ngeri lainnya, nihilisme, dekonstruksi, rekonstruksi, deradikalisasi, de-de lainnya lah—silahkan disurvei sendiri dalam tulisan-tulisan mereka.
Mungkin niatnya juga, mereka ingin mengimpor pemikiran tersebut ke Indonesia, karena nyatanya di sana berhasil menciptakan peradaban yang maju. Kita hargai langkah tersebut, meski pada kenyataannya akan selalu berbenturan dengan umat. Saya tegaskan saat ini. Saya lebih memilih untuk membela umat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H