Mohon tunggu...
Blogger Kompasiana Reenactor
Blogger Kompasiana Reenactor Mohon Tunggu... Administrasi - Akun Official BKR - Blogger Kompasiana Reenactor

Akun Official BKR - Blogger Kompasiana Reenactor

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Liputan Kegiatan Reenactor Ngalam Februari-Maret 2019

18 Maret 2019   12:53 Diperbarui: 18 Maret 2019   13:07 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokpri-Kunjungan 5 Februari 2019 ke Monumen PETA Blitar

Sebenarnya bukan Gatot Mangkupradja saja yang ingin membantu Jepang menyiapkan diri menghadapi perang di perairan Pasifik. Ada banyak orang-orang cerdas di Hindia Belanda yang saat itu ingin menggerakkan masyarakat namun tidak berdaya karena selama Belanda memerintah, perizinan organisasi sangat rumit. Bahkan mungkin nyawa pendiri organisasi dapat terancam jika tetap nekad mengoperasikan organisasinya.

Tujuan

Tujuan utama pendirian PETA memang tidak semata-mata untuk menyiapkan Indonesia merdeka. Para pemuda dan laki-laki dewasa dilatih fisiknya dengan cukup keras. Mereka dipersiapkan sebagai prajurit perang yang akan melengkapi kekurangan armada perang Jepang menghadapi sebuah perang Besar. Dikhawatirkan oleh Jepang, Amerika Serikat mencari sekutu baru hingga kekuatannya berkali lipat lebih besar. Dengan armada Amerika yang kuat dan kecanggihan peralatannya terus diperbaharui, tidak mungkin Jepang dapat bertahan tanpa tambahan prajurit yang siap dikorbankan.

Namun di sisi lain, Jepang mendidik anggota PETA untuk mencintai tanah airnya sendiri. Dikatakannya bahwa latihan yang dilakukan tersebut akan bermanfaat untuk melindungi tanah air Indonesia suatu hari nanti ketika Indonesia terancam diserang negara lain. Masih banyak negara luar yang menginginkan Indonesia menjadi negara koloninya lagi. Tanah yang subur, masyarakat ramah dan masih bodoh menjadikan Indonesia sebagai lahan investasi yang amat menjanjikan.

Keanggotaan

Keanggotaan PETA terdiri dari para pemuda berbagai tingkatan. Rata-rata anggotanya merupakan seorang pelajar yang telah menyadari arti pentingnya kemerdekaan. Oleh karenanya mereka tetap rajin berlatih militer meskipun sudah merencanakan pembalikan gerakan organisasi. Mereka yang berjiwa muda ini sudah mengatur strategi untuk meraih kemerdekaan Indonesia sendiri melalui organisasi PETA.

Para anggota PETA memang disiapkan untuk menjadi tentara Jepang. Sayangnya, pihak Jepang tidak memberikan ketegasan akan status prajuritnya. Saat PETA masih aktif beroperasi, nama-nama seperti Jenderal Besar Soedirman dan Letnan Jenderal Soeharto menjadi nama kenangan yang pernah ikut mewarnai PETA. Mereka tahu posisi mereka hanya ditempatkan sebagai cadangan prajurit saja. Jadi mereka bukan pasukan resmi Jepang yang mendapat juga tunjangan keprajuritan.

Sama halnya dengan organisasi militer lainnya. Untuk mencapai suatu tujuan besar, tahap yang dilaksanakan harus sudah tersusun rapi dengan rencana yang matang. Termasuk pula struktur organisasi dan keanggotaannya. Tujuan kejelasan ini adalah memudahkan pendistribusian tugas bagi para anggota dan petinggi organisasi. Sehingga organisasi dapat berjalan dengan seimbang. Berikut urutan hirarkis jabatan dalam PETA.

1.   Daidanco : Hanya orang-orang yang memang sebelumnya pernah memiliki pangkatlah yang dapat menduduki posisi komandan batalyon ini. Mereka yaitu para pejabat birokrasi, pemuka agama, para penegak di dunia hukum, dan abdi negara resmi lainnya.

2.   Cudanco : Sedikit lebih rendah dari Daidanco. Cudanco diperbolehkan ditempati oleh para guru dan juru tulis yang memang mendedikasikan hidupnya demi dunia pendidikan yang lebih baik. Mereka boleh memimpin sebuah kompi.

3.   Shodanco : Hanyalah pelajar yang pernah merasakan bangku sekolah menengah tingkat pertama atas saja yang berhak memimpin suatu peleton.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun