Mohon tunggu...
bllclaudy
bllclaudy Mohon Tunggu... Pelajar

Saya seorang mahasiswa yang akan membagikan puisi/tulisan saya disini. Untuk keseharian bisa dilihat di IG saya @billaclaudya. thank youuu.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

(Puisi) Sajak Lelucon Masyarakat

23 September 2024   20:40 Diperbarui: 23 September 2024   21:17 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Payung hitam

Payung putih

Payung teduh

Baca juga: (Puisi) Lahan

Sedang didengarnya

Rintik-rintik

Menggelitik

Baca juga: Puisi Kami

Berpapasan bagai angin dengan badan

 

Bodyguard selalu dibelakang

Baca juga: Maafkan

Menjaga agar terhindar dari sengkuni dunia

Bergesekan tapi kau hiraukan

Foto lawas terpampang di area kota

Berlaga petantang-petenteng

Dengan kelap kelip lampu yang ada di depan mata

 

Aku dibelakang salah

Aku didepan pun salah

Siapakah sengkuni itu?

Aku atau kau?

Akhirnya aku di belakang saja walau kau suruh aku didepan

 

Tembok putih serta pagar hitam

Jalanan kotak-kotak

Mengapa kotak-kotak? Kenapa tidak bulat atau segitiga?

Jawablah ndoro, aku tidak bisa menjawabnya

Karena aku bawahanmu

Kau yang punya ilmu tinggi

Sedang aku hanya punya ilmu dibawah mata kaki

 

Memakai kacamata hitam

Di malam hari

Apakah terlihat jalan yang penuh ranjau itu?

Oh tuhan, inikah yang dinamakan lelucon kota

 

Ini namanya guyon

Ahh, sama saja itu lelucon

Melihat orang menggoes hidup dimalam hari saja

Tidak ada rasa kasihannya

Oh tuhan, inikah yang dinamakan lelucon kota.

 

Sebagai warga sipil

Yang kadang disentil

Aku tidak bisa apa apa

Aku hanya bisa nurut dengan ndoro ku saja

Sesekali ber-guyon masyarakat dengan ndoro

Itu sangat menyenangkan

Sampai terlihat ia tertekan dengan guyon masyarakatku

Yang biasanya ia selalu ber-guyon kota

 

Diselimuti kenikmatan

Oh tuhan, inikah yang dinamakan lelucon kota?

Jawablah tuhan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun