Aksi damai ini dimulai pada pukul 10.30 Wita waktu setempat di Monumen Perjuangan Rakyat Bali Bajra Sandhi Renon. Sebanyak 3000 partisipan hadir dalam acara tersebut. Acara dimulai dengan menghaturkan "pebiakala". hal tersebut dilakukan untuk memulai suatu acara yg sakral. selanjutnya dikuti oleh acara "Ida Betara Napak Pertiwi" yg di iringi oleh gamelan khas Bali.
Selanjutnya baru menuju kepuncak acara yaitu penyampaian orasi yg dilakukan oleh ketua forum Taksu Bali Dwipa yg isinya menuntut PHDI untuk membubarkan aliran Hare Khrisna di Bali, yg di mana tersebut sudah membuat ketidaknyamanan karena aliran tersebut tidak memenuhi filosofi Hindu Bali.
Setelan penyampaian orasi dilanjutkan dengan pementasan Calonarang, pementasan ini juga memperlihatkan adegan adegn khas Bali yg sangat magis  seperti sebanyak 30 orang watangan matah yg di tampilkan. ini merupakan tradisi bali yg harus di jaga dan dilestarikan.
Setelah tegang itu untuk meredam suasana tegang dan magis diadakanlah tarian khas remaja bali yaitu "joged bumbung". Tarian tersebut sangat populer di bali yg dimana tarian tersebut merupakan tarian hiburan yg menceritakan kehidupan kebahagian remaja bali. setelah acara tersebut dlanjutkan dengan penyampaian orasi dari masing masing ketua forum yg di naungi oleh Taksu Bali.
Hal yg sama di ungkapkan yaitu agar aliran Hare Khrisna hengkang dari bali. acara tersebut ditutup dengan pementasan calonarang yg disertai dengan gamelan bali. ribuan masa tersebut meninggalkan tempat pada pukul 15.30 Wita. dan beberapa perwakilan dari Taksu Bali langsung menuju kantor PHDI Bali guna menyampaikan pendapat mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H