Tahun lalu Newmont meluncurkan program paket SWP (sustainable workforce program) dalam rangka menciutkan anggaran dengan merampingkan struktur ketenagakerjaan, karyawan dinonaktifkan dengan paket istimewa (terutama bagi paket pensiun dan paket karyawan yang posisinya dihapus pada chart organization). Pertengahan tahun ini kembali akan meluncurkan program sebut saja namanya Waiver, sebuah program kesepakatan karyawan untuk di-standby-kan di rumah dan diciutkan gaji perbulannya selama masa krisis pembatasan ekspor hasil produksi.
Untuk yang kedua kalinya karyawan yang harus merasakan dampak kebijakan negara menerapkan UU Minerba dan Bea Keluar. Newmont akan menghentikan operasi tambang, beberapa pekerjaan ringan seperti pemeliharaan dan perawatan masih harus dilanjutkan agar sewaktu-waktu jika keadaan membaik, Newmont siap langsung beroperasi.
Namun pekerjaan ringan itu cukup dikerjakan oleh 20% dari 4000 karyawan saat ini dan sisanya di-standby-kan. Artinya tidak ada pemutusan hubungan kerja, namun untuk menghemat biaya, karyawan stand by di rumah masing-masing. Karyawan yang berstatus stand by masih layak menerima gaji yang sudah dipotong sesuai aturan yang disepakati dan sewaktu-waktu akan dipanggil kembali bekerja jika keadaan sudah normal kembali.
Pertanyaanya adalah sampai kapan keadaan ini akan diderita oleh ribuan karyawan dan keluarganya?
Banyak kesulitan yang akan muncul selama keadaan ini berlangsung, seperti utang piutang pribadi karyawan akan menjadi beban berat masing-masing, beban sosial di masyarakat ketika karyawan harus berdiam diri di rumah dalam waktu yang belum tentu, mencari pekerjaan lain belum bisa karena masih terikat kerja dengan Newmont, mencari celah-celah bisnis kecil kelas rumahan akan menjadi pilihan manarik.
Penomena itu akan berlangsung pada waktu yang tidak dapat dihitung, semua masih belum pasti. Solusi terbaik antara Newmont dan pemerintah masih sangat diharapkan segera didapat agar keadaan itu dapat dihindari dan kalau pun harus terjadi setidaknya tidak dalam waktu yang lama dan berlarut-larut yang kiranya akan dapat menimbulkan akibat lainnya yang lebih parah.
BO
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H