Mohon tunggu...
Blasius P. Purwa Atmaja
Blasius P. Purwa Atmaja Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan dan Pembelajar

Staf Pengajar di Yayasan TNH Kota Mojokerto. Kepala Sekolah SMP Taruna Nusa Harapan Kota Mojokerto. Kontributor Penulis Buku: Belajar Tanpa Jeda. Sedang membentuk Ritual Menulis. Email: blasius.tnh@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Belajar tentang Peran dan Jasa Guru dari Kaisar Hirohito

25 November 2023   22:49 Diperbarui: 25 November 2023   23:20 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada peringatan Hari Guru Nasional Tahun 2023 ini, saya didaulat menjadi pembina upacara untuk warga SMP dan SMA Taruna Nusa Harapan Kota Mojokerto. Sehari sebelum upacara, terbersit cerita Kaisar Hirohito yang bertanya tentang jumlah guru saat Hisoshima dan Nagasaki dibom. Itulah yang saya sampaikan dalam amanat saya. Ceritanya berikut ini.

Ada satu cerita menarik yang menjadi pemicu kemajuan negara Jepang. Tatkala Kaisar Hirohito mendengar kabar bahwa Hiroshima dan Nagasaki luluh lantak akibat bom atom, reaksi spontan beliau adalah bertanya, "Berapa jumlah guru yang masih tersisa?"

Pertanyaan tentang jumlah guru yang tersisa tersebut membuat para perwira perang bertanya-tanya. Hal ini karena dalam keadaan negara menderita kekalahan seharusnya pertanyaan tentang kondisi armada militer lebih penting ditanyakan daripada berapa jumlah guru yang masih tersisa.

Akan tetapi, latar belakang di balik pertanyaan tersebutlah yang layak menjadi contoh bagi semua negara bila mereka ingin maju. Kaisar Hirohito berpikir bahwa Jepang telah jatuh. Kejatuhan ini karena kurangnya Jepang dalam belajar tentang ilmu perang dan persenjataan, termasuk belajar tentang bom atom.

Kaisar Hirohito yakin bahwa di tangan para gurulah, Jepang masih bisa bangkit kembali dari keterpurukan dan berubah menjadi negara maju. Gurulah yang bisa membangkitkan kembali semangat dan karakter untuk sukses dan maju.

Dari kisah tersebut kita dapat memetik pelajaran tentang pentingnya peran guru dan juga pentingnya kegiatan belajar.  Guru memegang peranan yang sangat penting dalam kemajuan sebuah bangsa, terutama dalam pembentukan karakter. Penanaman karakter, motivasi, dan semangat belajar tidak bisa tergantikan oleh mesin. 

Kita semua (yang pernah mengenyam pendidikan) tidak ada satu pun yang bisa lepas dari peran dan jasa seorang guru. Dalam rangka memperingati Hari Guru Nasional ini, marilah kita sekarang kembali ke ingatan masa lalu sejak usia TK atau SD hingga sekarang atau saat di perguruan tinggi. Kita pasti bisa mengingat kembali sebagian atau seluruh guru atau dosen yang pernah mendidik, membimbing, mengajar, dan mendampingi kita.

Namun demikian, pernahkan kita secara khusus mengucapkan terima kasih atas jasa-jasa mereka? Atau paling tidak, jika tidak bisa bertemu secara langsung,  pernahkah kita menyelipkan nama-nama mereka dalam untaian doa-doa kita? Jika belum, marilah kita mulai dari sekarang.

Guru tidak pernah mengharapkan hal-hal yang sifatnya bendawi atau material sebagai ucapan terima kasih. Sekedar sapaan nama, ucapan selamat pagi, atau cerita sukses yang kita bagi kepada mereka sudah merupakan sumber kebahagiaan tak terkira dan menjadi sumber cerita kebanggaan yang tak ada habisnya kepada sanak famili.

 

Guru Harus Terus Bergerak dan Bertransformasi

 

Seiring dengan perkembangan zaman yang mengalami perubahan cepat, para guru kini dituntut untuk pandai beradaptasi, segera bertransformasi demi kemajuan pendidikan. Mereka harus selalu belajar hal-hal baru untuk memenuhi tuntutan profesinya.

Namun demikian, guru bukanlah satu-satunya aktor yang bisa jadi jagoan untuk segalanya. Untuk memajukan pendidikan di sekolah, guru butuh dukungan dari berbagai pihak baik itu dukungan pemerintah atau yayasan sebagai penyelenggara pendidikan, keterlibatan orang tua atau wali murid, dan yang tak kalah pentingnya adalah niat dan keteguhan hati dari para murid untuk selalu belajar.

Marilah peringatan Hari Guru Nasional tahun ini kita jadikan momentum untuk mengingat kembali jasa-jasa guru kita dan mendoakan para guru agar bisa menjadi penggerak dan pelopor transformasi perubahan demi kemajuan pendidikan di Indonesia.

Saya berharap semoga tulisan yang pada mulanya merupakan sambutan saya dalam peringatan Hari Guru Nasional Tahun 2023 ini bisa menjadi bahan renungan bagi kita untuk menyadari tugas dan tanggung jawab kita masing-masing di tengah-tengah kehidupan keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa, dan negara.

Dalam amanat tersebut saya juga menyampaikan pantun. Berikut ini pantunnya.

Es Degan Ijo dikasih susu

Kalau masih kurang enak ditambah keju

Melalui transformasi guru

Wujudkan Indonesia maju

 

Kakek nenek bergandeng tangan

Berjalan membawa balon berpita

Meskipun tak seberapa dalam hitungan

Jangan pernah lupakan jasa guru kita

 

Buah durian buah selasih

Cukup sekian terima kasih

 

Selamat Hari Guru Nasional dan Selamat Ulang Tahun ke-78 PGRI.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun