Mohon tunggu...
Blasius P. Purwa Atmaja
Blasius P. Purwa Atmaja Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan dan Pembelajar

Staf Pengajar di Yayasan TNH Kota Mojokerto. Kepala Sekolah SMP Taruna Nusa Harapan Kota Mojokerto. Kontributor Penulis Buku: Belajar Tanpa Jeda. Sedang membentuk Ritual Menulis. Email: blasius.tnh@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Yang Masih Gamang dalam Memimpin Sekolah, Baca Ini

16 Februari 2023   22:00 Diperbarui: 16 Februari 2023   22:05 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: https://www.mas-software.com/

Dipercaya sebagai seorang pemimpin sekolah atau minimal pemimpin pembelajaran bukan hal yang mudah dan remeh. Kepercayaan itu menyangkut masa depan banyak orang, terutama para murid. Memimpin dengan cara sembarangan sama saja dengan menghancurkan masa depan orang-orang yang dipimpin.

Mengingat pentingnya peran seorang pemimpin tersebut, dalam melaksanakan tugasnya seorang pemimpin sekolah atau kepala sekolah perlu menguasai konsep-konsep dalam pengambilan keputusan. Sesuai dengan semboyan Ki Hajar Dewantara, ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karso, tutwuri handayani, seorang pemimpin sekolah harus bisa memberi teladan, membangun semangat, dan mendorong orang-orang yang dipimpinnya. Dasar filosofis dari Ki Hajar tersebut sudah sangat komplit memberi panduan, meski dirumuskan dalam kalimat yang singkat.

Untuk bisa memberi teladan dan dorongan bagi orang lain, seorang pemimpin harus memiliki sikap, tindakan, dan keputusan yang didasari oleh nilai-nilai yang dianut dan diyakini. Nilai-nilai yang diyakini seseorang akan tercermin di dalam tingkah lakunya. Misalnya orang yang mementingkan uang, dalam kesehariannya akan tampak dalam perilakunya yang selalu berorientasi dan menghubungkan segala sesuatu dengan uang. Dengan demikian, keputusan yang diambil seorang pemimpin sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai kebajikan yang dianut dan diyakini. Penting bagi kita untuk menanamkan nilai-nilai kebajikan tersebut bukan hanya untuk guru melainkan juga untuk murid-murid kita.

Sebagai seorang pemimpin pembelajaran atau pemimpin di sekolah, kita akan dihadapkan pada permasalahan yang kita hadapi sendiri maupun yang dihadapi oleh orang lain. Ketika sebuah masalah dihadapi oleh orang lain dalam tim, kita bisa membantunya mengambil keputusan dengan coaching. Melalui proses coaching kita membimbing coachee untuk menemukan akar masalah dan solusinya. Jika solusi itu disimpulkan dan ditemukan sendiri oleh coachee, implementasinya akan lebih terjamin karena niat penerapan solusi itu datang dari dalam dirinya.

Demikian pula sebaliknya jika kita yang menghadapi masalah, kita bisa minta bantuan orang lain yang merupakan panutan atau orang yang kita percaya untuk melakukan coaching terhadap kita. Mengapa perlu bantuan orang lain? Kalau kita melihat diri sendiri biasanya kurang bisa objektif. Lain halnya jika orang lain yang melihat permasalahan yang kita hadapi, mereka akan bisa bersikap objektif karena ada jarak antara dia dengan permasalahan yang kita hadapi. Itu pentingnya coaching dalam membantu kita membuat keputusan, baik untuk diri kita sendiri maupun untuk orang lain.

Aspek lain yang turut berperan dalam pengambilan keputusan adalah kemampuan seorang pemimpin mengendalikan emosinya yang merupakan bagian kompetensi sosial emosional. Kematangan dalam kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, pengambilan keputusan yang bertanggung jawab, semuanya itu, sangat berpengaruh dalam pengambilan keputusan berdasarkan nilai-nilai kebajikan.

Kematangan dalam kompetensi sosial emosional akan berpengaruh besar dalam pengambilan keputusan. Keputusan yang diambil dengan kehati-hatian dan tidak diliputi kondisi emosional akan jauh minim risiko dibandingkan dengan keputusan yang dibuat dalam ketergesa-gesaan.

Karena sekolah merupakan lembaga tempat nilai-nilai kebajikan ditanamkan, segala keputusan dan tindakan yang diambil oleh pemimpinnya harus mencerminkan implementasi dari nilai-nilai kebajikan yang dijunjung tinggi oleh sekolah tersebut. Sudah selayaknya seorang pemimpin sekolah mengambil keputusan yang selaras dengan norma, moral, dan nilai-nilai kebajikan universal.

Dengan cara demikian tidak akan terjadi kegaduhan yang mengganggu kinerja sekolah hanya karena keputusan yang kurang tepat. Keputusan yang selaras dengan nilai moral, selaras dengan aspirasi warga sekolah, selaras dengan kebutuhan masyarakat akan menciptakan suasana yang positif, kondusif, aman, dan nyaman. Kondisi yang demikian tentu akan mendukung pencapaian visi dan misi sekolah.

Jika dalam mengambil keputusan seorang pemimpin mengabaikan warga sekolah dan seluruh stakeholdernya, tentu yang tercipta adalah ketidakstabilan kondisi sekolah. Keputusan yang tidak tepat hanya akan memancing kontroversi di lingkungan sekolah dan masyarakat. Tentu itu akan membawa kemunduran. Bukan visi misi yang tercapai, tetapi kemunduranlah yang akan didapat.

Berdasarkan pengamatan saya terhadap para pemimpin sekolah yang saya ketahui, memang bukan hal yang mudah untuk mengambil keputusan di lingkungan sekolah. Tantangan yang dihadapi biasanya tentang bagaimana menyinkronkan kepentingan peserta didik dan orang tua di satu sisi dan arahan pimpinan atau yayasan di sisi yang lain. Idealisme untuk mengembangkan sekolah kadang terbentur dengan arahan atau kepentingan yang berbeda tersebut. Dalam posisi seperti itu, ketahanan seorang pemimpin sekolah sangat dibutuhkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun