Mohon tunggu...
Blasius P. Purwa Atmaja
Blasius P. Purwa Atmaja Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan dan Pembelajar

Staf Pengajar di Yayasan TNH Kota Mojokerto. Kepala Sekolah SMP Taruna Nusa Harapan Kota Mojokerto. Kontributor Penulis Buku: Belajar Tanpa Jeda. Sedang membentuk Ritual Menulis. Email: blasius.tnh@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sebagai Kado Hari Guru, Pendidikan Guru Penggerak Bisa Diakui Jadi S2?

25 November 2022   05:17 Diperbarui: 25 November 2022   05:28 710
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tentu ini merupakan lembaga yang terpercaya. Jadi kalau ada perguruan tinggi mengakui alumni PGP ini dan menyetarakannya dengan minimal satu semester pendidikan S2 bidang pendidikan tentu tidak akan menjatuhkan citra perguruan tinggi tersebut. Perguruan Tinggi tidak perlu meragukan itu.

Dilihat dari kompetensi para alumni PGP atau Calon Guru Penggerak yang sedang menjalani proses pendidikan, tentu mereka tidak akan mengecewakan. Hal ini karena dalam proses seleksinya, CGP ini melewati tahapan yang tidak ringan. 

Mulai dari tahapan administratif, seleksi penulisan esai, seleksi praktik mengajar, dan seleksi wawancara. Sebuah rangkaian seleksi yang cukup bisa menyaring tenaga pendidik yang kompeten.

Di laman sekolah penggerak kemdikbud, guru penggerak diharapkan menjadi katalis perubahan pendidikan di daerahnya dengan cara (1) menggerakkan komunitas belajar untuk teman guru di sekolah atau di wilayahnya. (2) menjadi pengajar praktik bagi guru lain, (3) mendorong peningkatan kepemimpinan murid, (4) meningkatkan kualitas pembelajaran dengan berkolaborasi dan menginisiasi diskusi dan kolaborasi bersama dengan guru lain, (5) menjadi pemimpin pembelajaran yang mendorong well-being ekosistem pendidikan di sekolah.

Berbagai harapan yang dibebankan kepada guru penggerak tersebut akan semakin mendapatkan peneguhan jika guru penggerak minimal menyandang gelar S2. Terlebih lagi bagi guru penggerak yang kemudian diangkat menjadi Kepala Sekolah atau Pengawas Sekolah. Pendidikan S2 ini tentu akan semakin mendukung tugasnya.

Sampai dengan angkatan ke-7 sekarang ini, sudah ada 52.400 guru telah dan sedang mengikuti Pendidikan Guru Penggerak. Jika dibandingkan dengan banyaknya  guru secara nasional yang berjumlah sekitar 2,9 juta orang, peserta PGP yang berjumlah 52.400 orang itu masih berada di angka 1,8% (https://sekolah.penggerak. kemdikbud. go.id/). Ternyata secara persentase, jumlahnya memang masih sedikit. Jadi, jika sebagian  alumni PGP yang masih muda-muda bisa difasilitasi untuk melanjutkan studi di program S2 atau S3 tentu akan semakin mempercepat peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.

Peluang bagi Perguruan Tinggi

Program S2 terutama dalam bidang pendidikan sering diberitakan sepi peminat. Untuk menjaring para calon mahasiswanya, perguruan tinggi kadang menawarkannya melalui sistem kerja sama dengan berbagai instansi. Itu pun belum tentu membawa keberhasilan.

Memberikan kesempatan kepada para alumni Pendidikan Guru Penggerak untuk masuk pendidikan S2 merupakan peluang bagi perguruan tinggi. Mereka bisa mendapatkan calon mahasiswa yang sudah terseleksi dan memiliki pemahaman terbaru tentang konsep pendidikan yang akan dijalankan pemerintah. 

Dengan masuknya mahasiswa yang berkualitas, perguruan tinggi akan menghasilkan karya ilmiah dan hasil penelitian yang berkualitas pula. Terlebih lagi jika hasil penelitian tersebut dimuat dalam jurnal internasional tentu akan membawa dampak yang baik bagi ranking perguruan tinggi tersebut secara nasional atau internasional.

Sementara itu, dari pihak guru sebagai calon mahasiswa, mereka bisa menjalani pendidikan yang lebih singkat karena ada materi-materi PGP yang sudah diakui setara dengan mata kuliah di perguruan tinggi. Dengan demikian, kedua belah pihak diuntungkan. Perguruan tinggi mendapat calon mahasiswa, sementara mahasiswa mendapatkan pengurangan SKS.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun