Kedua, Refleksi kritis: Dekonstruksi mendorong kita untuk secara kritis menganalisis klaim, keyakinan, dan asumsi yang ada di sekitar kita. Dalam kehidupan sehari-hari, hal ini berarti kita harus tetap bertanya, mempertanyakan, dan tidak mengambil sesuatu begitu saja tanpa evaluasi kritis. Ini membantu kita mencegah pemikiran yang terpinggirkan atau terkait dengan hegemoni. Ketiga, Penggalan dan pembongkaran hierarki: Derrida menekankan bahwa bahasa dan sistem berpola memiliki hirarki yang tersembunyi.Â
Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat mencoba memecah dan mengenali hierarki yang ada dalam pikiran, bahasa, atau sistem sosial. Ini membantu kita memerangi diskriminasi, ketidakadilan, dan dominasi yang mungkin tersembunyi dalam struktur sosial. Keempat, Penerimaan ketidakpastian: Dekonstruksi mengajarkan bahwa arti tidak dapat ditetapkan secara pasti dan tegas. Dalam kehidupan sehari-hari, kita perlu menerima bahwa ada ketidakpastian dan kompleksitas dalam pemahaman kita tentang dunia. Ini memungkinkan kita untuk membangun kerangka pikir yang lebih inklusif dan terbuka terhadap perubahan.
Dalam prakteknya, penerapan teori dekonstruksi dalam kehidupan sehari-hari dapat membutuhkan waktu dan kesadaran yang lebih besar. Namun, dengan kesadaran itu sendiri, kita dapat memperluas wawasan kita tentang berbagai masalah dan meningkatkan kemampuan analitis kita dalam memahami dunia dengan lebih baik.
Nama  : Blandinna Octaviany Aya
NIM Â Â :1512300008
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H