Beautiful misfortune
Di Suatu pulau terpencil di tengah tengah samudera yang luas, terdapat pemuda yang bernama Gerald terdampar akibat kecelakaan kapal pesiar. Gerald terbangun dengan matahari terik yang menyinari wajahnya, ia sadar dan melihat sekitar. Di depannya terdapat hutan bambu, ia bangun dan berjalan ke arah hutan tersebut untuk mencari tahu apakah ada orang selain dia, seharian dia mencari dan meminta tolong tetapi tidak ada jawaban. Gerald pun memutuskan untuk duduk di pinggiran pantai menatap laut yang luas dengan langit malam yang indah dihiasi bintang bintang dan bulan, ia masih tidak percaya bahwa ia terdampar. Ia mengenakan baju yang kini sudah terlihat sangat lusuh, ia tidak bisa tidur dan beristirahat. Gerald terus menatap laut yang luas mengharapkan pertolongan akan datang, ia terbangun saat di siang hari dengan kepiting yang mengerumuninya lalu Gerald masuk ke dalam hutan bambu tersebut untuk mencari makanan atau air yang bisa diminum.Â
Gerald menemukan genangan air di bolongan tanah yang dikelilingi rumput, ia mencoba untuk meminum air itu dan ternyata airnya jernih, ia meminum dengan semangat. Lalu ia mencari sesuatu untuk dimakan, ia menemukan pohon buah tetapi buah itu jauh di atas pohon, ia memanjat pohon dan memakan buah tersebut namun rasanya sangat pahit dan tidak sedap, lalu ia memutuskan untuk mencari hewan laut yang bisa dimakan. Gerald mencari batu batuan dan bambu untuk dibuat sebagai alat masak sekaligus alat makan dia nanti, dia mencari ikan menggunakan bambu yang diruncingkan menggunakan batu, dia membuat ikan bakar dengan itu lalu memakannya dengan lahap.Â
Senja pun tiba, dia masih menatap ke arah lautan yang lepas itu berharap ada kapal yang lewat, lalu ia pun memutuskan untuk menebang beberapa pohon bambu dan membuat api unggun dengan tumpukan bambu, ia masih mengharapkan adanya pertolongan yang membantunya. Malam hari pun tiba, Gerald mendapati seekor penyu yang terdampar. Penyu itu berwarna merah dan berukuran sangat besar, penyu itu terdampar dengan posisi terbalik dan Gerald berinisiatif untuk membalikan penyu itu. Lalu ia beristirahat di samping penyu itu, keesokan harinya ia terbangun melihat penyu itu berubah menjadi gadis cantik berambut merah terang yang tertidur di dalam tempurung penyu.Â
Gerald masih tidak percaya dan mencoba untuk menampar dirinya berharap itu hanya halusinasinya namun faktanya tidak, penyu itu telah berubah menjadi seorang gadis yang sangat cantik berkulit putih susu dan berambut merah terang, ia mencoba untuk membangunkan gadis tersebut dan gadis itu terbangun membuka matanya yang berwarna coklat terang, Gerald masih tidak percaya dan mengajak gadis itu ngomong "kamu siapa?" Tanya Gerald. Gadis itu bangun ke posisi duduk dan melihat ke arah sekitar lalu melihat ke arah Gerald, gadis itu hanya terdiam dan dia hanya menatap Gerald.Â
"Siapa namamu?" Tanya Gerald dan gadis itu hanya terdiam, Gerald tidak tau harus melakukan apa meninggalkan gadis itu untuk mencarikan dia air, dia masuk ke dalam hutan dan mengambil air yang ia temui dan menggunakan potongan bambu sebagai gelas lalu ia berjalan ke luar hutan dan menemui gadis itu untuk memberikan dia air, gadis itu menerimanya dan meminumnya. Lalu ia berdiri keluar dari tempurung penyu itu, ia mengenakan gaun berwarna putih cream, dia berjalan di sekitar dan mencari ranting kayu lalu dia menulis sesuatu di pasir "Rika" "namamu Rika?" gadis itu pun mengangguk.Â
Hari-hari berlalu menjadi minggu, dan minggu menjadi bulan. Bersama Rika, Gerald belajar untuk hidup selaras dengan alam. Dengan bantuan Rika, ia membangun rumah sederhana dari bambu dan dedaunan. Rika, meskipun pendiam, selalu ada untuknya, mengajarinya cara bertahan hidup dan memahami keajaiban pulau yang sering terasa seperti tempat mistis. Mereka berdua saling melengkapi, dan perlahan rasa cinta yang mendalam tumbuh di antara mereka.
Beberapa tahun kemudian, kebahagiaan mereka bertambah dengan hadirnya seorang anak lelaki yang mereka beri nama Kael. Kael tumbuh menjadi anak yang cerdas dan pemberani, mewarisi ketangguhan Gerald dan keanggunan Rika. Pulau itu menjadi dunia kecil mereka yang penuh kedamaian dan kebahagiaan, meskipun kesepiannya selalu terasa sebagai bayangan yang melingkupi hidup mereka.
Namun, suatu hari, langit di atas pulau berubah menjadi kelabu. Ombak yang biasanya tenang mulai bergemuruh. Gerald dan Rika segera menyadari bahwa sesuatu yang besar akan terjadi. Mereka mempersiapkan diri sebaik mungkin, memastikan Kael aman di tempat perlindungan yang mereka buat di atas bukit.
Tsunami besar melanda pulau itu, menyapu sebagian besar hutan bambu dan rumah mereka. Namun, mereka bertiga selamat, berpegangan erat satu sama lain di atas bukit. Setelah bencana berlalu, mereka turun untuk melihat kerusakan. Pulau itu berubah total, tetapi keajaiban alam kembali menunjukkan kekuatannya. Pohon-pohon mulai tumbuh kembali, dan pulau itu perlahan pulih.
Kael, yang kini sudah dewasa, memutuskan bahwa ia ingin melihat dunia di luar pulau. "Ayah, aku ingin berlayar dan menjelajahi tempat-tempat yang dulu Ayah ceritakan," katanya suatu hari. Gerald, meskipun berat hati, memahami keinginan anaknya. Ia membantu Kael membangun rakit besar dan membekalinya dengan pengetahuan bertahan hidup.