Mohon tunggu...
blahblagadah
blahblagadah Mohon Tunggu... Konsultan - kana koped

gagasan dan pendapat saya

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Operasi Laparoskopi dengan BPJS

29 Maret 2021   11:50 Diperbarui: 8 April 2021   16:05 35152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Berikut ini pengalaman saya mengurus operasi laparoskopi untuk pengangkatan kista endometriosis menggunakan BPJS. Operasi laparoskopi dengan BPJS biasanya hanya dapat dilakukan di RS tipe B atau A. Untuk kasus saya, saya operasi laparkoskopi di RS Fatmawati yang masuk dalam RS tipe A.

Hal pertama yang harus dilakukan setelah mendapatkan surat rujukan dari RS tipe C ke RS tipe B atau A untuk operasi laparoskopi adalah bertemu dengan dokter yang akan bertanggung jawab pada tindakan operasi laparoskopi kita. Sebelum memilih dokter ada baiknya dicari tahu terlebih dahulu apakah dokter yang tersedia di RS tersebut memiliki keahlian untuk melakukan operasi laparskopi.

Jika anda baru pertamakali mengunjungi RS tipe A/B tersebut, sebelum bertemu dokter anda harus mendaftarkan diri dahulu sebagai pasien baru. Pendaftaran ini membutuhkan rujukan BPJS sebanyak 5 salinan untuk masing-masing rujukan. Rujukan BPJS yang harus dipersiapkan terdiri dari rujuakan puskesmas, rujukan tulisan tangan dari dokter yang bertanggung jawab di RS tipe C, dan rujukan online BPJS dari RS tipe C.  Setelah pendaftaran selesai anda dapat langsung memberikan berkas yang sudah diprint dari kounter pendaftaran ke poli yang dituju. Dalam kasus saya adalah poli kandungan.

Untuk RS tipe A anda harus bersabar karena waktu tunggunya lumayan lama. Dari pengalaman saya, sejak menyerahkan berkas ke poli sampai dipanggil untuk tensi membutuhkan waktu tunggu sekitar 1-2 jam. Lalu waktu tunggu dari sejak dipanggil tensi hingga dipanggil ke ruangan untuk konsul dokter sekitar 2-3 jam. 

Setelah konsul pertama, anda akan dirujuk untuk melakukan pemeriksaan radiologi, kalau untuk kasus saya pemeriksaan radiologi hanya berupa USG, dan kebetulan poli kandungan memiliki alat USG sendiri. Di RS tipe A USG harus dijadwalkan terlebih dahulu. Anda akan diminta untuk menanyakan jadwal USG anda ke petugas USG. Biasanya penjadwalannya sekitar 1-2 minggu setelah pemeriksaan pertama.  Pada pemeriksaan USG nanti anda akan diminta untuk membawa sarung dan face shield karena saat itu sedang ada pandemi.

Pada saat jadwal USG anda, lakukan lagi pendaftaran ke poli yang dituju lagi di counter pendaftaran pasien lama. Biasanya di RS Tipe A akan ada komputer dimana anda dapat melakukan pendaftaran secara mandiri. Cara pendaftaran mandiri di RS Tipe A adalah sebagai berikut: Pertama pilih tipe pendaftaran yang akan anda lakukan, ada pendaftaran online dan pendaftaran poli. JIka anda memilih pendaftaran poli, maka pilih poli yang akan dituju, lalu masukkan nomor BPJS anda dengan memindai kartu BPJS anda di scanner yang sudah disediakan di samping komputer. Setelah itu anda akan mendapatkan 3 lembar berkas pendaftaran ke poli yang dituju. Bawa semua berkas pendaftaran tersebut dilampirkan dengan surat rujukan BPJS serta surat rujukan kontrol dari pemeriksaan dokter yang sebelumnya. Berikan berkas ke poli yang akan anda tuju.

Untuk pemeriksaaan USG waktu tunggunya agak lama, jadi harap bersabar. Dari pengalaman saya waktu tunggu dari sejak menyerahkan berkas sampai dipanggil masuk ke ruangan USG sekitar 5 jam, itu kalau anda datang ke RS jam 8. Setelah selesai USG anda akan diberikan surat kontrol dokter lanjutan dan diminta untuk menanyakan ke petugas poli jadwal kontrol selanjutnya. Biasanya jadwal kontrol dokter yang kedua dijadwalkan sekitar 1-2 minggu setelah USG.

Pada jadwal kontrol dokter yang kedua anda akan bertemu dengan dokter yang sudah melihat hasil USG anda. Dokter kemudian akan memutuskan apakah anda harus operasi atau tidak. Jika anda harus operasi, dokter akan menjadwalkan operasi anda. Untuk kista endometriosis pilihan operasinya ada laparotomi dan laparoskopi. Jika anda memilih laparotomi penjadwalannya sekitar hitungan minggu setelah kontrol kedua. Namun jika anda memilih laparoskopi maka penjadwalannya bisa sekitar hitungan bulan. Untuk kasus saya, karena saya menginginkan operasi dengan cara laparoskopi maka penjadwalannya sekitar 2 bulan setelah kontrol dokter kedua. Hal ini dikarenakan jumlah alat untuk operasi laparoskopi hanya 1 set untuk poli kebidanan. Selain penjadwalan operasi, dokter juga akan memberikan rujukan untuk cek rontgen thorax, darah, AMH, dan swab covid, lalu ke dokter jantung, penyakit dalam, dan anestesi. 

Rujukan-rujukan tadi kemudian dibawa ke kantor tata usaha untuk dijadwalkan kapan pelaksanaannya masing -masing. Urutan pelaksanaannya biasanya pertama anda harus cek darah dan thorax sekitar 3 minggu sebelum jadwal operasi. Setelah hasilnya keluar, sekitar 1-2 hari setelah pemeriksaan, anda harus ke dokter jantung membawa hasil dari cek darah dan thorax. Lalu hari berikutnya anda akan dijadwalkan untuk bertemu dokter penyakit dalam. Setelah bertemu dokter jantung dan penyakit dalam anda baru dapat ke dokter anestesi. Untuk swab covid biasanya dijadwalkan seminggu sebelum jadwal operasi. Untuk cek AMH anda dapat melakukannya beberapa hari sebelum jadwal kontrol ke dokter kandungan di lab prodia karena tidak ditanggung BPJS.

Pada saat jadwal cek darah dan thorax, sebelumnya anda harus meminta kode billing ke poli awal. Untuk meminta kode biling pertama anda harus mendaftar lagi ke poli yang tertulis di rujukan BPJS, lalu anda datang ke poli tersebut membawa berkas pendaftaran beserta rujukan BPJS dan surat untuk cek darah dan thorax. Di poli surat2 anda akan diperiksa dan diberi cap. Setelah itu anda harus membawa surat yang sudah diperiksa dan dicap ke kasir untuk dibuatkan kode billingnya. Kode biling berguna agar pemeriksaan darah dan thorax ditanggung BPJS. Kode billing tersebut kemudian dilampirkan pada masing-masing surat untuk cek thorax dan darah. Saran saya pengurusan kode biling dapat dilakukan setelah anda mengambil antrian untuk cek darah dan thorax karena biasanya waktu tunggu antriannya lumayan lama dan cukup untuk mengurus kode biling.

Cek darah dan thorax biasanya dijadwalkan pada hari yang sama, sehingga anda harus pintar2 membagi waktu. Sebelum cek darah anda diharuskan untuk puasa dimulai dari jam 10 malam di hari sebelumnya. Cek darah dilakukan di gedung laboratorium dan cek thorax dilakukan di gedung radiologi. Biasanya gedung laboratorium buka lebih awal dibanding gedung radiologi, jadi saran saya lebih baik ambil antrian untuk cek darah terlebih dahulu setelah itu baru ambil antrian untuk cek thorax. Waktu tunggu untuk cek darah setelah ambil antrian sekitar 1-2 jam. Setelah pengambilan sampel darah dan urin yang pertama anda akan diminta untuk makan dan kembali lagi 2 jam setelah makan. Waktu ini dapat digunakan untuk makan dan ke gedung radiologi untuk memastikan apakah nomor anda sudah dipanggil. Setelah selesai cek thorax anda dapat langsung kembali lagi ke gedung laboratorium untuk pengambilan sampel darah yang kedua apabila sudah melewati 2 jam setelah pengambilan darah yang pertama.

Pada hari yang dijadwalkan untuk ke poli jantung, yang harus dilakukan pertama adalah mendaftar ke poli jantung di komputer pendaftaran, lalu berikan berkas pendaftaran beserta rujukan BPJS, jadwal pemeriksaan poli jantung, dan rujukan dokter dari poli awal. Setelah menyerahkan berkas anda dapat mengambil hasil cek darah dan thorax di gedung laboratorium dan radiologi untuk nanti diberikan ke petugas EKG. Waktu tunggu sejak penyerahan berkas sampai dipanggil EKG sekitar 1-2 jam, sehingga cukup untuk mengambil hasil rontgen thorax dan lab darah. Setelah EKG, waktu tunggu hingga bertemu dokter jantung juga sekitar  1-2 jam.

Pada hari yang dijawalkan untuk ke poli penyakit dalam, biasanya sehari setelah dari poli jantung, anda tidak perlu melakukan pendaftaran poli di komputer seperti biasanya. Anda akan mendapatkan antrian langsung ke poli penyakit dalam. Berkas-berkas yang harus diserahkan adalah surat kontrol dari poli awal, jadwal poli kandungan, dan rujukan BPJS. Waktu tunggu dari sejak penyerahan berkas sampai dipanggil tensi di poli penyakit dalam sekitar 1 jam. Untuk waktu tunggu dari sejak ditensi hingga dipanggil dokter sekitar 1-2 jam.

Setelah dari poli jantung dan poli penyakit dalam, anda dapat ke poli anestesi. Poli anestesi di RS Fatmawati dibatasi hanya 20 pasien per hari, sehingga harus datang pagi-pagi sekali agar mendapatkan antrian awal. Cara lain agar mendapatkan antrian awal adalah mendaftar secara online di website ini. Di poli anestesi anda akan diminta untuk mengisi formulir kesediaan untuk dibius. Waktu tunggu sejak penyerahan berkas sampai -dipanggil tensi sekitar 1-2 jam dan waktu tunggu sejak tensi hingga dipanggil dokter juga sekitar 1-2 jam. Setelah pemeriksaan oleh dokter anestesi selesai anda akan diberikan surat kontrol untuk kembali lagi ke poli awal.

Sekitar seminggu sebelum jadwal operasi, anda harus kontrol terakhir kali ke poli awal untuk diberitahu mengenai persiapan sebelum operasi. Beberapa persiapan seminggu sebelum operasi antara lain adalah menjaga pola makan karena anda hanya diperbolehkan makan bubur dan telur rebus saja selama 1 minggu sebelum operasi. Selain itu, anda juga akan dijelaskan kapan harus mempersiapkan diri untuk masuk rawat inap sebelum operasi, yakni 1 hari sebelum operasi. Diharapkan anda datang sebelum jam 9 pada hari sebelum operasi sambil membawa hasil swab covid.

Untuk swab covid, sama seperti pemeriksaan lab sebelumnya, harus melampirkan kode biling agar dapat ditanggung BPJS. Pengurusan kode biling sama seperti pada saat pengurusan kode biling untuk cek darah dan thorax. Pengurusan kode biling dapat dilakukan setelah mengambil nomor antrian di gedung laboratorium untuk kode antrian C. Untuk swab covid di RS Fatmawati, biasanya petugas swab baru datang sekitar jam 10, sehingga jika anda datang dari pagi waktu tunggunya akan cukup lama. Dari pengalaman saya, saya datang sekitar jam 7.30 dan baru dipanggil swab sekitar jam 11.30, sehingga waktu tunggunya sekitar 4 jam.

Pada hari sebelum operasi, anda perlu melakukan pendaftaran lagi seperti biasa ke poli yang akan menangani operasi anda. Kemudian ambil hasil swab covid di bagian tata usaha. Hasil swab akan diminta petugas pada saat tensi. Kemudian pada saat bertemu dengan dokter yang bertanggung jawab anda akan dijelaskan proses operasi dan diberikan surat untuk rawat inap. 

Untuk pengurusan rawat inap, anda harus ke zona C untuk mendapatkan nomor kamar dan gelang pasien rawat inap. Berkas-berkas yang diprint di zona C tadi kemudian dibawa kembali ke poli yang akan melakukan tindakan operasi. Petugas poli akan memeriksa berkas dan memanggil anda kembali setelah semua pasien yang akan rawat inap di hari tersebut terkumpul semua. Waktu tunggu sejak selesai pengurusan di zona C sampai dibawa ke ruang rawat inap sekitar 3-4 jam, karena semua pasien yang akan rawat inap di hari tersebut dari poli tersebut baru berkumpul pada jam 15.30. Karena waktu tunggu yang lumayan lama, jika rumah anda dekat anda dapat pulang dulu untuk menyiapkan barang-barang sebelum masuk ke ruang rawat inap. Karena jika sudah masuk ke ruangan rawat inap anda tidak dapat lagi keluar2.

Setelah anda mendapatkan kamar, anda hanya diperbolehkan makan sesuatu yang berbentuk cair seperti susu. Setelah itu pada malam harinya anda akan diberikan obat pencahar untuk mengeluarkan semua yang ada di dalam perut anda. Setelah semua isi perut keluar anda hanya diperbolehkan minum air putih dan mulai puasa pada jam 12 malam. Pada sore hari sebelum operasi perawat juga akan meminta pendamping anda untuk mengurus pengambilan obat dan mengurus cadangan darah. Untuk pengurusan cadangan darah, pendamping anda diharuskan untuk mencari donor dengan golongan darah yang sama untuk mengganti kantong darah yang diambil untuk cadangan darah untuk pasien yang akan dioperasi.

Pada pagi hari di jadwal operasi anda, anda akan diminta untuk mandi besar dan mencukur bulu kemaluan agar memudahkan pemasangan kateter. Setelah anda mandi, perawat akan memasangkan alat infus karena anda diharuskan puasa sebelum operasi. Setelah itu anda tinggal menunggu sampai dipanggil ke ruang operasi. Jika jadwal operasi anda adalah jam kedua, maka kemungkinan anda akan dipanggil ke ruang operasi sekitar jam 1 siang. Kalau anda mendapatkan jadwal operasi di jam pertama mungkin anda akan dipanggil ke ruang operasi sekitar jam 7 pagi. Saya mendapatkan jam operasi di jam kedua, sehingga proses operasinya dimulai dari jam 2 siang sampai jam 7 malam.

Usahakan agar ada yang mendampingi anda pada saat operasi, karena barang-barang berharga anda akan ditinggal tanpa penjagaan apapun dan dokter juga akan memanggil pendamping anda jika ada keputusan penting yang harus ditentukan pada saat operasi, seperti misalnya pengangkatan organ penting karena mungkin organ tersebut sudah rusak atau sudah mengalami perlengketan yang sulit untuk dibebaskan. Setelah selesai operasi, anda akan dibawa kembali ke ruang anda. Yang saya rasakan setelah operasi antara lain adalah kedinginan dan perih di sekitar perut. Kemungkinan besar anda baru dapat bergerak sekitar 3 jam setelah dibawa ke ruangan rawat inap. Anda juga belum diperbolehkan makan sebelum buang angin.

Pada keesokan harinya, perawat akan memandikan anda dan memeriksa apakah anda sudah buang angin atau belum. Jika belum maka perawat akan memeriksa bising usus untuk memastikan apakah usus anda sudah bekerja dan apakah anda sudah boleh makan. Pada kasus saya hingga pagi harinya saya belum buang angin, sehingga harus diperiksa bising ususnya, dan ternyata usus saya sudah mulai bekerja jadi sudah boleh makan. Jika anda memiliki riwayat penyakit maag, lambung anda akan terasa perih pada saat makan pertama kali setelah seharian puasa. Jadi anda perlu mempersiapkan obat maag seperti antacid, sucralfate, atau omeprazole dan diminum sebelum anda makan di pagi hari setelah operasi.

Menu makanan di hari pertama setelah operasi biasanya adalah bubur agar usus anda tidak kaget setelah seharian kosong. Baru pada hari berikutnya anda diperbolehkan makan nasi. Pada hari pertama akan ada beberapa perawat yang memeriksa anda untuk memastikan sejauh mana anda bisa bergerak, jika pada hari pertama setelah operasi anda sudah bisa duduk dan berdiri sendiri maka perawat akan melepas kateter dan infus di hari pertama. Untuk operasi laparoskopi bisasanya pasien sudah dapat duduk dan berdiri di hari pertama. Setelah infus dan kateter lepas, perawat akan menunggu sampai pasien dapat buang air besar hingga nantinya dapat dipulangkan. Untuk kasus saya, saya baru dapat buang air besar pada hari kedua setelah operasi, sehingga baru bisa pulang di hari kedua setelah operasi.

Proses pemulangan pasien dilakukan dengan prosedur berikut. Pertama perawat akan memastikan bahwa pasien sudah buang air besar. Lalu dokter jaga juga akan memeriksa kembali pasien yang akan pulang. Dokter jaga akan melaporkan kondisi pasien ke dokter yang bertanggung jawab terhadap pasien tersebut. Jika dokter penanggung jawab sudah memperbolehkan pasien pulang, maka perawat akan memberikan berkas-berkas untuk pengurusan kepulangan pasien. Berkas-berkas ini terdiri dari berkas untuk depo farmasi dan berkas untuk kasir rawat inap. Pengurusan berkas-berkas kepulangan ini dilakukan oleh pendamping pasien. Setelah pengurusan berkas selesai, perawat akan memberikan surat izin pulang untuk dibawa pada saat kontrol setelah operasi. Jadwal kontrol setelah operasi biasanya sekitar 2 minggu.

Pada saat kontrol setelah operasi, pendaftaran poli harus melalui Zona B jika anda berobat di RS Fatmawati. Setelah mendaftar poli, serahkan daftar seperti biasa di poli kandungan. Sambil menunggu panggilan tensi, kita perlu mengambil hasil Patologi Anatomi (PA) dari sampel kista yang telah diambil pada saat operasi. Di RS Fatmawati, hasil Patologi Anatomi dapat diambil di gedung laboratorium lantai 2 dengan menunjukkan kartu pasien RS Fatmawati. Selanjutnya pada saat konsul dengan dokter, dokter akan melepas jahitan benang dan melihat hasil PA kita untuk memutuskan pengobatan apa yang sesuai dengan hasil PA tersebut. Pada kasus saya, kista saya tidak ganas sehingga tidak perlu melakukan kemoterapi dan hanya diberi obat hormon yang harus diminum setiap hari untuk mengurangi produksi estrogen supaya tidak muncul kista lagi. Selanjutnya kita akan dijadwalkan untuk kontrol lanjutan 3 bulan setelah kontrol terakhir dengan kondisi masih mengkonsumsi obat hormon tadi selama 3 bulan sampai jadwal kontrol selanjutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun