behel. Kok behel? Ya. Karena itu suatu hal yang benar - benar saya inginkan dari dulu namun belum terealisasi karena biaya dan lain hal. Kondisi gigi yang tidak rapi dan bergingsul menjadi salah satu alasannya. Alasan lain yaa membuat senyum nggak natural, jadi kalau senyum dengan sengaja mengkondisikan gigi biar kelihatan rapinya aja. Bukan senyum alami lebar seperti orang lain. Akhirnya setelah bertekad ingin pasang behel tahun ini dan atas persetujuan suami mulailah mencari klinik gigi yang cocok di Bandung. Setelah membandingkan harga dan fasilitas yang diperoleh, ketemu salah satu klinik yang paling sesuai dengan kriteria saya. Langsung saja reservasi hari sabtu biar suami bisa antar saya. Alasan lain biar dapat promonya juga sih, hihi.Â
Menjadi seorang Ibu selama hampir 2 tahun adakalanya merasa jenuh dengan rutinitas sehari - hari yang selalu sama. Selain menjadi perantau, perubahan kebiasaan dari sebelumnya bekerja menjadi dirumah saja tentu menimbulkan perasaan "ngga ada sesuatu yang baru nih!". Usaha untuk melakukan berbagai hal selalu terbentur dengan waktu yang tidak sesuai dengan anak. Jadilah hiburan setelah seharian mengurus anak dan rumah hanya scroll sosial media. Sampai suatu iklan menggugah satu keinginan yang tertunda, yaitu memakaiTanggal 04 Mei 2024 adalah hari pertama saya bertemu dokter cantik ini. Beliau sudah tahu saya ingin pasang behel yang jenis ini.  Namun dijelaskan kembali mengenai material, harga, proses pemasangan dan biayanya. Jadi behel dengan jenis self ligating ini berbeda dengan behel konvensional yang menggunakan karet untuk mengaitkan kawat ke bracket. Behel ini punya kunci sendiri yang menyatu pada bracketnya sehingga tidak perlu ganti karet tiap bulannya. Bentuknya lebih kecil juga jadi tidak terlalu membuat kesan penuh di mulut. Ada beberapa material bracket yang disediakan di klinik gigi ini, saya pilih yang namanya self ligating premium. Sebenarnya tidak terlalu paham paham banget sih, tapi setahu saya ini yang paling murah diantara lainnya. Materi lainnya ada Damon Quantum itu dibuat di USA dan informasinya sih lebih premium lagi dan lebih kecil. Jenis lainnya ada Damon Clear yang bracketnya berwarna transparan sehingga yang terlihat hanya garis kawatnya saja. Sedangkal yang saya tahu yang warnanya transparan cuma bagian gigi seri saja sih. Cocok banget buat yang mau ngerapiin gigi tanpa kelihatan pakai behel. Balik lagi ke jenis behel yang saya mau pakai, karena tidak pakai karet jadi untuk kontrolnya 2 sampai 3 bulan sekali tergantung kebutuhan. Berbeda dengan behel konvensional yang harus tiap bulan kontrol. Alasan itu juga yang membuat saya ingin menggunakan jenis behel ini, karena tidak ribet, minim rasa sakit dan progresnya cepat. Progres perkembangan gigi jika menggunakan behel self ligating ini klaimnya lebih cepat 6 bulan daripada menggunakan behel konvensional. Tapi balik lagi tergantung kondisi gigi juga yah. Mengenai biaya pasti berbeda yah, lebih mahal pastinya dan untuk biaya kontrolnya dikenakan 465 ribu, ganti wire atau kawat per rahang dikenakan 300ribu per rahang, kalau ada bracket yang hilang biaya gantinya sai 700ribu tiap bracketnya, ya ampun harus hati -hati banget nih.
Proses pemasangan behel terbilang bisa berbeda-beda tiap orang. Mungkin saja perlu berbagai perawatan sebelum gigi benar-benar siap dipasang behel. Pastinya prosedur pemasangan behel diawali dengan scaling gigi dan cetak gigi. Fungsinya scaling gigi ya biar gigi dalam kondisi bersih ketika dipasang alat. Karena ngga mungkin dong behelnya dipasang sementara karang gigi masih bertebaran yang ada malah bikin infeksi gigi atau gusi. Cetak gigi dilakukan untuk mengestimasi ruang pada mulut terkait pergerakan gigi ketika menggunakan behel untuk menilai perlunya cabut gigi atau slicing gigi. Selain itu dari hasil cetak gigi akan diketahui juga apakah gigitan seseorang sudah sesuai rahang atas dan rahang bawahnya. Beberapa kondisi gigi yang bisa terlihat biasanya disebut overbite, overjet, atau crossbite. Masing masing istilah kondisi gigi itu memiliki perlakuan perawatan yang berbeda-beda. Intinya kondisi gigi diatas menyebabkan gigitan tidak pas sehingga proses mengunyah pasti bermasalah. Kalaupun seseorang merasa tidak ada masalah itu karena sudah terbiasa. Akibatnya proses mengunyah yang tidak pas dapat memperberat kerja orgn pencernaan lainnya.
Setelah dijelasin produk behelnya saya langsung dicek kesehatan mulut menggunakan kamera intraoral. Dokter melihat seberapa berantakannya gigi saya dan menilai kondisi gigi saya. Maksudnya apakah ada yang berlubang, ada gigi tanggal, atau ada gigi yang harus diperbaiki sebelum memasang behel. Misalnya harus ditambal dulu jika ada yang berlubang atau harus ada perawatan saluran akar untuk gigi yang sudah tanggal tapi masih ada akar yang tersisa. Untuk kondisi gigi saya semuanya normal cuma berantakan dan berdesakan aja, hehe. Setelah itu dokter mengambil foto gigi atas, gigi bawah, wajah tampak samping dengan senyum dan tanpa senyum. Mungkin dipakai untuk melihat perkembangan progres kedepannya gitu, ya. Hari pertama konsultasi dengan dokter gigi cantik ini diakhiri dengan surat rujukan untuk rontgen cephalometric dan panoramic. Kedua hasil rontgen itu digunakan untuk melihat secara menyeluruh kondisi morfologi gigi rahang atas dan gigi rahang bawah. Biasanya akan terlihat gigi yang masih berada dalam gusi alias gigi bungsu yang belum muncul atau saluran akar yang masih tersisa.
Karena hari masih siang saya langsung menuju RSGM Unpad yang dekat dengan domisili untuk melakukan rontgen. Biayanya berbeda-beda tiap rumah sakit ya, disini untuk dua rontgen saya mengeluarkan biaya 360 ribu. Terbilang murah daripada laboratorium yang terkenal atau RSGM swasta. Hasilnya pun bisa ditunggu sekitar 1 jam dan dalam waktu sehari itu urusan syarat administrasi untuk pemasangan behel saya bisa selesai. Pengalaman proses pasang behel seminggu setelah rontgen ada di artikel selanjutnya, ya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H