Mohon tunggu...
Jack Sparrow
Jack Sparrow Mohon Tunggu... -

"This is the day you will always remember as the day you almost caught Captain Jack Sparrow."

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jack Sparrow dan Ahok, Dua Tokoh Utama dalam Cerita yang berbeda

9 Oktober 2016   11:42 Diperbarui: 9 Oktober 2016   12:16 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tentu saja setiap individu memiliki cara yang berbeda untuk mengekspresikannya. Selain dikarenakan ada penyebabnya, Ahok melakukannya dengan spontan dan ditujukan langsung pada sasaran.

Sikap

Publik menilai Ahok  adalah sosok temperamen dan suka marah-marah. Namun banyak juga masyarakat yang menilai Jakarta perlu dipimpin oleh Gubernur seperti Ahok yang keras, tegas dan transparan.

Oleh lawan-lawan politiknya kebijakan Ahok soal penggusuran dianggap mengorbankan rakyat kecil. Tidak jarang PNS yang tidak bisa menjalankan semua programnya, serta tidak bekerja dengan baik menjadi korban pemecatan juga.

Tentu saja sikap yang diambilnya bukan demi mencapai kepentingan pribadi. Melainkan untuk kepentingan masyarakat Jakarta. Karena lahan yang digunakan untuk tempat tinggal merupakan lahan milik negara atau berada di jalur hijau, sehingga harus dikembalikan sesuai dengan fungsinya.

Tutur Kata

Ahok seringkali menggunakan kata-kata kasar saat sedang marah. Nenek lu, bangsat, sialan, adalah umpatan yang sering keluar dari mulutnya, sehingga menjadi bahan bagi lawan-lawan politik untuk menyerangnya.

Seperti halnya Jack Sparrow. Ahok juga memiliki kalimat penutup yang sering diucapkannya. "Saya kira seumur bapak, ibu enggak pernah ketemu Gubernur politisi yang berani nantang bapak, ibu pilih. Bila yang lain lebih baik dari saya, jangan pilih saya." Kata Ahok.

JS: 09/10/2016.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun