Mohon tunggu...
Bambang Kuncoro
Bambang Kuncoro Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Wisdom. URL https://www.kompasiana.com/bkuncoro

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Atur Prioritas Kesehatanmu atau Kesehatanmu yang Akan Atur Prioritas

15 Oktober 2019   13:28 Diperbarui: 15 Oktober 2019   13:38 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Artikel ringan ini untuk menjawab dialog dengan sahabat yang kira-kira satu kuartal baru berjumpa lagi.  Biasanya saat kita reunian--setelah kita basa-basi menanyakan kabar masing-masing--sering terlontar adagium: "Yang Penting Sehat"

Iya ini benar adanya. Adagium sederhana itu sarat makna, dan dalam penjabarannya. Kesehatan di sini termasuk, kesehatan Fisik, Mental, Spiritual dan Ekonomi, yang merupakan hampir semua esensi kehidupan kita.  Namun saat ini mari kita fokuskan saja kepada kesehatan fisik. 

Kita semua dalam hidup ini pasti mengalami berbagai jenis tantangan. Apalagi kita yang termasuk generasi Jelita Milenial (Jelang Lima puluh tahun edisi milenial). Tantangan seberat apapun, mau tidak mau harus kita hadapi. Jangan lari atau berpaling darinya. Karena tantangan itu merupakan pesan dari Yang Di Atas, bahwa ada hal yang perlu kita rubah dalam diri kita. Apa yang perlu kita ubah? Paling tidak yang paling mendasar adalah Prioritas kita.

Kita yang sudah terbiasa hidup dalam jaman yang serba cepat ini--orang bilang saat ini jaman 'ver. 4.0'--kadang-kadang tidak sadar terbawa arus, untuk selalu memprioritaskan pekerjaan dihadapan kita. Kita bahkan rela untuk lupa makan demi menyelesaikan pekerjaan kita. 

Nah bila saat ini kita mengalami tantangan dalam bidang kesehatan fisik, inilah saatnya mulai mengatur ulang prioritas dalam hidup ini. Berikut poin-poin pengaturan Prioritas yang musti terejawantahkan dalam jadwal hidup kita sehari-hari.

  • Malam-malam, sambil melakukan evaluasi dan bersyukur atas selesainya urusan yang padat pada siang hari, sudah harus dipikirkan untuk sarapan esok pagi, apa saja. Apakah sarapan menggunakan roti dan teman-temannya, telor,  atau yang lain. Jika harus dimasak, atur juga persiapan dalam menyiapkan bahan-bahan. Jika harus beli jadi, pikirkan dimana harus membelinya. Hal yang sama lakukan juga untuk persiapan makan siang dan makan malam. Yang paling mudah adalah dengan berlangganan katering. Nah, peran ini bukan hanya untuk emak-emak saja lho.
  • Di antara sarapan, makan siang, dan makan malam, pikirkan juga apa perlu untuk adanya selingan/cemilan yang sehat.
  • Ada banyak nasehat tentang asupan makanan yang bergizi yang bisa diperoleh di internet. Tetapi yang terpenting adalah faktor keseimbangan baik dalam hal unsur-unsurnya maupun rasa (pedas, manis, asin, gurih dan umami). Jangan berlebihan adalah selalu nasehat yang sangat baik.
  • Asupan buah harus selalu ada. Membeli blender merupakan investasi sederhana yang memudahkan hidup dan bisa berimplikasi cukup jauh kepada kesehatan kita. Maksimalkan dan bereksperimanlah dalam minum 'inffused water'. Buah, sayur bahkan rempah bisa dijadikan bahan untuk diffused water. Beberapa potong kecil Kunyit pun jika dimasukkan ke dalam segelas air dan taruh di kulkas semalam, esoknya airnya cukup menyegarkan.  Strategi minum infussed water, bisa jadi lama-kelamaan dapat mengurangi konsumsi minuman manis (kopi, teh atau sirop manis).
  • Kurangi pemakaian minyak (jika ada dana beli 'airfryer').
  • Untuk tantangan kesehatan yang lebih spesifik, perlu dipertimbangkan penggunaan alternatif herbal.  Banyak herbal yang mudah tersedia.  Tantangan dalam alternatif herbal adalah konsistensi dalam penggunaannya. Herbal merupakan alternatif yang cukup ampuh bila konsisten digunakan dalam waktu yang cukup panjang. Berbeda dengan pemakainan obat kimia, yang bisa memberikan efek cepat namun beresiko terhadap ginjal, misalnya. Contoh, apabila asam lambung naik dan perut terasa mual, bisa diredakan dengan rebusan jahe (atau olahan lidah buaya, teh chamomile, akar manis, makan pisang, apel, dll).
  • Bila perlu, minum protein.  Ada protein murni, maupun susu hewani atau nabati.
  • Berolah raga sebaiknya teratur.
  • Jangan lupa doa, zikir, meditasi atau solat.  Syukuri apapun yang terjadi dengan kehidupan kita

Jika semua ini masih terlampau berat, ingat-ingat satu ini saja: "Jangan lupa makan ya..."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun