Mohon tunggu...
Bunda Hartini
Bunda Hartini Mohon Tunggu... Guru - Guru BK/SMPN 1 Kadugede

Bunda Hartini adalah sebagai guru BK di SMP Negeri 1 Kadugede Kabupaten Kuningan Jawa Barat. Seorang motivator, people helper, certificate Grapholog.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tangki Cinta yang Kosong

27 Oktober 2022   22:40 Diperbarui: 27 Oktober 2022   23:07 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kurang lebih 24 tahun menjalankan tugas negara sebagai guru Bimbingan dan Konseling (BK). Suka duka perjuangan sebagai guru BK dijalani dengan enjoy. Bila guru BK menjalankan tugas dilakukan dengan kondisi stress atau galau bagaimana bisa melayani siswa dengan maksimal. Buat guru BK harus selalu "feeling so good". 

Seribu satu permasalahan siswa  setiap hari dihadapi. Guru BK harus memiliki pengendalian emosi yang lebih hebat. Sebelum mengkonseling orang lain harus bisa mengkonseling diri sendiri. Guru BK harus memiliki kapasitas diri lebih besar dari guru mata pelajaran karena tugasnya menampung berbagai problematika hidup siswa.

Beragam permasalahan siswa ditemui. Mulai dari masalah A sampai masalah Z. Permasalahan yang sering muncul tidak terlepas dari masalah pribadi, sosial, belajar, dan karier. Apapun permasalahan yang dihadapi oleh siswa dapat dikategorikan ringan, sedang, dan berat.

Bila permasalahan ringan cukup satu kali layanan konseling individual siswa sudah dapat tercerahkan sehingga langsung terlihat progress perubahannya. Bila permasalahan kategori sedang harus dua atau tiga kali konseling atau ditambah panggilan orang tua baru tampak progress perubahannya. Bila permasalahan berat tidak hanya konseling individual, panggilan orang tua, home visit, dan terakhir konverensi kasus barulah ada pencerahan progress perubahannya.

Permasalahan yang sering kali muncul dilakukan oleh siswa sepertinya hampir sama di setiap sekolah. Masalah yang paling banyak dihadapi adalah anak yang malas belajar hingga sering bolos sekolah. Anak sering bolos sekolah itu bukan masalah utama. Bolos sekolah merupakan bentuk ekspresi anak atas kekecewaan dia entah kepada orang tuanya, gurunya atau temannya. 

Ada muatan di balik rasa malas dan tindakan bolos sekolah. Bisa jadi anak tersebut protes terhadap orang tuanya karena tidak terpenuhi kebutuhannya. Anak tersebut tidak berani mengutarakan langsung apa keinginannya sehingga memberikan kode keras terhadap orang tua dengan tindakan malas dan bolos sekolah.

Permasalahan dengan teman sebaya. Gesekan dengan teman sebaya sering kali terjadi. Akhirnya menimbulkan ketidaknyamanan di kelas dan ujungnya ingin pindah kelas atau pindah sekolah. Bila satu anak dipenuhi untuk pindah kelas tentunya akan menimbulkan kecemburuan anak lain yang sama juga ingin pindah kelas. 

Pihak sekolah tidak boleh serta merta memindahkan anak atas pengaduan tidak nyaman di kelas. Harus ditelusuri sejauh mana ketidaknyamanannya di kelas tersebut. Guru BK harus bisa memberikan penguatan terhadap anak tersebut bahwa hal itu merupakan bagian dari perjuangan yang harus dilalui supaya lebih kuat dan tegar dalam menghadapi halangan rintangan. 

Bila perlu dilakukan layanan mediasi dengan teman-temannya yang menimbulkan ketidaknyamanan. Biasanya setelah dimediasi ditemukan benang merah permasalahan. Setelah satu sama lain saling memahami akar ketidaknyamanan diantara mereka diakhiri dengan damai dan kembali bermain bersama.

Masalah penyimpangan perilaku baik narkoba, tindakan indisipliner, dan pergaulan bebas dengan lawan jenis. Penyimpangan perilaku demikian selama masih kategori ringan dan sedang tentu cukup dengan penanganan pihak sekolah sudah selesai. Namun bila permasalahannya sudah kategori berat tentunya harus melibatkan pihak lain yang kompeten terkait dalam penyelesaiannya.

Pada dasarnya semua permasalahan yang dilakukan anak-anak kuncinya ada di tangki cinta yang kosong/ruang hampa. Ketika kebutuhan psikologis anak tidak terpenuhi oleh orang tua, guru ataupun temannya maka bentuk protesnya yaitu dengan berbagai bentuk penyimpangan. Kebutuhan psikologis yang harus terpenuhi yaitu perhatian, kasih sayang, penghargaan, pengakuan, apresiasi terhadap keberhasilan sekecil apapun, dan penerimaan diri tanpa syarat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun