Buletin Jum'at  6 Desember 2024
Khotib : Ustad Ahmad Rian
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat kepada kita terutama nikmat iman, islam dan sehat walafiat, sholawat dan salam kita haturkan pada junjungan kita nabi Muhammad SAW yang selalu menuntun kita menuju jalan kebaikan
Dalam khutbah jum'at tanggal  2024 di masjid Al Husain RW 04 Telaga Murni Cikarang barat Bekasi ,Khotib Sholat Jum at yaitu Ustad Ahmad Rian  menjelaskan tentang Manfaat Sedekah bagi orang orang yang gemar berinfak dan bersedekah
Dari Al Harits bin Suwaid, Abdullah berkata bahwa Rasulullah sallallahu alaihi wasallam bersabda:
"Siapakah di antara kalian yang harta warisnya lebih dicintainya daripada hartanya sendiri?" Mereka menjawab, "Ya Rasulullah, tidak ada seorang pun di antara kami melainkan hartanya lebih dicintainya." Beliau lantas bersabda, "Sesungguhnya hartanya adalah sesuatu yang telah disedekahkan, dan harta ahli warisnya adalah sesuatu yang ditinggalkannya" (HR. Bukhari).
 Berikut ini adalah manfaat dan keutamaan bersedekah
- Menjadi Obat bagi Orang yang sakit "Obatilah orang sakit kalian dengan sedekah" (HR. Abu Daud dalam kitab Marasil Abi Daud No. 105.).Perlu dipahami secara utuh bahwa sakit adalah bagian dari takdir Allah. Kewajiban pertama saat sakit adalah sabar menerima takdir Allah. Pada saat yang sama melakukan ikhtiar untuk mencapai kesembuhan. Dan di antara ikhtiar itu adalah dengan sedekah Ibnul Qayyim rahimahullah menerangkan hadis ini,"Sedekah memiliki khasiat yang kuat menolak berbagai macam bala (termasuk penyakit). Bahkan, sekalipun itu dari orang yang ahli maksiat, zalim, maupun orang kafir. Melalui sedekah yang mereka lakukan, Allah angkat bala. Khasiat sedekah seperti ini disaksikan oleh banyak orang, orang-orang berilmu, atau kaum awam umumnya, bahkan seluruh penduduk bumi mengakuinya karena mereka telah merasakan sendiri" (Jami' Al-Fiqh, 3: 7).
- Di Berkahi oleh AllahOrang yang gemar bersedekah, hartanya akan barakah. Yakni menambah kebaikannya. Menambah ketaatannya kepada Allah.
- Jika harta kita ingin aman, berkah dan berlimpah maka keluarkanlah zakatnya serta infak dan sedekahnya
- Sedekah memadamkan kesalahan dan menghapusnya, serta memadamkan murka Allah"Dan sedekah akan memadamkan kesalahan sebagaimana air memadamkan api" (HR. At-Tirmizi No. 613; HR. Ahmad , No. 15284).
- Infak dan sedekah dapat mencegah keburukan, penyakit dan marabahaya
- Harta yang di sedekahkan akan menjadi bekal dan amal bagi kita                                                          "Seorang pandir (bodoh) yang suka berderma lebih disukai Allah daripada ahli ibadah yang bakhil (pelit)." (HR.Tirmizi).Ternyata Allah lebih menyukai seorang yang dermawan sekalipun ia bodoh, daripada seorang ahli ibadah namun bersifat bakhil. Hadits di atas seharusnya menampar kita yang merasa sudah banyak beribadah namun susah sekali mengeluarkan uang untuk sedekah; "Hati-hati... jangan-jangan Allah membenci kebakhilanmu."Dalam riwayat yang lain disebutkan: "Maafkanlah kesalahan orang yang murah hati (dermawan). Sesungguhnya Allah menuntun tangannya jika dia terpeleset (jatuh). Seorang pemurah hati dekat kepada Allah, dekat kepada manusia dan dekat kepada surga. Seorang yang bodoh tapi murah hati (dermawan) lebih disukai Allah daripada seorang alim (tekun beribadah) tapi kikir." (HR. Ath-Thabrani)Tidak ada jaminan seorang yang banyak beribadah lantas terjauh dari api neraka, jika ia adalah seorang yang bakhil alias pelit... sangat mungkin ibadahnya tidak diterima oleh Allah, karena rajinnya ia beribadah tidak membekas dalam akhlaknya.
- Berikut ini adalah doa memohon perlindungan
"Allahumma inni a'udzu bika minal 'ajzi, wal kasali, wal jubni, wal haromi, wal bukhl. Wa a'udzu bika min 'adzabil qobri wa min fitnatil mahyaa wal mamaat. (Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan, rasa malas, rasa takut, kejelekan di waktu tua, dan sifat kikir. Dan aku juga berlindung kepada-Mu dari siksa kubur serta bencana kehidupan dan kematian)." (HR. Bukhari no. 6367 dan Muslim no. 2706)
Faedah dari hadits di atas:
Dianjurkan untuk membiasakan do'a tersebut.
Do'a tersebut berisi permintaan agar kita diberi keselamatan terhindar dari sifat-sifat jelek yang disebutkan di dalamnya.[1]
Do'a tersebut berisi permintaan agar kita tidak terjerumus dalam sifat-sifat jelek tersebut.[2]
Meminta perlindungan dari sifat 'ajz, yaitu tidak adanya kemampuan untuk melakukan kebaikan. Demikian keterangan dari An Nawawi rahimahullah.[3]
Meminta perlindungan dari sifat kasal, yaitu tidak ada atau kurangnya dorongan (motivasi) untuk melakukan kebaikan padahal dalam keadaan mampu untuk melakukannya. Inilah sebagaimana yang dijelaskan oleh An Nawawi rahimahullah.[4] Jadi 'ajz itu tidak ada kemampuan sama sekali, sedangkan kasal itu masih ada kemampuan namun tidak ada dorongan untuk melakukan kebaikan.
Meminta perlindungan dari sifat al jubn,artinya berlindung dari rasa takut (lawan dari berani), yaitu berlindung dari sifat takut untuk berperang atau tidak berani untuk beramar ma'ruf nahi mungkar.[5] Juga do'a ini bisa berarti meminta perlindungan dari hati yang lemah.[6]
Meminta perlindungan dari al harom, artinya berlindung dari kembali pada kejelekan umur (di masa tua). Ada apa dengan masa tua? Karena pada masa tua, pikiran sudah mulai kacau, kecerdasan dan pemahaman semakin berkurang, dan tidak mampu melakukan banyak ketaatan.[7]
Meminta perlindungan dari sifat bukhl, artinya berlindung dari sifat pelit (kikir). Yaitu do'a ini berisi permintaan agar seseorang bisa menunaikan hak pada harta dengan benar, sehingga memotivasinya untuk rajin berinfak (yang wajib atau yang sunnah), bersikap dermawan dan berakhlak mulia. Juga do'a ini memaksudkan agar seseorang tidak tamak dengan harta yang tidak ada padanya.[8]
Meminta perlindungan dari siksa kubur.
Menunjukkan adanya siksa dan fitnah kubur, karena bagaimana mungkin sesuatu yang dimintai perlindungan, namun hal itu tidak ada. Sungguh mustahil!!! Ibnu Hajar Al Makki mengatakan, "Dalam doa perlindungan terhadap siksa kubur ini terdapat bantahan telak terhadap Mu'tzilah yang mengingkari adanya siksa kubur."[9]
Meminta perlindungan dari fitnah (cobaan) ketika hidup dan mati. Ibnu Daqi Al 'Ied mengatakan, "Fitnah kehidupan adalah fitnah yang dihadapi manusia semasa ia hidup yaitu berupa fitnah-fitnah dunia (harta), fitnah syahwat, kebodohan dan yang paling besar dari itu semua --semoga Allah melindungi kita darinya- yaitu cobaan di ujung akhir menjelang kematian. Sedangkan fitnah kematian yang dimaksud adalah fitnah ketika mati. Fitnah kehidupan bisa kita maksudkan pada segala fitnah yang ada sebelum kematian. Boleh jadi fitnah kematian juga bermakna fitnah (cobaan) di kubur."[10]
 Semoga kita semua senantiasa dalam perlindungan Allah SWT dan selalu mengikuti Teladan yaitu Nabi Muhammad dan semoga kita semua mendapat syafaatnya dan masuk Surga
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H