Mohon tunggu...
Bi yani
Bi yani Mohon Tunggu... Guru - Guru SD Muhammadiyah Sendangtirta Berbah Sleman Yogyakarta

Saya lahir di Kulon Progo pada tanggal 1971. Pendidikan saya mengenyam pendidikan, SD dan SMP di Kecamatan Samigaluh kabupaten Kulon Progo. SMA di SMAN 4 Bhe Yogyakarta. Kuliah S1 di Fakultas Dakwah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta lulus tahun 1997. Pendidikan terakhir saya S2 UIN sunan Kalijaga Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Nature

Pangan Lokal, Alternatif di Saat Krisis Pangan

4 November 2023   23:01 Diperbarui: 4 November 2023   23:05 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

           Kondisi sebagian wilayah Indonesia yang mengalami kemarau cukup panjang, suhu yang relatif tinggi, membuat sebagian wilayah Indonesia mengalami kekeringan. Akibatnya petani mengalami kendala pengairan dalam bercocok tanam. Akibatnya, tanaman tidak subur, tumbuhnya kerdil, bahkan sebagian tanaman terlihat mulai  mengering dan akan mati. Terutama tanaman pangan seperti padi, jagung, kacang, capai dan sebagainya. 

A. Beberapa Jenis Tanaman Lokal 

          Ada jenis tanaman pangan yang agak bertahan di musim panas, yakni tanaman umbi-umbian, seperti ubi jalar, ketela pohon, talas darat, uwi, gadung. Juga tanaman buah seperti mangga, rambutan, pisang, manggis. Untuk tanaman umbi-umbian, butuh waktu sekitar tiga bulan untuk bisa memanen hasil. Untuk buah juga sekitar itu untuk masa sejak berbunga hingga siap panen. 

B. Pengolahan Pangan Lokal

         Pengolahan pangan lokal bisa dikategorikan menjadi dua cara,  yakni secara tradisional dan secara modern. Secara tradisional,  jenis umbi-umbian  biasanya direbus atau dikukus atau digoreng kemudian disantab. Ada juga sebagian warga kampung yang membenamnya di abu panas atau membakarnya hingga matang.  Ada juga yang membuat tape singkong. Sedang secara modern, ada yang membuat pangan lokal dibuat menjadi  kue bolu, kue kering, keripik, isi bakpia, dan sebagainya.  Pengolahan secara modern menambah nilai jual pangan lokal.

C. Hasil Olahan umbi-umbian di daerah Kulon Progo Yogyakarta.

        Kulon Progo termasuk wilayah yang memiliki pegunungan cukup luas. Tanaman pangan utama yang banyak dihasilkan petani di wilayah pegunungan Kulon Progo adalah umbi-umbian terutama ketela pohon, ketela rambat, serta talas darat. Ketiga jenis umbi ini banyak dijumpai di wilayah pegunungan dan sebagian wilayah dataran rendah. Jika dulu ketela pohon hanya dibikin ketela rebus, ketela goreng biasa, atau dibuat geblek dan growol (makanan tradisional kulon Progo). Jika dijual harganya murah.

         Biasanya hanya di desa mulai diberikan pelatihan-pelatihan olahan pangan. Mendatangkan ahli pembuatan kue.  Sehingga warga masyarakat desa mulai berinovasi serta kreatif. Ketela dibuat keripik telo, selondok putih , kue basah warna warni dan bolu ketela, dan lain sebagainya. Ada juga yang tetap digoreng namun diberi toping berbagai varian, entah keju atau coklat.  Harga jualnya punlebih tinggi. Pangsa pasarnya juga lebih luas. Maka pangan lokal bisa jadi alternatif pengganti beras. Karena rasanya juga lebih nikmat dan lezat. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun