Belum hilang rasa kagum, dan haruku, saya makin dibikin terpana oleh Bapak Suwito. Sesampainya di rumah, motor kami di turunkan. Setelah itu kami persilahkan masuk, untuk sekedar minum teh di dalam. Beliau bertiga memang masuk rumah, namun hanya pamitan ke kami. Saat kami sodori uang sebagai pengganti bensin dan untuk sekedar minum teh di jalan, beliau tolak.Â
Beliau bilang, sudah biasa melakukan hal itu. Ohiya, saya jadi ingat, saat di mobil, beliau cerita. Bahwa kebiasaan mengantar orang yang dapat musibah, beliau bilang.Â
Orang dapat musibah itu kan tidak tahu, hari ini Penjenengan (kami berdua) siapa tahu suatu hari nanti ada diantara keluarga beliau yang mengalami. Jadi beliau seolah menolong orang lain itu sama dengan menolong dirinya sendiriÂ
Pelajaran akhlak hari ini, muncul dari seorang Bapak Suwito seorang pengusaha kecil yang baik hati dan penuh rasa peduli pada sesama.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H