Kau sendiri dalam sepiÂ
Saat malam, hanya suara erikan jangkrik di sana sini
Atau suara ayam, burung dan kambing sekali-kali
Dalam gellap yang seolah tiada henti
Kala pagi menjelang
Kau harus sibuk menanak nasi sendiri
Kadang hanya sambal yang jadi lauknya
Sungguh pedih hati ini mendengar ceritanya
Kau sendiriÂ
Menghitung hari demi hari
Menunggu datangnya hari Minggu
Waktu dimana aku datang mengunjungi
Kala siangÂ
Kau pergi ke ladang
Mencari rumput di ladang
Dengan langkah kaki dan tubuh yang tak lagi tegak
Kau berjalan tertatih
Menapaki jalan setapak yang kadang licin dan terjal
Diantara pepohonan dan hamparan rumput
Atau berjalan dalam pematang sawah yang sempitÂ
Dengan tangan yang gemetaran karena tremor
Kau goyangkan sabit memotongi rumput liar atau dahan-dahan tumbuhan
Hingga tumpukan rumput dan daun menggunung
 Barulah Kau pulang dengan jalan tertatih-tatih
Dengan dua bengket rumput dalam pikulan
Terasa perih hati ini menyaksikan
Ayahku yang hanya sendirian
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H