Suara gemericik hujan terdengarÂ
Di atap rumahku
Bagaikan lonceng berdentang bersautan
Membangunkan setiap insan
Suara gemerciknya semakin kuat
Menambah rasa yang makin gelisah
Memikirkan ayahku yang sendirian
Di kampung halaman
Seolah kulihat dalam bayangan
Ayahku yang renta terbaring di ranjang
Berselimut hijau beralaskan tikar
Melingkar seolah sedang berperang
Melawan dinginnya malamÂ
Ayah, di sini aku gelisah
Teringat ayah yang tak lagi berteman
Belahan jiwamu telah terbaring di pusara
Kau sendiian di tengah dinginnya malam
Andai Kau berkenan
Mungkin hatiku tak gelisah
Entah apa yang ayah rasakanÂ
Saat malam dingin dibalut hujan
Hanya lantunan doaÂ
Semoga ayah dalam lindungan Tuhan
Sang penguasa gelap malamÂ
Sang penentu takdirÂ
Tak terasa pagi telah menjelang
Mataku tetap terjaga
Penuh rindu dan gelisah
Hujan yang terus terdengar
Disertai suara gemuruh petir
Yang membelah langit kegelapan
Menambah kekes hati dan perasaan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H