Pagi jam 8 tepat anak saya yang bungsu menjemputku ke tempat saya menginap di bilangan Jakarta Pusat. "Jangan ada barang  yang tertinggal Bu saya segera datang" begitu pesan yang saya terima di WhatsApp di 10 menit sebelumnya.
Begitu dia sampai dipintu kamar saya tagih lontong sayur yang saya pesan dari semalam untuk menu sarapan. Ternyata dia tidak sempat membelikan karena harus ke kator dulu untuk absen kemudian keluar lagi untuk mengantar saya ke stasiun Pasar Senen.
Sesampai di Stasiun kami mencari tempat makan untuk mengisi perut dipagi hari. Anak ku mengajak makan ke Zaloria tapi saya tidak berminat saya masih keukeh ingin makan lontong sayur. Â Kemudian kami jalan sedikit menyusuri ruang tunggu sampai saya menemukan kedai bakso malang. Dan kami makan pagi disana walaupun tanpa lontong yang saya cari saya memang suka kuliner yang ada lontong nya. Kami memesan soto betawi dan mie ayam komplit.
Setelah kenyang kami segera ke area keberangkatan sambil menunggu jadwal kereta yang akan saya tumpangi tersedia. Karena anak ku diburu jam kantor maka saya ijinkan dia meninggalkan saya sendirian dan saya sudah mengantisipasi dengan memanggil seorang porter untuk membantu membawa barang saya ke dalam kereta.
Stasiun Pasar Senen 20 tahun yang lalu dan Pasar Senen hari ini sangat jauh berbeda. Dulu kami selalu menggunakan jasa kereta api melalui stasiun Gambir untuk pulang ke Jawa Tengah. Tapi sekarang Stasiun Gambir hanya melayani kereta bisnis .Â
Tak kalah dengan Stasiun Gambir sekarang penampakan Stasiun Pasar Senen juga lebih rapi bersih dan tertata. Jalan masuk, ruang tunggu tidak lagi kumuh. Bersih teratur dengan petugas yang ramah. Â Dan fasilitas pendukung lainya seperti outlet outlet atau tempat kuliner yang tertata teratur. Dan ini yang penting moda angkutan umum berbasis rel ini mempunyai fisik gerbong baru dan enak dipandang.
Tiket sudah dipesan melalui aplikasi  saat jadwal kereta sudah ada kita tinggal masuk dengan menunjuk kan barcode yang sudah ada. Dibantu seorang porter saya memasuki area ruang tunggu dalam, selagi menunggu kereta datang mas porter  memberi arahan dengan sangat sopan dan meminta ijin untuk duduk dilain tempat.Â
Ketika kereta datang mas porter datang kembali untuk membantu menaikan kedua koper ke dalam kereta dan kami berpisah ditandai berpindahnya nominal 25k. Â
Gerbong yang saya tumpangi masih banyak yang kosong ,mungkin kursi kursi itu sedang ditunggu penumpang lain di stasiun berikutnya. Tempat duduk yang lega dan bersih membuat suasana duduk lebih nyaman. Selain ada meja lipat yang bisa digunakan sewaktu waktu, ada cantelan tas dan colokan isi baterai yang tersedia.
Sesuai yang tertera di tiket tepat pukul  9.50 kereta Tawang Jaya Premium bergerak memulai perjalanan mengantarkan raga raga dengan niatan dan tujuan masing masing. Semoga perjalanan ini lancar dan selamat sampai ke tujuan akhir. Â
Dan semoga Kereta Api Indonesia makin baik dan baik lagi secara pelayanan,fasilitas dan harga agar menjadi pilihan utama dalam  moda transportasi perjalanan keluarga . Tulisan ini selesai saat  memasuki stasiun Cirebon setelah saya sempat tertidur satu jam.Â
Biken Abay Tawang Jaya Premium 9/10/2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H