Hari Minggu (16/09/2018) wilayah Hong Kong dibuat mencekam akibat badai raksasa, Mangkhut Mauls. Sap Ho Fung Gau (maaf kalau spell-nya kurang tepat) dalam bahasa Kantonis atau terjemahan dalam bahasa Indonesia adalah angin topan level 10 merupakan typhoon paling kuat yang menghantam Hong Kong tahun ini.
Pada tahap yang paling intens, kecepatan angin maksimum sebesar 195 km per jam, menjadikannya yang paling kuat sejak Typhoon Hope pada tahun 1979, dan lebih kuat dari Super Typhoon Hato tahun lalu. Akibat insiden tersebut, masyarakat Hong Kong diwajibkan untuk tinggal di dalam rumah.
Adanya sinyal typhoon yang berada di level 8 ini sebenarnya sudah diperkirakan seminggu sebelumnya oleh badan pengendali cuaca HK.Â
Di hari H, selain disiarkan langsung oleh seluruh stasiun televisi, pemberitahuan juga telah dipasang di tempat-tempat umum, terutama di area lobby apartemen agar mereka tidak keluar rumah atau pergi ke tempat berbahaya.
Jika typhoon berlangsung selama 2 hari berturut-turut, maka kemungkinan besar, masyarakat akan berbelanja bahan makanan, seperti lauk dan sayuran untuk stok di rumah, sebab pasar atau mal akan ditutup, kecuali tempat-tempat tertentu.
Ketika Typhoon Mulai Reda
Sore hari pukul 17.00, ketika angin dan hujan sudah mulai mereda, walaupun masih pada typhoon level 8, saya pun memutuskan untuk turun dari apartemen untuk jalan kaki menuju ke pantai.Â
Sepanjang jalan, saya juga melihat banyak kaca pecah berserakan, entah dari pecahan kaca jendela atau dari lampu jalan yang ambruk di tengah jalan. Tak terhitung pohon-pohon yang tumbang apalagi ranting yang berterbangan. Jalan raya sangat kotor dan berantakan. Mobil pribadi yang berjejer parkir di pinggir jalan tertutup sampah, bahkan ada satu taksi yang bagian belakang kacanya pecah akibat kencangnya angin topan tersebut.
Detik ini pukul 04.00, situasi di luar masih hujan sedikit, angin tercatat masih level 8. Perkiraan besok masih ada typhoon, semoga tak separah hari Minggu.