Balada , dari frasanya kita sudah bisa menebak ini kabar  mengenaskan. Tentang ceritera tak mengenakkan. Beragam kisah anak manusia. Berbagai peran dilakonkan. Seperti sebuah lirik lagu dari band legendaris , Dunia ini hanya panggung sandiwara, ceritanya mudah berubah. Ada peran wajar dan ada peran berpura pura. Mengapa kita bersandiwara...
Mengapa kita bersandiwara...yuuuk mareee.
Tahun politik mendekat, suhu menghangat. Pelakon menggeliat, siap mainkan peran jadi setan atau malaikat. Jadi pemikat atau penghianat. Jadi pahlawan atau penjahat. Silahkan pilih sesuai hikmat. Semua terekam dalam ingat.
Tersebutlah kisah 4 thun yang lalu, dua anak manusia, yang satu tampak ingin berpelukan ..bukaann jaka dara dirasuk cinta, bukan sepasang kekasih yang sedang dimabuk asmara. Dua insan yang sedang lakonkan perannya. Sesama makhluk Tuhan yang penuh cinta, seharusnya.
Dia hanya ingin menunjukan rasa sayangnya, hormatnya, keakrabanya... namun pelukan  tak bersambut, Kau tolak ajakan pelukan hangatnya. Dendam? Marah? Tidak! Dia paham hakikat manusia walau jadi penguasa.
Tiga hari yang lalu, lakon itu kau tontonkan kembali. Publik dibuat jengah, ada apa gerangan dengan dirimu? Etika macam mana yang dipelajari dari sekelilingmu. Yang dikata kau hormati kau segani kau perlakukan blio macam bini muda atau kau pikir itu binatang piaraanmu, kuda.
Wajar saja tertolak pelukanmu. Karna bukan begitu cara bertamu. Tepatnya tamu tak diundang hehehe..
Mpok Biken : apaan si pok? Main semprit2 ngagetin aja?!
MP: tema nya becak woeee becaak...nape lari ke fulitik?
MB: lah becak ma kuda pan sodaraan , Pok? Klo gk ada becak ,naek delman yang ditarik kuda gitu.
MP : bukan becak gowes ntuu..! kk  jadi ngeyel dn ngeles gini sih, sejak kapan ngampret , mpok?