Mohon tunggu...
Biyanca Kenlim
Biyanca Kenlim Mohon Tunggu... Pekerja Mıgran Indonesia - Yo mung ngene iki

No matter how small it is, always wants to be useful to others. Simple woman but like no others. Wanita rumahan, tidak berpendidikan, hanya belajar dari teman, alam dan kebaikan Tuhan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

SBY Dukung No 2 di Pilkada Putaran Kedua, Ini Alasannya...

20 Februari 2017   00:07 Diperbarui: 20 Februari 2017   04:48 3757
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto: samarinda post

Pesta demokrasi Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA) usai sudah. Setelah dilakukan serentak di seluruh tanah air , Rabu 15 Februari empat hari  lalu . Patut disyukuri, hajatan massal lima tahun sekali ini secara keseluruhan berjalan aman lancar ,tertib dan damai. Tak ada kericuhan atau keributan yang berarti.

Begitu juga kondisi pilkada DKI Jakarta yang menjadi pusat perhatian seluruh rakyat Indonesia ,bahkan  sampai ke luar negeri, yang sempat membuat perasaan was was. Karena begitu riuh rendah dengan  segala dinamika nya. Ternyata semua berjalan dengan damai dan sejuk, Alhamdullillah .

Pilkada DKI Jakarta yang  diikuti oleh tiga pasang calon gubernur ini akhirnya akan berjalan dua putaran, setelah diketahui hasil penghitungan suara tidak ada yang  memenuhi syarat sebagai pemenang tunggal yakni melewati ambang batas 50%.

Yang akan maju kedalam babak pilkada putaran kedua adalah pasangan Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) Jarot Saiful Hidayat atau disingkat BaDja serta pasangan Anies Rasyid Baswedan dan Sandi Salahudin Uno dengan perolehan suara hasil real count KPU DKI per hari Jumat 17-02, yang berbeda tipis. Tertinggi 42,91% untuk  BaDja dan peringkat kedua 40,05% untuk Anies Sandi.

Sangat njomplang sekali perolehan suara no urut 1 yang  hanya 17,05%. Artinya pasangan Agus Silvi secara otomatis keluar dari arena pertarungan berikutnya , yang sudah di ungkapkan oleh Agus sendiri dalam konferensi pers nya, mengakui kekalahanya,  juga menyampaikan ucapan selamat pada kedua pasangan mantan rivalnya secara jantan. Sikap yang harus diapresiasi , layak di contoh, dimana menerima kekalahan dengan sikap legowo dan dewasa.

Paska kekalahan Agus sang anak mantan presiden ke enam, banyak spekulasi bersliweran, akan kemanakah dukungan SBY selaku ketua umum PD , sekaligus penggerak koalisi PAN, PKB PPP yang mengajukan Agus sebagai kandidat cagub yang juga adalah anak kandung SBY?

Ternyata SBY akan mengarahkan dukungan pada pasangan no dua alias pasangan BaDja, kenapa?  Mari kita simak tiga alasan SBY mendukung Ahok, cekidot....

1)SBY BUKAN DALANG MAKAR!

Untuk menepis isu yang beredar,  jika SBY ada dibalik aksi bela Islam yang berlangsung secara berjilid. Selain target utamanya untuk menjegal Ahok, isunya juga terselip agenda lain, makar. Demi kepentingan anaknya yang menjadi kandidat agub. Dengan menggiring pemilih Agus Silvi yang 17% tersebut, Juga akan menunjukan SBY sangat menjunjung tinggi nilai Bhineka Tunggal Ika. Dimana Indonesia bukanlah negara agama.

Siapapun dia warga negara Indonesia berhak untuk menjadi pemimpin, termasuk Agus sang putra mahkota yang harus rela mengorbankan karirnya di Militer demi mengabdi pada ibu pertiwi melalui jalur politik. Tidak ada yang salah. Hal ini juga mementahkan twit SBY tempo hari tentang @apakah agus tidak berhak mengikuti pilkada DKI?.  Siapa juga yang ngelarang? Nyatanya Agus sudah resmi terdaftar dan menjadi calon (saat itu). Jangan lebay deeh...hehe

Jadi, Tak perlu gengsi setelah Ahok menitip salam manis melalui Agus, balaslah dengan senyum bijak dan rangkulan seorang mantan bapak Bangsa. Jika SBY mendukung Ahok, otomatis tuduhan liar SBY dibelakang aksi bela Islam tersebut akan gugur,horee…(sesaat)

2) PARTAI DEMOKRAT ANTI KORUPSI

Langkah ini akan sedikit memulihkan citra SBY khususnya / PD umumnya, jika mendukung Ahok, publik akan mengetahui bahwa PD tetap konsisten sebagai partai anti korupsi. Ingat slogan PD "Katakan Tidak Pada (hal) korupsi".

Karena Ahok satu pejabat langka yang berani bertarung melawan korupsi serta koruptor pengemplang uang rakyat tanpa kompromi. lupakan sejenak ancaman Antasari serta cuapan mereka mereka yang berada di balik jeruji penjara, kroni SBY saat dulu berkuasa. Jadi untuk sementara bisa bernafas lega dulu , sebelum kasus kasus bermunculan, termasuk proyek proyek mangkrak peninggalan 10 tahun berkuasa.

3) AGUS, PEMILIH CERDAS RASIONAL

Yang ini untuk menyelamatkan / citra Agus, dimana sejatinya Agus adalah seorang sosok yang cerdas, cakap, berkepribadian. Didikan militer membentuk Agus seorang yang cinta mati ibu pertiwi. Dalam jiwanya sudah tertanam bagaimana membuat kondisi masyarakat nyaman tanpa gesekan isu SARA, terlebih oleh oknum oknum politikus berkedok agama. NKRI harga mati.

Agus yang terbiasa tinggal di luar negeri pasti tahu bagaimana Ahok bekerja keras agar Jakarta sejajar dengan kota kota besar di luar negeri. Agus yang cerdas pasti rasional dalam menilai kinerja Ahok, setelah bukan menjadi rival cagub. Tak dipungkiri SBY masih mempunyai pengikut yang cinta dan setia, yang nurut kemana SBY memberi petintah.

Begitulah tiga alasan SBY mendukung Ahok ala ilmu trawangan saya. SBY yang selalu dalam kondisi galau maka jika mendukung Ahok, minimal SBY akan sedikit ceria dengan ikut ber hip hip hira hura. Jikapun SBY tidak mengalihkan dukungan ke Ahok, karena akan tetap konsisten dengan sikap galauwer sebagai penyeimbang dengan tidak menentukan arah dukungan, pengusung Ahok Jarot yakin, warga Jakarta sangat cerdas dan rasional. Mana pemimpin yang bekerja nyata untuk warganya, yang tidak terkotak kotak dengan suku, agama, ras dan golongan.

Ahok memang sosok yang lugas, seringkali tampak sangat keras kepala. Ngertiin sih ambisinya, bukan karena haus kekuasaan, tapi saking greget melihat  kondisi bangsa terutama di DKI Jakarta yang gak maju2 karena budaya korup , malas dan kerja lamban dari semua elemen, pengenya , dia rubah semua kondisi mental , sosial warga serta fisik kota Jakarta segera dalam masa kepemimpinanya dengan slogan Bersih Transparan Profesional. Dimana banyak pihak yang tidak suka kebiasaan lamanya terusik,   disitu seringkali Ahok harus berbenturan dengan berbagai pihak.

Begitulah kira kira. Selebihnya serahkan pada yang Tuhan YME, siapapun nanti pemenangnya, dia yang terbaik untuk Jakarta. Semua pihak wajib menerima takdir yang sudah di gariskan. 

Jangan terlalu serius bacanya yah. Berbeda tidak harus bermusuhan . jika tidak setuju abaikan saja dan sebut namaku tiga kali hihihi, gk ada hubunganya, karna artikel ini sekedar pelepas kangen pada kalian man temans semua. Happy Monday diakhir bulan February , jangan lupa bahagia..daaaa….

Sumber 1 dan 2.

Salam Damai Anak Negeri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun