Mohon tunggu...
Biyanca Kenlim
Biyanca Kenlim Mohon Tunggu... Pekerja Mıgran Indonesia - Yo mung ngene iki

No matter how small it is, always wants to be useful to others. Simple woman but like no others. Wanita rumahan, tidak berpendidikan, hanya belajar dari teman, alam dan kebaikan Tuhan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

[Bulan Kemerdekaan RTC ] Laras Hati

18 Agustus 2016   07:28 Diperbarui: 18 Agustus 2016   09:44 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jalanan tampak mulus, tak ada kendala sama sekali bagi Kakek Isayas Ibo yang berusia sekitar tujuh puluh lima tahun itu, kakinya yang cacat karena terserang struck , mengharuskan ia menggunakan kursi roda elektrik ,fasilitas di LARAS HATI ,  untuk menikmati dunia lain di luar gedung nyaman milik pemerintah itu.

Keamanan yang sangat terjamin, tak ada gelandangan, pengamen atau orang tidak taat hukum berkeliaran. Tak ada pedagang kaki lima yang berjualan sembarang tempat, kecuali di area yang sudah ditentukan. Warga yang tertib aturan. Pejalan kaki, pengguna jalan raya yang tertib lalu lintas. Namun tak mengurangi sikap ramah khas Indonesia. Lingkungan yang asri, bersih dengan fasilitas umum yang mudah ditemui. Nyaman sekali negeriku.

Sepanjang jalan yang dilewati Kakek Isayas,  Bendera merah putih yang berkibar gagah ada dimana mana. Melambai tertiup angin Kemerdekaan. Merdeka dari mental pemalas, merdeka dari mental peminta minta, merdeka dari mental pencemo'oh, merdeka dari sifat mengadu domba, merdeka dari kemiskinan, merdeka dari koruptor.

Para pejabat yang sangat memikirkan warganya. Polisi yang melindungi rakyatnya. Penegak hukum yang bekerja dengan menutup mata, Menegakkan keadilan tanpa memandang siapa yang di bela, semua sama. Hukum jadi panglima.

Di Seabad usia negeri yang kaya ini, di bawah kibaran sang saka merah putih, seluruh anak negeri bersatu padu, bahwa NKRI harga mati. Hasil pajak, Kekayaan yang terkandung di bumi pertiwi , semua semata mata untuk kemakmuran rakyat, anak negeri. Dari Sabang sampai Merauke, begitu adanya.

Sesampai di lapangan yang dituju, Kakek Isayas menghentikan laju kursi rodanya dengan menekan tombol rem di jempol tangan kirinya.

Sudah banyak warga berkerumun, menyaksikan perlombaan antar warga,khas tujuh belasan. Ada balap karung, makan kerupuk, memecah balon dengan mata tertutup, lomba bakyak, tarik tambang dan masih banyak lagi, tak ketinggalan beberapa tiang yang sudah di lumuri oli pun berdiri tegak dengan hadiah yang menggiurkan tergantung di ujung atas sana, panjat pinang.

Kakek Isayas , menonton dengan seksama, ada rasa haru ketika menatap wajah wajah riang ,tertawa lepas tanpa beban. Seluruh warga yang hadir, Orang tua, muda mudi, anak anak begitu menikmati acara yang mencerminkan kerukunan, dari berbagai warna kulit, ada yang berkulit coklat, sedikit putih, dan sedikit hitam berbaur dengan raut wajah berbinar, tanpa terkecuali.

Ada rasa sesak ketika menengok keatas, ujung  tiang panjat pinang, di atas hadiah yang bergantungan, sang saka merah putih berkibar, dengan iringan lagu Tujuh Belas Agustus dari speaker di meja panitia lomba.

Terlebih melihat begitu semangatnya peserta lomba panjat pinang. Saling bahu membahu, walau begitu sulit, untuk mencapai ke ujung tiang. Mengingatkan hakikat perjuangan itu diraih dengan pengorbanan,  saling membantu, menguatkan , mendorong untuk mencapai Kemerdekaan .

Rasa haru bercampur bahagia yang begitu membuncah, memaksa bulir bening membasahi kulit wajah yang sudah mulai keriput, terkenang masa lalu, nyesek.  Semakin sesak rasa yang mendera Kakek Isayas, tangan kanan memegang dada sebelah kiri, tangan kiri meraih tombol alarm.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun