[caption caption="Sumber foto: indonesiainstitute.com"][/caption].Mereka menyebutnya Pahlawan devisa
Namun, ada masanya kami  dimaki dan dibenci
Keberangkatanya  dulu tak semanis kurma
Dididik tak ubahnya seperti keledai dungu
Dipandang sebelah mata itu sudah menjadi bumbu penyedap kehidupannya
Digiring bak barisan bebek yang digembala
Diterbangkan bak merpati
Ibarat peperangan kami di kirim ke medan laga tanpa senjata..
Tanpa perlindungan
Kepulangan ke Ibu Pertiwi Pun terasa sekecut belimbing wuluh
Tikus-tikus pembobol harta karun hingga curut-curut berdasi pengemis recehan sudah biasa kami hadapi
Negara masih membiarkan para lintah menghisap hasil keringat kami
Kebijakan bak prasasti
Berhasil di ukir namun tak mengubah nasib  kami
Ahhhhh....sudahlah, mungkin mereka butuh dana untuk piknik
Hari ini mereka masih menyebutnya sebagai pahlawan devisa
Ya mungkin memang benar..
Pahlawan Devisa Adalah Pahlawan yang terjajah
__*****___
Happy weekendÂ
Titipan dari Anggra Yahoo Tosca (bend VoM)
Biken 30/04/216.
Puisi ini juga di post di Voice of Migrant (VoM)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H