Mohon tunggu...
Biyanca Kenlim
Biyanca Kenlim Mohon Tunggu... Pekerja Mıgran Indonesia - Yo mung ngene iki

No matter how small it is, always wants to be useful to others. Simple woman but like no others. Wanita rumahan, tidak berpendidikan, hanya belajar dari teman, alam dan kebaikan Tuhan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ahok Memang "Pengacau". Pertemanan Kami Berantakan

12 April 2016   11:41 Diperbarui: 12 April 2016   14:10 5019
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Temanku..kita sama sama bukan warga DKI. Apakah Ahok si "pengacau" itu harus membuat tali pertemanan kita berantakan?.

Tidak kah kau ingin Jakarta khususnya akan lebih baik. Dan Indonesia pada umumnya semakin baik. Dengan banyaknya pejabat daerah yang tertular virus Ahok, berani mendobrak dan berlomba lomba untuk membawa daerahnya menjadi kawasan layak huni, ramah, sehat dan pasti bebas korupsi, transparan agar uang negara bisa dimaksimalkan untuk kesejahteraan warganya.

Ataukah kamu juga mengidolakan sosok pejabat santun, cerdas, namun ternyata penyamun?. Sepertinya kamu juga tidak punya calon penantang Ahok yang menjadi idolamu. Ataukah...kamu juga punya misi seperti mereka? Misi ABA? Asal Bukan Ahok?

Entahlah......

Sempat terlintas dalam benakku. Mungkinkah temanku menerima segepok dolar untuk turut melancarkan misi ABA?.aahh itu gak mungkin. Temanku masih punya hati nurani, tak mungkin menggadaikan harga diri hanya untuk meloloskan misi ABA. Dengan menjadi  nyinyir mencari cari kesalahan Ahok walaupun terkesan di paksakan. Dan tidak mau menerima kenyataan bahwa Memang Ahok sudah menjadi "pengacau" bagi pejabat pejabat santun nan korup.

Entahlah....nyatanya Ahok memang "pengacau"!

 

Salam Damai Anak Negeri

Biken 12/04/16 Sai Wan Ho - HK

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun