Mohon tunggu...
Biyanca Kenlim
Biyanca Kenlim Mohon Tunggu... Pekerja Mıgran Indonesia - Yo mung ngene iki

No matter how small it is, always wants to be useful to others. Simple woman but like no others. Wanita rumahan, tidak berpendidikan, hanya belajar dari teman, alam dan kebaikan Tuhan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kopdar dengan Kompasianer Penjelajah Masjid di Dunia

30 Maret 2016   07:35 Diperbarui: 14 April 2016   12:33 476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="foto dokpri"][/caption]Nama aslinya keren ,Taufik Hidayat seperti nama mantan saya dari Kali mati Tegal #uhuk, serious!.  Tapi nama pena nya tak kalah keren Taufik Uieks. Apalagi jika menyebut Uieks sambil menggoyangkan jempol uieeks..uieeeks eeeeaaaaa ..asik, seasik orangnya hehehe. Kenapa ada Uieks di belakang namanya? Mari kita simak cerita selanjutnya ..yuuk marii... 

Tanggal 13 maret hari minggu, dua minggu yang lalu, Saya berkesempatan bertemu dengan beliau , saya panggil mas Uieks saja biar tampak lebih muda eheemm..

Awalnya saya kurang bersemangat merespon ajakanya untuk kopdar, berhubung saya pernah kecewa dengan seorang Kners yang waktu itu sudah menggebu nggebu mau datang HK, saya pun antusias menyambutnya dan berusaha untuk menkondisikan agar pertemuan nyaman bersama kawan kawan lain. Walaupun saya sempat ragu, bahkan berulang kali saya tanya, "malu gak bertemu denganTKI/BMI?, secara beliau adalah seorang pengusaha sukses.

Ternyata acara gagal, dengan berbagai alasan. Ya sudah positif thingking saja. Tidak mengurangi respect saya,walaupun sudah agak kurang mempercayai kata katanya hehehe maaf yah case closed .

Berbeda dengan mas Uieks yang awalnya meminta hari sabtu untuk bertemu, sayapun tidak mempermasalahkan. Hari biasa jam berapa saya siap . Sesuai kesepakatan Janjian hari sabtu  jam 3-5 sore di Sai Wan Ho . Saya rencanakan ngopi bareng di cafe de coral area depan exit mtr , kemudian saya traktir makan rawon di toko Indonesia  area sai wan ho. Dan mas Uieks setuju alias manut saja.

Ternyata di jam itu mas Uieks masih ada di daerah Tung Cung untuk suatu keperluannya. Yang membutuhkan waktu sekitar dua jam untuk kembali ke sai wan ho. Tampak menyesal dari kalimat permintaan maafnya sembari mengirimkan foto2 lokasi pada saat itu , oke saya memaklumi kesibukanya, momandai (gak masalah).

Mungkin mengatasi rasa bersalah , malam harinya mas Uieks kembali menanyakan kapan bisa bertemu melalui chat messeger , "Besok pagi jam berapa saya bisa ketemu mbak bi?" tanyanya.

" jam 9 saya keluar rumah, jam 10 ketemu sama teman VoM ,setelah itu saya mau donor darah dan di lanjut mengunjungi flower show mas Uieks"!  balasku."

"oke saya temui mbak Bi di jam itu sekalian saya mengenal kawan kawan VoM yah"!

"sip" jawabku singkat .

Esok harinya , minggu tgl 13 maret di McD Wanchai saya dan Kners mbak Dwi Purwanti yang dulu pernah sempat bertemu di th 2012 dengan mas Uieks pun berkumpul. Mas Uieks , mbk Dwi Purwanti, mbak Erna , dari  tim redaksi VoM saya sebagai koordinator, sekretaris mbak Mecca, mbak Chaca, mbak Anggra, mbak Nur Halimah yang juga ketua KOTKIHO, dan ketua SBMI HK mbak Ratih. Berkumpul berbagi cerita, seru.

Bapak dengan tiga putra yang energik dan menyukai aktivitas jalan kaki ini sosok yang ramah, rendah hati dan pekerja keras . Mulai bekerja di dunia penerbangan sejak tahun 1986, keliling dunia adalah kesibukanya. Dari satu tempat ketempat lain membuat pengalaman dan wawasanya sangat luas. Tak pelit untuk berbagi cerita walaupun demi privasinya sesuai permintaan tidak saya cantumkan detailnya .

Tidak seperti orang lain yang menghabiskan waktu saat keluar negri dengan foto2 hebohnya, yang unik dari mas Uieks adalah berusaha menjelajah dan mencari masjid di setiap persinggahan di seluruh dunia. Yang kemudian di rangkum menjadi tulisan apik bermanfaat penuh pesan religi bagi yang membacanya.

Mulai aktif menulis dokumen perjalananya di thu 2011 di majalah Intisari selain di Kompasiana dan sudah mengeluarkan buku berjudul "mengembara ke masjid masjid di seluruh dunia".

[caption caption="foto dokpri mas Taufik Uieks "]

[/caption]Dan perjalanan kali ini beliau manfaatkan untuk mengunjungi "istana orang mati" istilah dari mas Uieks untuk menyebut kuburan yang menjadi catatan religi berikutnya yang juga berniat dibukukan.

Sifat tidak sombong  terlihat dari sikapnya yang keukeh tidak mau mempublikasikan apa yang sudah di perbuatnya. Menurut beliau "tangan saya yang memberi, tetangga tak perlu tahu eehh maksudnya tangan kanan memberi, tangan kiri tak perlu tahu" yo podo ae, artinya tetangga gak perlu kepo, jadi biar gak penasaran keponya biarkan foto yang berbicara oke?

[caption caption="dokpri Taufik Uieks "]

[/caption]Nah ngomongin masalah nama belakang tadi , ternyata ada kisahnya. Menurut mas Uieks , nama Taufik Hidayat itu pasaran, klik di google dengan keywords itu akan muncul ribuan Taufik Hidayat. Nah agar punya branding tersendiri maka di pakailah UIEKS yang berarti Universitas Indonesia Ekonomi Syariah yakni alma mater nya,  gimana keren kaaan? Sekeren hati dan tindakanya .

 Setelah pertemuan itu, satu hari kemudian saya chat menanyakan kabarnya

"di mana mas?"

"di Taipei". Sambil kirim foto posisi di Taipei.

Satu hari kemudian .

"di mana mas?"

"udah di Jakarta!"

 Satu hari kemudian ..

"dimana mas?"

"lagi di Bekasi mau perjalanan ke cirebon ziarah ke makam Sultan Gunung Jati"

Waaduuh nih orang kaya strikaan aja mobilitas nya tinggi . Oke deh, sebelum saya tutup, saya mohon maaf jika tidak mampu menjamu dengan baik karena keterbatasan waktu. Saya ucapkan banyak terimakasih sudah berkenan ngeriung bareng, pertemuan itu sungguh berkesan.

“Jikalau ada sumur di ladang ,boleh kita menumpang mandi. Jikalau ada umurku panjang bolehlah kita berjumpa lagi”.

Akhir kata doaku,  dimanapun, kapanpun, semoga ridho Alloh mengiringi setiap langkahmu kawan, sukses dan semoga sehat selalu, salam hangat untuk seluruh keluarga.

[caption caption="foto dokpri "]

[/caption]

Biken 30/03/16 Sai Wan  Ho - Hong Kong

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun