Mohon tunggu...
Biyanca Kenlim
Biyanca Kenlim Mohon Tunggu... Pekerja Mıgran Indonesia - Yo mung ngene iki

No matter how small it is, always wants to be useful to others. Simple woman but like no others. Wanita rumahan, tidak berpendidikan, hanya belajar dari teman, alam dan kebaikan Tuhan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Selamat Tahun Baru, Setelah Ifani dan Dewi Pagi Hadir Kembali

31 Desember 2015   04:13 Diperbarui: 5 Januari 2016   19:07 1369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Sumber foto:blogspot.com"][/caption]

Beberapa bulan yang lalu, satu prahara  sempat menghebohkan jagad Kompasiana  gegara terbongkarnya kedok seorang narapidana yang seharusnya menghuni penjara dengan segala aturan sebagaimana raga yang tak merdeka. 

Tetapi karena "kesaktianya" , beliau mendapatkan perlakuan yang istimewa , suka suka bebas  keluar masuk, termasuk bebas menggunakan fasilitas internet untuk memantau berita,  meng akses  dunia luar melalui sosial media bahkan sebagai penulis aktif di Kompasiana , mempunyai murid , tim hore,  dan tak bisa di pungkiri banyak sekali pembaca yang menjadi penggemarnya karena keunikan dan kekhasan gaya tulisanya. Sempat bertahan beberapa tahun karena termasuk asset Kompasiana, kemudian di banned setelah heboh kasus terbongkar.

 

Prahara itu sempat memecah belah keluarga besar Kompasiana, suasana begitu menegangkan dan panas, sungguh tak nyaman , membuat hengkang beberapa kawan, terutama termasuk salah satu artis Kompasiana "pemeran" mbak Ifani yang kemudian memilih menghapus semua artikel, menghilang dan tak kembali lagi. 

Tak berlangsung lama memang, karena sejatinya para Kners semua dewasa , bijak dan menyerahkan semua pada pihak yang berwenang untuk menanganinya walaupun entah apa tindak lanjutnya kecuali si terpidana di pindah ke gunung sindur yang lebih ketat pengawasanya, untuk hal hal lainya seperti biasa berakhir  "entahlah......

Kini badai telah berlalu, semua kembali normal , kabar terbaru mbak Ifani kembali aktif menulis lagi dengan gaya dan bahasanya yang cerdas dan khas, namun tidak lagi di Kompasiana, beliau menyalurkan hobynya di Seword.com bersama Kners Alan Budiman yang resmi memilih mengundurkan diri dari Kompasiana dan mandiri di Seword.com., selamat mas Alan dan Mbak Ifani moga sukses menyertai.

Nah ada satu lagi kawan yang juga sempat menghilang, si mojang cantik nan  cerdas dan pandai berpuisi dari Kampoeng Hujan yakni Dewi Pagi yang sangat menawan, dari raut muka juga tulisanya, kini telah  hadir kembali. Senang rasanya mendengar kabar mbak Dewi baik baik saja , saya yang sempat gelisah kehilangan sosok energik ,ceria tiba tiba semalam hadir di chat mengabarkan jika dia tak kurang suatu apa.

[caption caption="Sumber foto: fb dewipagi"]

[/caption]

Harapku , kembalilah menulis mbak Dewi, Lupakan yang telah lalu. Seluruh kawan merindumu  , puisimu,  canda ceriamu, senyum ramahmu, dan karya karya mu. Sekian lama kau torehkan tinta penyalur hasrat dan imajinasimu, puisi indahmu memikat Menghiasi Kompasiana, tidak kah kau rindu untuk kembali berkumpul di keluarga besar Kompasiana yang tetap setia menunggu hadirmu. Dan kami dengan hangat akan menyambutmu dengan pelukan tulus damai penuh persahabatan.

Kemudian sempat di selingi ontra ontra kedua dengan cerita makan siang di istana, juga membuat suasana  kembali panas bergelora, pun memakan korban hengkang nya beberapa kawan, sungguh di sayangkan, namun di setiap kejadian pasti ada hikmah dan pesan yang bisa menjadi pembelajaran. Kedewasaan, kesabaran dan kepala dingin harus di utamakan untuk menyelesaikan setiap persoalan.

Sekedar berbagi cerita, kebetulan kemaren mendapat kiriman link film Renevant 2015 dari mbak Mike, sekilas dalam cerita terselip pesan yang layak di renungkan  "selalu ada penghianat yang  menikam dari dalam, namun balas dendam pun tak akan menyelesaikan persoalan",   tidak bermaksud untuk menggurui atau menyinggung siapapun, sekedar untuk instropeksi evaluasi diri,  sejatinya memaafkan itu tak akan merendahkan, justru akan memuliakan dan membawa kedamaian dalam jiwa.

Satu hari ke depan tahun baru akan  kita jelang, tak perlu tengok ke belakang, apa yang sudah terlewat akan menjadi kenangan, pahit manis semua adalah pembelajaran yang tak terlupakan dan menjadi cambuk agar lebih baik di waktu yang datang. Yang baik di teruskan,  yang buruk kita tinggalkan, dan persahabatan tak akan  lekang oleh perubahan jaman kalau semuanya di landasi niat baik dan kejujuran.

Mari sambut tahun baru dengan jiwa baru dan semangat baru, semangat untuk membangun,  rasa optimis yang tinggi, berprestasi, berbagi , berlomba dalam keteladanan, kebermanfaatan, kebaikan,  kebajikan kepada sesama manusia, terlebih kepada Tuhan yang ESA berusaha agar menjadi manusia yang lebih baik dari tahun lalu dan menjadi insan yang tidak merugi.

 

 Saya pribadi  sekiranya dalam setahun perjalanan, ada sapa canda yang kurang berkenan, kalimat yang tidak sopan , kata yang menyakitkan, sudilah kiranya para sahabat dan kawan untuk iklhas memaafkan. Tak ada manusia yang sempurna, kesempurnaan hanya milik Allah SWT, Tuhan YME. 

Terimakasih untuk Kompasiana , untuk para Admin yang baik budinya, dan untuk para seluruh sahabat kawan keluarga besar Kompasiana yang sudah menerima saya,  yang hanya seorang wanita rumahan, tidak berpendidikan, hanya belajar dari teman, alam dan kebaikan Tuhan. Selama bergabung di Kompasiana , tali pertemanan ini telah Memberi warna pada cara pikir dan hidup saya yang begitu berharga, persahabatan ini sungguh indah dan bermakna.

Sekali lagi terimakasih untuk semua kawan yang tak bisa saya sebut satu persatu.

Selamat tinggal tahun 2015 selamat datang tahun 2016. 

Selamat tahun baru  semoga kebahagiaan, kesuksesan menyertai Anda semua.

Biken 30 Des 2015 Saiwanho HK.

Ini ketiga link mengenang ontra ontra yang menjadi kenangan,  bukti kuat tali pertemanan dahsyatnya rasa persaudaraan, saling mengingatkan saling menguatkan di keluarga besar Kompasiana.

[12/31, 6:06 AM] Yan biken.: http://m.kompasiana.com/biyanca/yang-korup-gayus-tambunan-saya-yang-dapat-ancaman_5602e5b406b0bde30c071194

[12/31, 6:06 AM] Yan biken.: http://fiksiana.kompasiana.com/biyanca/kepada-mas-alan-budiman_561aa64bc423bd2a078b4567

[12/31, 6:07 AM] Yan biken.: http://m.kompasiana.com/biyanca/kembalikan-ruh-kompasianaku_5600b4975c7b61101fe3bebd

 

[12/31, 10:35 AM] Yan biken.: http://m.kompasiana.com/biyanca/karena-kompasiana-saya-punya-kasta_55f54a9be9afbd9709c495b8

[12/31, 10:36 AM] Yan biken.: http://m.kompasiana.com/biyanca/maraknya-nama-pakde-di-kompasiana_55cd5332907e6109122d4ebb

Dua link di atas mengenang sosok Pakdhe Kartono yang sempat membawa kesan juga menggemparkan. Sayang jumlah  view hilang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun