[caption id="attachment_366054" align="aligncenter" width="300" caption="sumber.tutinonka.wordpress.com"][/caption]
Libur kemaren hari Minggu 12 Oktober saya pergi ke Bank Mandiri. Untuk mengisi waktu, melihat antrian yang mengular,  sebelumnya saya ambil Koran gratis yang di sediakan,,  ada Koran SUARA, KINDO dan APA KABAR.  Tapi karena antrian begitu padat, sehingga badan berhimpitan tak ada sela untuk sekedar mengintip Koran. akhirnya Koran saya masuk kan ke dalam tas punggung. dan saya buka hape baca berita online dengan konsekwensi lowbate saat depan kasir bank (karena hape saya sudah ngambek minta ganti onderdil hehehe..). Daripada berisik ngobrol dalam antrian, yang berakibat seperti dengungan suara ribuan tawon dalam ruangan. karena  masih begitulah  tradisi orang kita di manapun berada,  cit..cit..cuit.. adaaaa..aja yang jadi bahan cerita.
Setelah dari Bank Mandiri,  street away,  saya menuju ke Agency untuk bertemu teman yang sedang memasak untuk teman kami,  salah satu staf Agency berasal dari Pilipina yang merayakan Ultah hari ini. Sementara temanku sibuk memasak, saya tinggal rehat di ranjang atas untuk membaca Koran yang saya ambil tadi. walau kata temanku saya ketinggalan baca Koran itu , karena ternyata Koran itu terbitan minggu lalu. Bagiku tak ada yang basi untuk sebuah berita jika itu berguna.
Ada judul menarik di muka halaman Koran KINDO Edisi Oktober 2014 Vol 4 NO.10.  " Korban Bisnis Arisan bertangisan ". Ini sebenarnya bukan berita yang pertama yang di ulas Koran KINDO, sudah beberapa kali , dan saya rajin mengklipingnya , untuk jadi bahan rujukan mengingatkan teman, saat saya mempresentasikan produk asuransi di sekumpulan orang , atau dalam keadaan santai berbincang berbagi info dengan seseorang,   akan bahaya yang mengintip di balik bisnis MLM , yang begitu mewabah di antara para BMI. Yang kebanyakan mudah tergiur untuk dapat tambahan penghasilan dengan cepat dan mudah.
Beberapa waktu yang lalu KINDO khusus membahas tentang MLM (Multi Level Marketing) salah satu produk yang menggurita, menguasai pangsa pasar BMI khususnya Hong Kong (tak perlu sebut nama) yang ternyata atas penelusuran, itu bisnis yang Ilegal di Hong Kong. yang artinya tidak di akui oleh pemerintah Hong Kong. Ketika hal ini saya konsultasikan ke Bos pun, setelah di telusuri, si Bos membenarkan berita ini. namun saya heran, sampai saat ini bisnis masih berjalan di antara teman BMI , padahal sudah banyak korban yang menyesal dan ter ekspos di media, entah di Koran, di Medsos FB , atau antar teman dari mulut ke mulut.
Kali ini KINDO manampilkan kisah pilu  para peserta masih tentang  bisnis dengan modus MLM yakni MMM dan ENIMART.
Sedikit mengupas, apa itu MMM? . MMM bukan perusahaan. MMM tidak menjalankan bisnis. dan tidak ada pemilik di MMM. MMM adalah Financial Network Community di mana partisipan saling membantu. Sistem MMM mengumpulkan data orang yang minta bantuan, dan pada saat yang sama, program menemukan orang lain yang siap untuk memberikan bantuan.
" Hari ini Anda Membantu, Bulan Depan, Anda di Bantu Sebesar Anda Membantu plus Reward 30%".     waooowww...(sumber.www.mmmindonesiaclub.com)
MMM Restart Ready To Fight or Cheat?
Banyak sekali teman yang tergiur, dan terjebak larut menginvestasikan uangnya di MMM ini, dari yang berawal HK$ 1000, 2000, 5000, 7000, 10.000, ini dalam mata uang dolar Hong Kong lho !! . Bahkan nyata nyata di depan saya, dua bulan yang lalu saat saya mengantri di Bank Mandiri , ada anak TB (tomboy) meminjam punggung saya (karena antrian yang panjang dan semua meja full) untuk menulis lembar transfer ke MMM senilai RP23 juta !!. Sempat saya ingatkan, namun di mata dia,  saya di anggap mahkluk bodoh yang tidak tau berinves!  Yaaaa...sudahlah (ala Babe Chabita)
Pertengahan September lalu MMM Restart alias di ulang dari nol, artinya , MMM anjlok pada titik nadhir membuat peserta yang seharusnya mendapat riba 30%, yang mereka sebut Get  Help (GH) harus terhapus dari antrian. Dengan semangat baru MMM menciptakan slogan " READY TO FIGHT". namun banyak peserta MMM dari BMI Hong Kong yang bertanya dengan ironis dan putus asa. " Ready to fight to win the shit, or ready to cheat? (siap berlaga memenangkan kotoran atau penipuan)( Sumber.Koran KINDO). Dan kini mereka baru sadar uang yang sudah di investasikan tidak dapat di Tarik kembali. Kini mereka hanya bertangisan dan saling curhat di FB , menyesali langkah yang sudah di ambil.