Mohon tunggu...
Yosef M.P Biweng
Yosef M.P Biweng Mohon Tunggu... Guru - Guru pedalaman

Musafir sebagai guru di pedalaman Papua

Selanjutnya

Tutup

Diary

Kepastian Pemberkasan

1 Maret 2023   20:52 Diperbarui: 1 Maret 2023   20:57 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

KEMBALI UNTUK PEMBERKASAN

( Yosef MP Biweng )

 

Informasi yang ditunggu-tunggu akhirnya menjadi kenyataan. Surat pemberitahuan kepada seluruh CPNS agar segera melakukan pemberkasan ulang untuk PN mulai dari tanggal 17 Februari sampai 03 Maret 2023. Belum sebulan di tempat tugas, kami harus balik ke kota untuk melakukan pemeriksaan kesehatan, SKP, legalisir SK CPNS, Sertifikat Latsar. Informasi pemberkasan itu beredar di group-group WA angkatan, pibadi, hingga sampai di Group sekolah. Dengan demikian, kepala sekolah menginformasikan kepada semua bapak/ibu guru CPNS agar segera mencari hubungan dan turun dalam waktu dekat. Transportasi hanya bisa ditempuh dengan speedboat, viber, belang dan ketiting kalau punya nyali besar.

Ibu kepsek memberitahukan bahwa besok itu ada dua armada, satu longboatnya pedagang di kampung baru, yang satu adalah belang yang sementara naik ke kampung di atas, bapak/ibu guru bisa siap untuk ikut antara dua armada tersebut. Kalau longboat hanya sampai di Atsj, sedangkan belang sampai di Agats. Dan keputusan bersama adalah ikut belang.

Rabu, 15 Februari 2023, seperti biasa hari sekolah masuk aktivitas belajar-mengajar. Pak Rizal, mengatakan kepada rekan-rekan guru bahwa jangan sampai sebentar siang sekitar jam 1 arau 2 itu belang sudah ada di kampung baru. Jadi, kemas barang-barang setelah pulang sekolah. Setelah terdengan teng....teng...teng.... bunyi lonceng sekolah pertanda sudah waktunya pulang sekolah. Waktu telah menujukan pukul 12:50 WIT.

Kembali ke rumah masing-masing. Lagi santai dengan rutinitas seperti biasa, masak untuk makan siang. Terdengar panggilan dari rumah sebelah, ternyata pak Melky dengan gengaman HP di tangan melanjutkan pesan dari pak Babinsa bahwa perahu belang sudah ada, tolong sampaikan bapak/ibu guru siap dan bergegas ke kampung baru karena belang telah siap untuk melanjutkan perjalanan menuju Agats. Terimakasih pak Melky atas informasi. Kami mengira hanya pak guru Nanik saja yang harus segera mengikuti tumpangan belang tersebut, karena pada saat itu beliau sedang sakit, maka pak Nanik sudah duluan ke tambatan perahu untuk naik perahu ketiting. Untung saja ketiting sedikit mengalami hambatan, sehingga saya segera menghubungi pak Nanik untuk tahan om yang membawa ketiting tersebut, karena kami semua harus turun bersama dengan belang tersebut. Kami segera bersiap. Dandang nasi sudah masak. Kami sibuk dengan menyimpang barang-barang yang hendak dibawa serta. Akhirnya kami tidak sempat makan siang. Saya berusaha mendinginkan nasi dan mengoreng telur, hanya untuk mengalas perut yang mulali keroncongan.

HPnya pak Melky berdering lagi, pak Babinsa telp lagi. Katanya bilang bapak/ibu guru ada perahu ketiting menuju ke situ untuk jemput bapak/ibu guru, segera mereka naik dan turun ke kampung baru. Tak menunggu lama, semua persiapan serba tergesa-gesa, pak Fabi sampai gunakan jaket yang sudah digantung di luar, terpaksa kembali lagi. Saya juga lupa kabel carger HP, pun kembali ambil di rumah. Kembali ke tambatan perahu dengan terburu-buru hingga sampai di  perahu yang telah menunggu.

Kami pun tiba di kampung baru, dan segera pindah ke perahu besar alias belang yang hendak kami tumpangi ke Agats. Waktunya menunjukan pukul 14:17 WIT. Kami membeli biskuat dan aqua untuk mengisi perut yang kosong. Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada pak Babinsa yang telah berusaha membantu kami untuk bisa menumpang di belang tersebut.

14:20 WIT, belang meninggalkan jejak di kampung baru. Pengemudi belang memutar haluas muka belang ke arah tengah dan melaju mengikuti arus turun menuju distrik Atsj melalui distrik Ayip. Cuaca yang cerah, angin berhembus membawa sejuta harapan dalam mimpi tanpa sadar perahu belang telah meninggal kampung baru semakin jauh, semakin tak kelihatan, terpeleh oleh tanjung dan pohon-pohon yang berbaris di sepanjang pinggir kali seperti sedang megawal perjalan kami.

Perahu belang ini adalah armada terakhir yang bisa kami tumpangi, karena sudah tidak ada armada lain dalam minggu ini yang bisa kami ikut ke Agats, kecuali kapal cepat yang akan tiba pada hari jumat. Apalagi pemberkasan PN mulai dari tanggal 17 sampai 03 Maret 2023. Dan seandainya kami tunda, berarti bisa saja kami akan terlambat dalam pengurusan pemberkasan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun