Mohon tunggu...
Bisyri Ichwan
Bisyri Ichwan Mohon Tunggu... Dosen - Simple Man with Big Dream and Action

Santri Pesantren Darussalam Blokagung Banyuwangi dan Alumni Universitas Al-Azhar Mesir. Seorang yang kagum dengan Mesir karena banyak kisah dalam Al Qur'an yang terjadi di negeri ini. Seorang yang mencoba mengais ilmu pengetahuan di ramainya kehidupan. Seorang yang ingin aktif kuliah di Universitas terbuka Kompasiana. Awardee LPDP PK 144. Doktor UIN Malang. Ketua Umum JATMAN Banyuwangi. Dosen UIMSYA Banyuwangi. Dan PP. Minhajut Thullab, Muncar, Banyuwangi.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Lika-liku Keluar Thailand

4 Desember 2024   21:51 Diperbarui: 4 Desember 2024   21:55 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Agenda kami di hari terakhir berada di Narathiwat, Thailand adalah shilaturahim ke sekolah-sekolah yang menjadi tempat International Service Community UIMSYA Blokagung Banyuwangi. Senin pagi, Ustadz Po'o, panggilan untuk nama kepala sekolah di Narathiwat mengajak kami semua sarapan di rumah beliau. "Di Indo ada menu seperti ini?", tanya beliau kepada kami. Di atas meja sudah disediakan menu-menu makanan Khas Thailand. Aku membuka menu yang dibungkus, isinya adalah nasi kerawu, tapi tidak seperti nasi kerawu yang ada di Indonesia. Ini adalah nasi kerawu khas Thailand, namanya sama, tapi isinya beda.

Senin jam 9 pagi, kami diajak menuju ke sekolah Bukit Islamiyah. Mr. John meminta waktu kepada Ustadz Po'o untuk mengumpulkan anak-anak yang berada di kelas akhir Madrasah Aliyah. Kalau di Thailand, mereka berada di kelas 6 tingkat akademik. Kendala utama saaat komunikasi dengan mereka adalah bahasa. Memakai bahasa Indonesia banyak yang tidak faham, memakai bahasa inggris lebih tidak faham lagi.

Untungnya ada Ustadzah Hawa. Beliau adalah alumni dari UIMSYA Blokagung dan saat ini mengajar di sekolah Bukit Islamiyah Narathiwat. Beliaulah yang menjadi translator antara Mr. John dan anak-anak kelas akhir. Intinya, kami memperkenalkan kampus UIMSYA yang ada di Banyuwangi, Indonesia dan memberikan informasi mengenai beasiswa full untuk para mahasiswa dari luar negeri termasuk dari Thailand.

Banyak dari mereka yang antusias untuk melanjutkan pendidikannya di Indonesia. Ustadz Po'o juga memberikan motivasi. Sudah ada beberapa generasi kakak kelas mereka yang sudah dan sedang kuliah gratis full beasiswa di UIMSYA Blokagung, mereka tinggal melanjutkan saja untuk generasi berikutnya.

Selesai presentasi di Sekolah Bukit Islamiyah, kami bergeser ke sekolah berikutnya, Pak Lukman mengajak kami ke Sekolah Rung Arun. Posisinya berada tepat di bawah bukit. Sekolah ini memiliki lembaga mulai dari TK hingga SMP dan semuanya gratis. Mereka fokus memberikan beasiswa kepada anak-anak yang dari keluarga tidak mampu dan dari anak-anak yang yatim piatu. Saat kami datang, para cikgu, sebutan untuk para guru menyambut kami dengan antusias.

Kami mengobrol perihal MOU yang akan kami lakukan antara lembaga sekolah dengan kampus UIMSYA dan secara kerja sama, harapannya nantinya kedua belah pihak akan sama-sama saling diuntungkan untuk akreditasi lembaga. Kedua lembaga memiliki kerja sama tingkat internasional karena sudah berbeda negara. Ustadzah Salwa, salah satu cikgu di Rung Arun School bercerita, sudah beberapa kali mengunjungi Indonesia, "Beberapa bulan yang lalu, saya berkunjung ke Bali. Indah sekali di sana", kata beliau. Mr. John menanggapi, "UIMSYA berada di Banyuwangi, dekat sekali dengan Bali. Lain waktu bisa mampir".

Setelah dari Run Arun School, kami bergeser menuju Arrohmah Annuhson, lembaga sekolah yang memiliki tingkat pendidikan mulai dari TK sampai SMP, jumlah siswanya ada 500-an. Ustadz Babo, julukan untuk pimpinan sekolahnya juga pernah ke Indonesia. Bahkan beliau menunjukkan baju yang sedang beliau pakai adalah batik dari Indonesia. Sekolah ini memiliki asrama untuk para siswa yang fokus menghafal al-qur'an, salah satu gurunya bernama Ustadz Sufyan, beliau lulusan dari Universitas Islam Pakistan. 

Saat kami hendak berpamitan pulang. Ustadz Sufyan mengenalkanku dengan salah satu Ustadz yang lulusan Universitas Al-Azhar Mesir, "Ustadz di Mesir tahun berapa?", tanyaku. "Berangkat tahun 2009 dan pulang tahun 2017", jawabnya. "Seharusnya kita pernah bertemu, saya di Mesir mulai tahun 2009 dan pulang tahun 2013". Kami ngobrol agak lama. Dulu beliau tinggal di Hayyu Sabi', Nasr City. Aku tinggal di Tubromli, Nasr City. Tidak jauh lokasinya tempat kami berdua tinggal. Beliau lulusan jurusan Syariah Islamiyah, aku lulusan Ushuludin Tafsir Qur'an.

Ustadz Babo Arrohmah mengajak kami foto bersama di tengah sekolah. Anak-anak yang sedang mempersiapkan pulang ke rumah masing-masing banyak yang menonton kami. Saat berpaminta, Mr. John memberikan saran kepada Babo untuk membuka sekolah SMA, karena muridnya di sekolah ini sudah banyak. "Kami ada rencana ke sana, doakan saja semoga tercapai", jawab beliau. Kami meng-amininya.

Selanjutnya kami shilaturahim ke Sekolah Darur Rohmah. Saat kami memasukinya, tempat ini luas. Ustadzah Rina, kami memanggilnya Cece Rina menjelaskan kepada kami bahwa sekolah ini memiliki lembaga pendidikan mulai dari PAUD, TK, SD, SMP, hingga SMA, muridnya berjumlah 1000 lebih siswa dan semuanya free alias beasiswa full. "Uang untuk mengelola sekolah sebesar ini dari mana?", aku bertanya serius karena penasaran bagaimana caranya menggratiskan 1000 lebih siswa yang sekolah di sini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun