Mohon tunggu...
Bisyri Ichwan
Bisyri Ichwan Mohon Tunggu... Dosen - Simple Man with Big Dream and Action

Santri Pesantren Darussalam Blokagung Banyuwangi dan Alumni Universitas Al-Azhar Mesir. Seorang yang kagum dengan Mesir karena banyak kisah dalam Al Qur'an yang terjadi di negeri ini. Seorang yang mencoba mengais ilmu pengetahuan di ramainya kehidupan. Seorang yang ingin aktif kuliah di Universitas terbuka Kompasiana. Awardee LPDP PK 144. Doktor UIN Malang. Ketua Umum JATMAN Banyuwangi. Dosen UIMSYA Banyuwangi. Dan PP. Minhajut Thullab, Muncar, Banyuwangi.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Lika Liku ke Thailand

28 November 2024   16:09 Diperbarui: 28 November 2024   16:21 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Hanya Njenengan Mas yang punya pasport, apakah mau untuk berangkat ke Thailand?", itu adalah pertanyaan pembuka yang dilontarkan oleh Mas Najib selaku Ketua LPPM UIMSYA Blokagung beberapa hari yang lalu kepadaku. Sejak 2016 aku sudah mengabdi di kampus yang dimiliki oleh lembaga Pondok Pesantren yang dulu menggemblengku dalam ilmu agama dan akhlak, sehingga saat Mas Najib menawariku seperti itu, jawabanku tegas dan sederhana, "Siap Mas".

Dalam hitungan jam sejak aku mengiyakan tugas dari Ketuaku di LPPM UIMSYA, Beliau mengirimkan file pdf tiket pesawat dari Surabaya ke Kualalumpur dan lanjut ke Thailand untuk hari Kamis, tanggal 27 November 2024. "Untuk tiket kepulangan bagaimana Mas?", tanyaku ke Mas Najib. "Insya Allah besok kita segera kirimkan Mas", jawab beliau. 

Saat tiba waktunya, pada hari Kamis, pukul 15.00 sore hari, aku bersama istriku, meminta tolong kepada Kang Santri pondok untuk mensopiri mobilku mengantarkan ke Blokagung. Aku menghampiri Mr. John, nama yang aku terbiasa memanggil beliau sejak dulu, nama aslinya adalah Pak Ridwan, rumahnya dekat dengan rumahku, aku di Sumberberas, Beliau di Kedunggebang, hanya berjarak tidak lebih dari sekitar satu kilometer saja.

Perjalananku ke Thailand, ditemani oleh dosen lain yang bernama Mr. John tadi. Kami bersama berangkat ke Blokagung naik mobil dan sampai di lokasi kampus pada jam 4 sore. Para mahasiswa sebanyak 8 mahasiswa yang terdiri dari 4 laki-laki dan 4 perempuan yang merupakan mahasiswa pilihan dari kampus UIMSYA (Universitas KH. Mukhtar Syafaat) sudah sibuk me-repacking barang-barang yang hendak mereka bawa.

Ternyata beberapa barang yang hendak mereka bawa ke Thailand secara jumlah kilo di bagasi pesawat melebihi kapasitas yang sudah ditentukan maskapai. Seharusnya hanya 20 Kg saja. Akhirnya mereka mengatur strategi agar barang bawaan mereka tidak overload seperti yang ditentukan oleh maskapai. "Kita meeteng sebentar Mas, sebelum berangkat", Mas Najib mengajak diriku dan Mr. John untuk ngobrol sebentar perihal teknis perjalanan ke Thailand.

Jam 5 sore kami berangkat dari Blokagung ke Surabaya menggunakan mobil elf. Kami istirahat sholat maghrib dan isya' secara jamak qoshor di masjid yang berada di lokasi POM KH. Muzaki di Jember, setelah aku menghabiskan 1 gelas kopi, kami melanjutkan perjalanan dan sekitar jam 11.30 malam, kami sampai di pintu masuk Tol Probolinggo Timur. "Kita cari warung dulu mas sopir, sudah pada lapar. Enaknya di Rest Area sebelum Surabaya atau di mana?", aku menawarkan tempat untuk makan makam kepada anak-anak yang mas sopir yang membawa elf kami.

"Di warung Titin Tongas Problolinggo aja Pak", jawab Pak Sopir. "Gimana mas?", aku meyakinkan anak-anak yang duduk berselahan dengan mas sopir. "Silakan Pak, kita ikut saja", jawab mereka. Kita sepakat makan malam di warung Titin yang selama ini sudah menjadi tempat makan langganan para sopir travel, bahkan ketika kami sedang makan bersama, ada bus tujuan Jogja dari Banyuwangi yang sedang parkir untuk menurunkan para penumpangnya makan malam, yakni Bus Mila Sejahtera.

Dengan perut kenyang, dalam perjalanan dari Probolinggo ke Bandara Juanda, Surabaya yang sebenarnya lebih tepat berada di wilayah Sidoarjo, kami lebih banyak diam menikmati perjalanan. Sampai Bandara jam 1 dinihari. Saat kami selesai menata koper-koper di troli, ternyata pintu masuk keberangkatan masih tutup, banyak calon penumpang yang istirahat berkeliaran di kanan kiri pintu masuk keberangkatan pesawat internasional di Terminal dua. 

"Kopi panas mas?", ada ibu menawariku kopi dan aku sedang asyik meminum air putih yang tadi aku beli di warung yang berada di POM KH. Muzaki di Jember tadi. "Terimakasih Bu", jawabku menghormati tawaran beliau yang tidak aku iyakan. Lalu beliau menjelaskan bahwa pintu keberangkatan untuk tujuan Internasional di Terminal Dua di Bandara Juanda dibuka sekitar jam 3 dinihari. Sementara di Tiket tertulis, kami akan terbang ke Thailand dengan transit di Malaysia pada pukul 05.00 dinihari.

Anak-anak yang hendak KKN ke Thailand, mereka sibuk berfoto ria, pada kelihatan dari wajah-wajah mereka, sebenarnya mereka capek perjalanan dan mata-mata yang sayu karena kurang tidur dan mengantuk, namun rasa penasaran dan senang akan tugas KKN ke luar negeri yang lebih tepatnya ke Thailand mengalahkan rasa capek itu semua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun