"Inspirasi istilah skrupisasi itu berawal seperti halnya skrup yang berfungsi untuk mengencangkan sesuatu yang kendor. Ibarat onderdil mobil, ketika ada yang kendor, maka di skrup memakai baut, sehingga menjadi kencang lagi. Ibarat pintu atau jendela yang hendak copot, diskrup lagi, sehingga tidak copot. Nah, harapannya, adanya skrupisasi Ansor & Pagar Nusa ini menjadikan organisasi bergerak terpimpin dan terkomando. PCNU Banyuwangi dinamakan bergerak, ketika semua lembaga dan banom bergerak semuanya, bukan one man show", begitulah pesan yang bisa aku tangkap dari pesan dari Gus Makki sebagai ketua PCNU Banyuwangi saat acara skrupisasi Ansor & Pagar Nusa di Pesantren King Abdul Aziz 4 Februari pukul 13.00 hingga 17.00 tadi.
Rapat perdana telah selesai dilaksanakan di kantor PC GP Ansor kabupaten Banyuwangi, dilanjutkan dengan suksesnya rapat kerja yang dilaksanakan di vila kantor desa Tamansari yang dikepalai oleh Mas Rizal dan dipanitiai oleh Mas Alex.Â
Sebagaimana yang disebutkan oleh Gus Awi dan H. Ikhwan pada saat sambutan raker yang posisi tempatnya berada di belakang kantor desa, "Tidak seperti kepengurusan sebelumnya, yang biasanya raker di hotel, kita raker di vila dengan suasana yang syahdu dan pemandangan yang asri dan terpenting kekeluargaan dengan duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi dengan lesehan". Ditambah lagi camilan yang dibawa oleh Ndan Agus Romadlon atas pesanan Cak As'adi berupa belalang goreng 1 kg yang langsung ludes termakan.
Hasil raker akan disampaikan pada saat acara Sekrupisasi. Sekrupisasi pertama dilaksanakan siang tadi di Pondok Pesantren King Abdul Aziz yang berada di wilayah kecamatan Siliragung. Yang diundang hadir di acara ini adalah setiap pimpinan PAC Kecamatan Siliragung, kecamatan Pesanggaran, Kecamatan Bangorejo dan Kecamatan Purwoharjo. Termasuk rantingnya. Termasuk juga Satkoryon Banser dari masing-masing kecamatan tersebut hingga Satkorkelnya. Pagar Nusa juga diundang dengan konsep yang sama.
Hari Rabo, aku bersama tim Waka Deradikalisasi PC GP Ansor kabupaten Banyuwangi shilaturahim ke kantor Kasat Interkam Polresta kabupaten Banyuwangi. Sorenya, kami bersantai ngopi dan nyisha di pinggir pantai Boom Banyuwangi sembari membahas kehadiran di Skrupisasi Ansor yang akan diadakan pada hari kamis. "Mas Alex, Pak Thatet dan Gus Rizki bisa hadir?", tanyaku sambil asyik menyedot syisha dengan ditemani hujan sangat deras sekali.
Ketiganya memiliki jawaban yang berbeda. Mas Alex hari kamis memiliki agenda bertemu dengan koleganya yang berada di perusahaan Djarum termasuk urusan pekerjaan di PNPM Mandiri, sehingga bisa dipastikan tidak bisa hadir. Pak Thatet balik bertanya, "Jam berapa sampai jam berapa Gus?", "Mulai jam 1 siang hingga sore hari", jawabku. "Mohon maaf Gus, besok agendanya kordinasi dengan teman-teman panitia Diklatsar Banser Kecamatan Muncar dan siang menjelang sore, pembubaran panitia Harlah NU di kantor MWC Muncar". "Oke Pak". Gus Rizki menjadi satu-satunya yang bersedia bisa hadir setelah pulang dari mengajar di SMP.
Hari kamis jam 7 pagi, seperti biasa, aku mengirim meme informasi Rutinan Ngaji Kemisan di Pondok Pesantren Robithotul Islam dengan Pengasuh Gus Dillah. Kitab yang dikaji masih tetap "Khoshoish Ummah Muhammadiyah". Mengajak teman-teman dari MATAN Banyuwangi untuk selalu setia ikut hadir mengaji bersama jajaran pengurus PCNU Banyuwangi. Sudah sejak 2018, aku  bersama teman-teman MATAN menjadi provokator mengajak siapa saja untuk bergabung ikut mengaji, terkadang ramai yang ikut, terkadang juga hanya wajah itu-itu saja. Terpenting, tidak pernah lelah untuk mengajak dan berusaha untuk konsisten.
Pada saat pengajian dimulai jam 09.00 pagi, sebagaimana kamis-kamis sebelumnya, seringnya Gus Makki menjadi pembaca pertama. Membaca kitab karangan Abuya Sayyid Alwi Al-Maliki yang tepat pada bab tentang keutamaan Shodaqoh. Hingga sekitar hampir 1 jam beliau membaca, lalu dilanjutkan membaca kitabnya oleh Kyai Habib dari Kalibaru. Biasanya yang membaca giliran kedua setelah Gus Makki adalah Gus Dillah. Erwin yang berprofesi sebagai dukun pijat dan sedang ramai di Banyuwangi tentang didirikannya PERDUNU (Persatuan Dukun Nusantara) dan dia hendak daftar dan menjadi bagian di dalamnya memberikan kabar bahwa Gus Dillah sedang berada di Malang, sehingga pagi ini yang membaca kitab setelah Gus Makki adalah Kyai Habib langsung hingga sampai penutup dan doa sekitar jam 11 pagi.
"Saya langsung pamit Gus", aku menyalami Gus Ulil, Gus Naim, Irham, Syem, Mas Anas dan masih banyak teman-teman MATAN Banyuwangi yang lain yang sedang asyik ngobrol setelah mengaji. "Tumben pamitan Gus, hendak kemana?", tanya Gus Naim. "Menghadiri acara Skrupisasi Ansor Gus. Nyusul Gus Makki", jawabku. Tadi Gus Makki, setelah selesai membaca kitab, beliau langsung pamit undur diri dan kabarnya, beliau hendak menghadiri skrupisasi Ansor & Pagar Nusa yang perdana ini.
Rasa kantuk masih aku rasakan. Tadi di tengah pengajian, beberapa kali mata tidak bisa diajak kompromi karena kurang tidur. Awalnya aku berkeinginan untuk langsung berangkat dari Genteng ke Siliragung menghadiri acara Skrupisasi, namun akhirnya aku putuskan pulang dulu saja, sekalian mengajak Gus Rizki untuk bisa ikut hadir bersama. "Ayo ikut sarapan bersama Kyai Muwafiq Gus", tiba-tiba Erwin mengajakku usai pengajian kamis pagi. "Maaf Mas, sudah ada janji acara menghadiri sekrupisasi, lain waktu saja ya", aku meminta maaf kepadanya.