"Sudah jam 5 mas, kita pulang yuk!", hari mulai petang, istriku mengajakku pulang. Kami berjalan ke arah parkiran. Kami berjalan pelan menyusuri hutan. Hari mulai gelap. Tiba-tiba, "Mas berhenti, di depan banyak babi hutan!", aku kaget dengan suara istriku dengan nada keras yang terlihat ketakutan. Saat aku membuka kaca helm, ada puluhan babi hutan yang sedang menyeberang jalan. Aku menghentikan motor. Beberapa babi hutan yang ada di depan kami berhenti, melihat kami.
"Mas, kita kembali saja. Dia sepertinya mau menubruk kita", kata istriku penuh ketakutan. "Sudah diam saja, semoga tidak terjadi apa-apa", jawabku berusaha mantap. Lalu, ada beberapa motor yang juga berhenti di samping kami berhenti. Kami menunggu beberapa babi hutan di depan kami menyeberang. Sampai beberapa menit kami berhenti, bersabar menunggu. Akhirnya semua babi hutan menyeberang jalan dan kami lanjut berjalan kembali.
Kami shalat maghrib di sebuah masjid setelah lepas dari hutan Alas Purwo dan berjalan pelan ke rumah kembali. Sampai di rumah Pondok Pesantren Minhajut Thullab pada saat adzan isya' berkumandang. Alhamdulillah, hari ini bisa berjalan-jalan bersama istri tercinta, bisa mendapatkan foto-foto untuk 4 buku serial Mesir yang kami bawa.
Aku bisa membaca buku ke 4 berjudul "80 Coret Mesir". Aku bisa ke Mesir kembali, walaupun hanya dengan mengimajinasikannya lewat membaca. Aku rindu dengan Mesir, semoga lekas ke sana kembali. Seperti ungkapan yang terkenal itu, siapa yang pernah minum air sungai nil, suatu saat akan ke Mesir kembali. Dulu aku pernah minum air sungai nil.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H