Seiring berjalannya waktu, akan memasuki masa tua, disitulah kesetiaan diuji, apakah tetap akan cinta dan setia. Begitu juga dengan bangsa, dulu sebelum eksploitasi bangsa ini dilakukan, Indonesia adalah ijo royo-royo, bangsa ini adalah cuilan dari surga.Â
Namun, sekarang ini, banyak sekali wilayah-wilayah yang sudah rusak akibat kesalahan tangan manusianya. Namun, apakah kita tetap bisa mencintai bangsa ini dengan segala kelebihan dan kekurangan yang dimiliki?!.
Menjaga kehormatan bangsa juga hampir sama dengan menjaga kehormatan istri. Jangan sampai ada yang mengambil satu helai rambut pun darinya. Bangsa ini, satu jengkal tanah saja, bahkan rumput yang sudah mengering, tidak boleh diambil untuk bangsa yang lain. Karena kedaulatan sebuah negara adalah nomor satu. Hubbul Wathon minal Iman. Seperti yang digaungkan oleh KH. Hasyim Asy'ari agar rakyat Indonesia mencintai bangsanya.
Siang hingga sore ini, Bapak Yudi Latif mengajarkan kepada kami semua para santri untuk tidak lupa terhadap bangsa ini. Siapa lagi yang akan berjuang untuk mencintai bangsa yang besar ini kalau bukan rakyatnya, kami semuanya.Â
Jangan sampai kita baru sadar untuk mencintai bangsa ini setelah kehilangan. Sampai kapanpun, dalam kondisi apapun, kami mesti cinta bangsa ini. Kami dilahirkan di tanah ini, kami makan dari rezeki tanah ini, kami minum dari airnya bangsa ini, kami dibesarkan di tanah ini. Apakah kami akan 'meludahi' makanan kami sendiri?!.
Terimakasih Bapak Yudi Latif, terimakasih LPDP. Terimakasih Indonesia. Aku selalu mencintaimu Indonesia. Sampai kapanpun!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H