Mohon tunggu...
Bisyri Ichwan
Bisyri Ichwan Mohon Tunggu... Dosen - Simple Man with Big Dream and Action

Santri Pesantren Darussalam Blokagung Banyuwangi dan Alumni Universitas Al-Azhar Mesir. Seorang yang kagum dengan Mesir karena banyak kisah dalam Al Qur'an yang terjadi di negeri ini. Seorang yang mencoba mengais ilmu pengetahuan di ramainya kehidupan. Seorang yang ingin aktif kuliah di Universitas terbuka Kompasiana. Awardee LPDP PK 144. Program Doktor UIN Malang. Ketua Umum MATAN Banyuwangi. Dosen IAIDA Banyuwangi. Dan PP. Minhajut Thullab, Muncar, Banyuwangi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ibu Suri Presentasi

24 Oktober 2020   00:48 Diperbarui: 24 Oktober 2020   01:01 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di samping itu juga jangan sampai tergoda dengan sesuatu yang kurang penting pada saat pertengahan studi. Yang namanya belajar di luar negeri, dibiayai oleh negara, kondisi lingkungan juga mendukung, apalagi yang kuliyah di Amerika dan Eropa, tentu terkadang terlena oleh suasana.

Ketika terlena, tiba-tiba baru sadar pada saat kontrak beasiswa hendak habis. Terjebak dengan deadline. Pada akhirnya dia harus memforsir tubuh dan otaknya untuk menggarap tesis atau disertasinya. Inilah yang pada akhirnya menjadikan depresi hingga berujung pada gila. 

Kemungkinan terburuknya adalah bisa berujung pada kematian. Kasus seperti ini juga pernah terjadi. Semua kasus-kasus seperti ini sudah pernah dialami penanganannya oleh Bu Ratna, sehingga beliau berpesan kepada kami semua, agar bisa mengambil pelajaran dari cerita-cerita yang beliau utarakan.

Sebagaimana pesan yang selalu disampaikan oleh para pembicara sebelumnya, bahwa kami semuanya ini adalah orang yang beruntung. Tidak setiap negara mau memberikan beasiswa kepada rakyatnya.

Bahkan untuk negara yang sedang mengalami konflik, negara sudah sibuk mengurusi urusan dalam negerinya sendiri, butuh waktu berpuluh-puluh tahun untuk mengembalikan ke kondisi semula. Kami semua hidup di Indonesia yang damai, negara masih sanggup memberikan beasiswa pendidikan kepada rakyatnya.

LPDP tidak meminta apapun, bahkan tidak ada kontrak kerja ketika sudah menyelesaikan kuliyah nanti. Cara terimakasih kepada LPDP dan Indonesia adalah dengan lulus tepat waktu, memberikan nilai yang memuaskan, serta siap mengabdi untuk bangsa Indonesia. Bersama-sama anak bangsa yang lain ikut serta memajukan tanah air menuju Indonesia Emas 2030.

Diakui maupun tidak, masih banyak sekali PR yang mesti dibenahi di negeri ini. Seperti contoh masih adanya para koruptor yang suka mencuri uang negara. Rata-rata dari mereka bukanlah orang yang miskin secara ekonomi, namun memiliki jiwa yang rakus, tidak merasa cukup dengan rezeki yang Tuhan berikan kepadanya. Ini adalah salah satu PR besar buat para awardee LPDP untuk mengambil alih posisi strategis di negara yang selama ini dipegang oleh para koruptor itu.

Setelah melakukan sesi tanya jawab, Bu Ratna menutup presentasinya dengan sebuah pesan yang menarik, "Beasiswa LPDP adalah hutang yang harus dibayar lunas oleh awardee dengan cara lulus tepat waktu dan mendapatkan nilai yang memuaskan". Materi penyampaian tentang LPDP ini selesai tepat jam 17.00 WIB.

Acara dilanjutkan dengan by you for you. Sebagaimana namanya, acara ini adalah "Dari Kamu Untuk Kamu". Sejak di PBNU pada hari sabtu hingga minggu lalu, teman-teman sudah mempersiapkan yel-yel dari masing-masing kelompok untuk ditampilkan di acara PK ini. Inilah kesempatan untuk menunjukkan kekompakan dan keunikan dari masing-masing kelompok.

Mas Ferdian yang merupakan awardee S2 yang akan melanjutkan di Australia bersama dengan Mbak Ulfah yang akan melanjutkan S2 di United Kingdom maju sebagai pembawa acara. Setiap kelompok dipanggil satu persatu, "Kelompok yang bagus dan mendapatkan tepuk tangan paling meriah dari peserta PK, akan menjadi pemenangnya", kata kedua pembawa acara.

Seluruh kelompok maju satu persatu, dimulai dari kelompok 2, kelompok 4, kelompok 6, kelompok 1, kelompok 3, dan kelompok 5. Majunya tidak diurut sesuai nomor kelompoknya. Saya berada di kelompok 6, yakni kelompok terakhir yang bernama kelompok Sultan Agung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun