Pak Lukman juga menjelaskan secara rinci untuk mereka yang kuliyah di luar negeri. Walaupun kampus ternama terbaik se dunia sekalipun, LPDP tetap mendanainya.Â
Penerima beasiswa LPDP yang kuliyah di luar negeri, besaran jumlah untuk dana hidup bulanan disesuaikan dengan kurs mata uang dan rata-rata biaya hidup bulanan di negara tersebut, sehingga masing-masing negara memiliki acuan yang berbeda-beda. Secara rinci semuanya sudah disebutkan di dalam e-book panduan penerima beasiswa LPDP yang bisa diakses dan didownload di websitenya LPDP.
Setelah informasi yang berkaitan dengan keuangan dirasa sudah cukup disampaikan oleh Pak Lukman, Ibu Suri maju untuk menyampaikan presentasinya. Menurut cerita dari Mbak Mona yang dulu sudah pernah menjadi awardee LPDP pada saat S2, Ibu Suri atau Bu Ratna adalah termasuk pihak LPDP yang paling dekat dengan seluruh awardee, bahkan nomor beliau sudah tersebar di seluruh awardee LPDP.
Ibu Suri tidak mau presentasi sambil duduk. Beliau turun dari pentas, menyampaikan materi yang hendak disampaikan sambil berjalan dan terkadang mendekat ke peserta. Tema siang ini yang disiapkan oleh LPDP berjudul "Mekanisme Pencairan Keungan Beasiswa Pendidikan Indonesia".
Bu Ratna bercerita banyak perihal pengalaman selama ini ketika harus melayani seluruh awardee dari dalam negeri hingga luar negeri. Beberapa waktu lalu, pada saat saya baru pertama kali membuka website LPDP, seluruh awardee yang lulus dan belum lulus, berjumlah sekitar 21.000 orang.
Tentu jumlah ini akan bertambah seiring bertambah banyaknya mahasiswa S2 dan S3 yang diberikan beasiswa oleh LPDP setiap tahunnya. Satu tahun LPDP melakukan perekutran calon penerima sebanyak dua kali.
Bu Ratna dijuluki oleh para awardee dengan nama Ibu Suri karena sering dianggap sebagai dewi penolong buat teman-teman yang bermasalah ketika masih kuliyah, entah di kampus dalam negeri maupun luar negeri.
"Baru kemarin, saya mendapatkan informasi secara langsung dari awardee luar negeri, tidak saya sebutkan negaranya. Kelurahannya mengabarkan bahwa ada awardee yang mengalami stress alias gila", kata beliau.
Menurut Bu Ratna, salah satu masalah yang paling sering terjadi terhadap awardee LPDP adalah stress, terutama buat yang kuliyah di luar negeri. Kasus awardee yang gila bukan hanya satu kali dua kali saja, tapi banyak sekali.
Penyebabnya bisa bermacam-macam, mulai dari culture shock, tidak bisa beradaptasi dengan kultur masyarakat maupun gaya belajar di negara dan kampus tempat dia belajar, hingga karena tuntutan harus lulus tepat waktu dari pemberi beasiswa yakni LPDP.
Sehingga Ibu Suri memberikan satu tips agar tidak mudah stress, yakni senantiasa menjaga niat. Niat menjadi langkah yang sangat penting untuk bisa bertahan di tengah-tengah studi.