Dakwah yang khas menjadi konsentrasi Prof. Imam saat diminta untuk menjadi pembicara di forum internasional. Beliau menjelaskan bahwa dakwah itu bukan untuk menghakimi orang lain, bukan untuk menyalahkan yang lain, tetapi lebih kepada cara mengenal diri sendiri.Â
Dakwah yang khas ini beliau artikan dengan bagaimana cara mengenal diri sendiri. Jangan-jangan kita berbicara, ceramah, memberikan tausiyah ke banyak orang, sementara kita belum kenal diri kita sendiri.
Beliau bercerita saat dulu Presiden Soekarno diundang oleh Presiden Uni Soviet Nikita Khrushchev ke negaranya. Soekarno diajak keliling melihat kemajuan kota-kota yang ada di Uni Soviet oleh Khrushchev, melihat kemajuan teknologinya, memantau bagaimana majunya bidang militer, kedokteran, hingga tata ruang kota yang ada di sana.Â
Sementara pada waktu yang sama, Indonesia merupakan negara yang baru merdeka dan dianggap oleh Khrushchev harus banyak belajar dari negaranya yang menjadi pemimpin dari Blok Timur.
"Bagaimana tanggapan anda Bapak Soekarno setelah berkeliling kota?", kira-kira seperti itu pertanyaan Khruschev kepada Soekarno dengan harapan menjadapatkan jawaban yang memuaskan. Tentu, jawaban itu adalah Soekarno merasa bahwa Uni Soviet merupakan negara yang maju, teratur kotanya, dan orang-orangnya terpelajar.Â
Namun ternyata jawaban Soekarno membuat Presiden Soviet terperanjat, "Aku tidak terpesona sama sekali dengan fakta-fakta yang engkau tunjukkan tadi.Â
Karena kalian semua belum bisa memberikan kepadaku jawaban satu tiga pertanyaan ini, Dari mana asal kalian?, Siapa kalian?, dan akan ke mana kalian nanti?", menurut beliau, dari ketiga pertanyaan inilah, sampai akhirnya Khruschev luluh dan menjadi sejarah asal usul dari berdirinya Masjid Biru yang ada di Rusia, yang terkenal juga dengan nama masjid Soekarno.
Gaya dakwah seperti ini yang seharusnya dikembangkan. Dakwah dengan cara mengenal diri sendiri. Siapa yang tidak mengenal Khruschev?! Semua agama dibasmi dan ditindak tegas di negaranya. Bahkan, konon banyak bekas-bekas masjid yang akhirnya dijadikan sebagai kandang babi, namun justru Soekarno mampu menaklukkan beliau dan akhirnya berdiri masjid megah di zamannya.Â
Belum lagi kalau kita mendengar kisah ditemukan dan dibangunnya makam Imam Bukhori yang berada di Uzbekistan. Itu juga berkat gaya dakwah Presiden Soekarno.
Prof. Imam menjelaskan bahwa dalam diri manusia ada empat unsur yang paling dominan, pertama adalah unsur angin. Sifat angin itu tidak mau kelintasan, tidak mau disalip, kalo dalam istilah jawa. Unsur kedua adalah unsur air. Sifat air adalah tidak mau kerendahan. Ketiga adalah  unsur tanah yang berarti ia tidak mau kekurangan. Segala sesuatu yang diberikan kepada tanah, dia tidak akan merasa cukup.Â
Dan unsur yang keempat adalah unsur api yang berarti dia tidak mau kalah. Inilah keempat unsur yang tertanam dalam diri manusia, unsur angin, unsur air, unsur tanah, dan unsur api.